Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Rahasia Unicorn

Dongeng Time: Rahasia Unicorn

Di sebuah desa kecil yang indah, dikelilingi oleh hutan lebat dan pegunungan yang menjulang tinggi, hiduplah seorang gadis kecil bernama Alina.

Alina adalah anak tunggal dari seorang petani sederhana. Setiap hari, dia membantu orang tuanya di ladang, tetapi hatinya selalu terikat pada misteri hutan di seberang desa. Orang-orang tua di desa sering bercerita tentang makhluk-makhluk ajaib yang hidup di dalamnya, tetapi ada satu cerita yang selalu membuat Alina terpesona: cerita tentang seekor unicorn legendaris yang tinggal jauh di dalam hutan.


Menurut cerita, unicorn itu memiliki kekuatan ajaib yang bisa memberikan kebijaksanaan dan kedamaian kepada siapa saja yang berhasil menemukannya. Namun, tidak ada yang pernah benar-benar melihatnya, dan banyak orang dewasa menganggapnya hanya sebagai dongeng belaka. Namun, bagi Alina, cerita itu adalah sesuatu yang lebih dari sekedar dongeng—itu adalah harapan bahwa ada keajaiban di dunia ini yang menunggu untuk ditemukan.


Suatu hari, setelah mendengar cerita unicorn dari neneknya untuk kesekian kalinya, Alina memutuskan untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukannya. Dia ingin membuktikan bahwa unicorn itu benar-benar ada. Dengan penuh tekad, Alina mengemasi bekal roti, air, dan jubahnya, lalu memutuskan untuk memasuki hutan sendirian.


Alina (berbicara pada dirinya sendiri):

"Hari ini, aku akan menemukan unicorn itu! Aku tidak takut. Aku yakin dia ada di suatu tempat di sini."


Dia berjalan dengan hati-hati, mengikuti jalan setapak yang berkelok-kelok ke dalam hutan. Semakin jauh dia masuk, semakin sunyi hutan itu. Suara angin yang berdesir di antara pepohonan dan gemerisik dedaunan menjadi satu-satunya yang menemaninya. Namun, Alina tidak takut. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menemukan unicorn itu, dan dia tidak akan berhenti sampai berhasil.


Saat siang mulai berganti sore, Alina tiba di sebuah area yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Sebuah lembah kecil tersembunyi di antara pepohonan raksasa, dengan danau kecil yang airnya sangat jernih hingga memantulkan cahaya matahari sore yang keemasan. Di tepi danau itu, dia melihat sesuatu yang berkilauan di bawah sinar matahari.


Alina (berbisik dengan takjub):

"Apa itu? Apakah itu… unicorn?"


Dengan hati-hati, Alina melangkah lebih dekat ke danau, dan di sanalah, tepat di depan matanya, berdiri seekor makhluk yang tak pernah dilihatnya sebelumnya. Seekor unicorn dengan bulu putih bersih yang memancarkan cahaya lembut, dan tanduk peraknya yang bersinar di bawah sinar matahari. Makhluk itu tampak begitu damai, begitu mulia, seolah-olah ia berasal dari dunia lain.


Unicorn (tersenyum lembut):

"Selamat datang, Alina. Aku sudah menunggumu."


Alina terkejut dan kagum. Dia tidak menyangka unicorn bisa berbicara, apalagi mengetahui namanya.

Alina (dengan suara bergetar):

"Kau… kau benar-benar unicorn? Bagaimana kau tahu namaku?"


Unicorn (mengangguk perlahan):

"Aku adalah penjaga hutan ini, dan aku mengetahui semua makhluk yang hidup di sekitarku, termasuk dirimu. Hanya mereka yang memiliki hati murni dan penuh rasa ingin tahu yang bisa menemukanku, dan kau adalah salah satunya, Alina."


Alina mendekat, matanya dipenuhi dengan rasa ingin tahu dan kekaguman.

Alina:

"Aku selalu percaya bahwa kau ada, tapi tidak ada yang percaya padaku. Mereka bilang unicorn hanya dongeng. Kenapa kau bersembunyi selama ini?"


Unicorn menatap Alina dengan lembut, matanya memancarkan kebijaksanaan yang dalam.

Unicorn:

"Aku tidak bersembunyi, Alina. Aku selalu ada di sini, tetapi hanya sedikit yang bisa melihatku. Dunia manusia seringkali dipenuhi dengan keraguan, keserakahan, dan ketakutan. Mereka yang mencari kekuatan atau keuntungan dari pertemuanku tak akan pernah menemukanku. Hanya mereka yang mencari dengan hati yang murni yang bisa melihatku."


Alina merenungkan kata-kata unicorn itu. Dia menyadari bahwa tidak semua orang memiliki hati yang bersih dan niat yang tulus, mungkin itulah sebabnya hanya dia yang bisa menemukan makhluk ini.

Alina (berpikir sejenak):

"Jadi, apakah itu berarti aku istimewa? Mengapa aku bisa melihatmu?"


Unicorn tersenyum dan mengangguk.

Unicorn:

"Kau istimewa, Alina, karena kau tidak mencari kekuatan atau keajaiban untuk dirimu sendiri. Kau datang dengan rasa ingin tahu, keberanian, dan keinginan untuk menemukan kebenaran. Itulah yang membuatmu berbeda. Dan karena itu, aku akan memberimu hadiah."


Dengan langkah lembut, unicorn mendekati Alina dan menundukkan kepalanya. Tanduknya yang berkilau menyentuh dahi Alina, dan seketika Alina merasakan kehangatan dan kedamaian menyebar ke seluruh tubuhnya. Cahaya lembut memancar dari tanduk unicorn dan menyelimuti mereka berdua.


Unicorn (berbisik lembut):

"Aku memberimu hadiah untuk melihat kebaikan di dunia, bahkan di saat-saat tergelap. Dengan kemampuan ini, kau akan selalu bisa menemukan cahaya di mana pun kau berada. Gunakan hadiah ini dengan bijaksana, Alina, karena dunia membutuhkan lebih banyak kebaikan."


Alina merasa kekuatan yang baru tumbuh di dalam dirinya. Rasanya seperti seluruh dunia terbuka di hadapannya, penuh dengan kemungkinan dan harapan. Dia menatap unicorn dengan rasa syukur yang mendalam.

Alina:

"Terima kasih, unicorn. Aku akan menjaga hadiah ini dan menggunakannya untuk membawa kebaikan ke dunia."


Unicorn tersenyum, lalu perlahan-lahan, cahaya di sekitarnya mulai meredup.

Unicorn:

"Ingat, Alina, rahasia ini bukan hanya tentang kekuatan. Ini tentang hati. Jika kau tetap menjaga hatimu murni dan berani, kau akan selalu menemukan jalanmu. Sampai kita bertemu lagi."


Dengan kata-kata itu, unicorn menghilang ke dalam cahaya, meninggalkan Alina sendirian di tepi danau. Alina menatap ke arah tempat unicorn itu menghilang, merasa bahwa hidupnya telah berubah selamanya. Dia tidak lagi merasa seperti gadis biasa dari desa kecil; sekarang dia tahu bahwa dia memiliki kekuatan untuk melihat kebaikan dan menyebarkannya kepada orang lain.


Sejak hari itu, Alina kembali ke desanya, tetapi dia tidak pernah menceritakan pertemuannya dengan unicorn kepada siapa pun. Dia tahu bahwa itu adalah rahasia yang harus dia simpan, sebuah kekuatan yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang benar-benar percaya. Namun, Alina mulai melihat dunia dengan cara yang berbeda. Dia mulai menemukan kebaikan di tempat-tempat yang tidak pernah disangka. Ketika orang-orang di sekitarnya merasa sedih, marah, atau takut, Alina selalu bisa membantu mereka melihat sisi baik dari setiap situasi.


Orang-orang di desa mulai memperhatikan perubahan pada Alina. Dia tampak lebih bijaksana, lebih tenang, dan selalu penuh dengan harapan. Anak-anak sering datang kepadanya untuk meminta nasihat, dan orang-orang dewasa pun mulai mendengarkan kata-katanya. Alina tumbuh menjadi seorang gadis yang membawa cahaya dan kedamaian ke mana pun dia pergi.


Bertahun-tahun kemudian, ketika Alina telah dewasa, dia sering duduk di tepi hutan, mengingat pertemuannya dengan unicorn. Meskipun dia tidak pernah melihat unicorn itu lagi, dia tahu bahwa makhluk itu selalu ada di suatu tempat di dalam hutan, menjaga keseimbangan dan kedamaian. Rahasia unicorn tetap hidup di dalam hatinya, dan Alina menjalani hidupnya dengan keyakinan bahwa dunia ini penuh dengan keajaiban, asalkan kita mau melihatnya dengan hati yang murni.


Leave A Comment