Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Bus Sekolah Ajaib

Dongeng Time: Bus Sekolah Ajaib

Pada suatu hari yang cerah, di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Ali. Ali adalah anak yang penuh rasa ingin tahu dan suka berpetualang. Setiap hari, dia berjalan ke sekolah melewati jalan-jalan desa yang berliku, sambil menikmati pemandangan sawah yang hijau. Namun, kali ini ada sesuatu yang berbeda.

Saat Ali sedang berjalan, tiba-tiba dia mendengar suara klakson yang keras dari belakangnya. Ketika dia menoleh, dia melihat sebuah bus sekolah berwarna-warni yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Di atasnya tertulis, “Bus Sekolah Ajaib.” Bus itu tampak bersinar, dan ada lampu-lampu kecil di seluruh tubuhnya yang berkelap-kelip.


“Ali!” teriak Pak Budi, sopir bus sekolah yang duduk di balik kemudi. “Ayo naik! Hari ini kita akan pergi ke tempat yang luar biasa!”


Ali ragu sejenak, tetapi Pak Budi tersenyum meyakinkan.


“Ayo, Ali! Jangan khawatir. Bus ini akan membawamu ke petualangan yang tak terlupakan!” kata Pak Budi sambil tertawa.


Dengan semangat, Ali naik ke dalam bus dan duduk di dekat jendela. Di dalam bus, ada beberapa teman sekelasnya yang juga tampak bingung tapi bersemangat. Ketika semua sudah duduk, Pak Budi memutar kunci, dan suara mesin bus pun menderu.


“Bersiaplah, anak-anak!” seru Pak Budi. “Hari ini kita akan menjelajahi tempat-tempat ajaib!”


Saat bus mulai bergerak, tiba-tiba jendela-jendela berubah menjadi layar yang menampilkan berbagai tempat indah. Ali dan teman-temannya terkejut melihat pemandangan itu.


“Apa yang terjadi?” tanya Siti, teman Ali yang duduk di sebelahnya.


“Aku juga tidak tahu!” jawab Ali, matanya berbinar-binar. “Tapi ini pasti akan menyenangkan!”


Pak Budi menekan sebuah tombol merah di dekat kemudinya, dan tiba-tiba bus pun meluncur dengan cepat. Dalam hitungan detik, mereka tiba di tempat pertama: hutan ajaib yang penuh dengan pohon-pohon raksasa dan bunga berwarna-warni.


“Ayo turun, anak-anak! Kita di Hutan Ajaib!” kata Pak Budi sambil membuka pintu bus.


Ali dan teman-temannya turun dari bus, terpesona dengan keindahan hutan tersebut. Burung-burung berwarna-warni berkicau, dan ada seekor kelinci putih yang mendekati mereka.


“Halo, teman-teman! Selamat datang di Hutan Ajaib!” sapa kelinci putih itu dengan suara lembut.


“Wah, kamu bisa bicara?” tanya Ali terkejut.


“Tentu saja, aku bisa bicara. Di hutan ini, semua hewan bisa bicara,” jawab kelinci itu sambil tersenyum. “Ayo, ikuti aku. Aku akan menunjukkan tempat-tempat indah di hutan ini.”


Kelinci itu membawa mereka berjalan-jalan di hutan, menunjukkan pohon-pohon yang berbuah permen, dan sungai kecil yang airnya berkilau seperti kristal. Mereka bahkan bertemu dengan peri-peri kecil yang melayang di udara sambil tertawa dan menyapa mereka.


Setelah puas bermain di hutan, Pak Budi mengajak mereka kembali ke dalam bus.


“Ayo, anak-anak! Kita punya banyak tempat lagi yang harus kita kunjungi!” seru Pak Budi.


Setelah semua anak masuk ke bus, Pak Budi menekan tombol hijau, dan bus pun meluncur lagi. Kali ini, mereka tiba di sebuah pantai yang pasirnya berwarna emas.


“Selamat datang di Pantai Emas!” kata Pak Budi.


“Wow, pasirnya benar-benar seperti emas!” seru Siti kagum.


Ali segera berlari ke pantai dan merasakan pasir yang lembut di kakinya. Di pantai itu, ada seekor penyu besar yang mendekati mereka.


“Halo, anak-anak! Apakah kalian ingin berenang bersama?” tanya penyu itu.


Ali dan teman-temannya tertawa dan berenang di air laut yang jernih. Mereka bermain dengan ikan-ikan kecil yang berwarna-warni dan sesekali menaiki punggung penyu besar itu.


Waktu terus berlalu, dan setelah mereka puas bermain di pantai, Pak Budi kembali memanggil mereka ke dalam bus.


“Kita masih punya satu tempat lagi sebelum pulang,” kata Pak Budi sambil tersenyum.


Pak Budi menekan tombol biru, dan kali ini, bus membawa mereka ke langit. Mereka melihat bintang-bintang berkilauan di sekitar mereka.


“Selamat datang di Negeri Awan!” kata Pak Budi.


Di Negeri Awan, mereka berjalan di atas awan yang lembut seperti kapas. Mereka bisa melihat bulan yang besar dan terang di dekat mereka. Tiba-tiba, seorang anak bintang menghampiri mereka.


“Selamat datang! Apakah kalian ingin mencoba bermain di taman bintang?” tanya anak bintang dengan senyum lebar.


Ali dan teman-temannya sangat senang. Mereka bermain di taman bintang, melompat-lompat di atas awan, dan melempar bintang-bintang kecil seperti bola.


Akhirnya, setelah seharian berpetualang, Pak Budi berkata, “Sudah waktunya kita kembali ke desa, anak-anak.”


Ali dan teman-temannya merasa sedih harus meninggalkan tempat-tempat ajaib itu, tetapi mereka tahu mereka harus pulang. Dengan satu tekanan tombol, bus ajaib pun melaju kembali ke desa.


Setibanya di desa, Pak Budi berkata, “Ingat, anak-anak. Bus ini hanya muncul bagi anak-anak yang memiliki rasa ingin tahu dan hati yang tulus. Jika kalian ingin kembali suatu hari, cukup panggil dalam hati, dan bus ini akan datang.”


Ali tersenyum dan mengangguk. “Terima kasih, Pak Budi. Ini adalah petualangan yang tak akan pernah kami lupakan.”


Pak Budi tersenyum, mengangguk, dan perlahan-lahan bus ajaib itu menghilang di kejauhan. Ali dan teman-temannya pun pulang dengan hati gembira, membawa cerita ajaib yang akan mereka kenang sepanjang hidup mereka.


Leave A Comment