Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng: Rumah Kecil di Padang Rumput

Dongeng: Rumah Kecil di Padang Rumput

Di sebuah padang rumput yang luas dan hijau, berdirilah sebuah rumah kecil terbuat dari kayu. Rumah itu dihuni oleh sebuah keluarga sederhana, yaitu ayah, ibu, dan seorang anak perempuan bernama Lila. Mereka hidup bahagia, meskipun rumah mereka jauh dari kota dan hanya dikelilingi oleh alam yang indah.

Suatu pagi, Lila bangun dengan semangat. Ia menyukai suasana pagi di padang rumput. Udara sejuk, sinar matahari lembut, dan angin yang berhembus pelan membuatnya merasa damai. Ia melangkah keluar dari rumah dan melihat bunga-bunga liar bermekaran di sekitar padang rumput. Di kejauhan, seekor kelinci berlari-lari di antara semak-semak, dan burung-burung kecil berkicau riang.


Lila: "Ibu! Ayah! Lihat, pagi ini begitu indah!" seru Lila dengan riang, berlari menuju orang tuanya yang sedang duduk di teras.


Ibu: "Iya, sayang. Padang rumput ini memang selalu cantik di pagi hari. Apakah kamu ingin membantu ibu memetik bunga hari ini?" tanya ibu sambil tersenyum lembut.


Lila: "Tentu saja, Bu! Aku suka sekali memetik bunga liar," jawab Lila dengan semangat.


Ayah Lila yang sedang memperbaiki pagar kayu di depan rumah tertawa kecil mendengar percakapan mereka.


Ayah: "Jangan lupa juga untuk memeriksa jebakan kelinci kita. Siapa tahu hari ini kita bisa menangkap kelinci liar untuk makan malam," katanya sambil menyeka keringat di dahinya.


Lila dan ibunya pun membawa keranjang dan pergi berjalan-jalan di padang rumput. Sepanjang perjalanan, mereka memetik bunga-bunga liar yang berwarna-warni. Setiap kali menemukan bunga yang cantik, Lila akan berlari ke arah ibunya dan menunjukkan temuannya.


Lila: "Ibu, lihat bunga ini! Warnanya kuning cerah, seperti sinar matahari!" seru Lila sambil menyerahkan bunga itu kepada ibunya.


Ibu: "Cantik sekali, Lila. Kamu sangat pandai memilih bunga yang indah," puji ibu sambil memasukkan bunga tersebut ke dalam keranjang.


Ketika mereka berjalan lebih jauh, mereka tiba di dekat sungai kecil yang berkelok-kelok di ujung padang rumput. Lila melihat air yang jernih mengalir dan memantulkan cahaya matahari, membuat sungai itu tampak berkilauan.


Lila: "Ibu, bolehkah aku bermain di sungai sebentar? Aku ingin merasakan airnya."


Ibu: "Tentu saja, Lila. Tapi jangan terlalu jauh, ya. Dan hati-hati dengan batu-batu licin di pinggir sungai."


Lila melepas sepatunya dan mulai berjalan perlahan ke arah sungai. Kakinya yang kecil merasakan air sungai yang sejuk menyentuh kulitnya, dan ia tertawa kecil. Di tepi sungai, ia melihat seekor ikan kecil berenang di antara bebatuan.


Lila: "Lihat, Ibu! Ada ikan di sini! Ikan kecil yang lucu!" teriaknya kegirangan.


Ibu: "Ya, sungai ini memang penuh dengan kehidupan, Lila. Alam selalu memberikan keindahannya kepada kita."


Setelah puas bermain di sungai, Lila dan ibunya melanjutkan perjalanan mereka. Mereka berhenti di dekat sebuah pohon besar yang tumbuh di tengah padang rumput. Di bawah pohon itu, mereka duduk dan menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus lembut.


Lila: "Ibu, aku sangat suka tinggal di sini. Padang rumput ini seperti rumah kedua bagiku," kata Lila sambil merebahkan tubuhnya di atas rerumputan.


Ibu: "Kami juga sangat bersyukur bisa tinggal di sini, Lila. Alam ini mengajarkan kita banyak hal. Tentang kehidupan, tentang kesederhanaan, dan tentang kebahagiaan yang tidak harus dicari jauh-jauh," jawab ibu dengan bijak.


Sore harinya, mereka kembali ke rumah. Ayah Lila sudah menyiapkan kayu bakar untuk memasak, sementara Lila membantu ibunya menyiapkan makan malam. Di dapur kecil mereka yang hangat, aroma makanan mulai tercium, menciptakan suasana yang nyaman.


Ayah: "Bagaimana hasil memetik bunganya, Lila? Apa kamu menemukan bunga yang paling cantik hari ini?"


Lila: "Tentu, Ayah! Bunga-bunga di padang rumput selalu cantik. Aku akan menaruhnya di meja makan agar kita bisa menikmati kecantikannya saat makan malam," jawab Lila sambil tersenyum.


Setelah makan malam selesai, keluarga itu duduk di depan perapian sambil berbincang-bincang. Malam itu, Lila merasa sangat bahagia. Ia tahu, meskipun rumah mereka kecil dan sederhana, padang rumput yang luas dan indah ini adalah bagian dari rumah mereka yang tak ternilai harganya.


Lila: "Ayah, Ibu, aku bersyukur kita tinggal di sini. Aku tidak bisa membayangkan hidup di tempat lain."


Ayah: "Kami juga, Lila. Rumah kita mungkin kecil, tapi kebahagiaan yang kita rasakan di sini sangat besar."


Dan begitulah, malam itu berakhir dengan damai, dan keluarga kecil itu tidur nyenyak di rumah kayu mereka di tengah padang rumput yang indah, bersyukur atas kehidupan sederhana yang penuh cinta.


Leave A Comment