Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Petualangan Si Panda Penjaga Hutan Bambu

Dongeng Time: Petualangan Si Panda Penjaga Hutan Bambu

Di tengah hutan bambu yang lebat dan hijau, hiduplah seekor panda bernama Pando. Pando adalah penjaga hutan bambu, tempat tinggal banyak hewan dan tumbuhan. Pando sangat bijaksana dan selalu berusaha melindungi hutan dari segala macam bahaya.

Suatu hari, Pando sedang beristirahat di bawah pohon bambu favoritnya ketika seekor burung kecil bernama Pico datang tergesa-gesa.


Pico: "Pando, Pando! Aku punya kabar buruk!"


Pando: "Tenang, Pico. Apa yang terjadi? Ceritakan padaku."


Pico: "Ada sekelompok manusia yang datang dengan alat-alat besar. Mereka menebang pohon-pohon bambu dan merusak sarang-sarang burung. Kita harus melakukan sesuatu!"


Pando segera bangkit dan mengajak Pico untuk terbang menunjukkan lokasi para penebang pohon itu. Ketika mereka sampai di tempat tersebut, Pando melihat betapa parahnya kerusakan yang telah terjadi. Hutan bambu yang dulu asri kini menjadi berantakan dengan pohon-pohon tumbang dan sarang-sarang burung yang hancur.


Pando: "Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus menghentikan mereka."


Pico: "Tapi bagaimana caranya, Pando? Mereka kuat dan alat-alat mereka besar sekali."


Pando berpikir sejenak. Dia tahu bahwa dia tidak bisa mengalahkan manusia dengan kekuatan fisik. Lalu, dia mendapatkan ide.


Pando: "Aku punya rencana. Kita akan mengajak semua hewan di hutan ini untuk bekerja sama. Kita akan membuat suara dan gerakan yang besar sehingga para penebang pohon ketakutan dan pergi."


Pando dan Pico kemudian berkeliling hutan, mengumpulkan semua hewan yang mereka temui: kelinci, rusa, burung, monyet, bahkan lebah dan kupu-kupu. Pando menjelaskan rencananya kepada mereka.


Pando: "Kita akan membuat suara-suara keras dan membuat gerakan-gerakan besar untuk menakuti mereka. Dengan begitu, mereka akan berpikir hutan ini berbahaya dan pergi."


Semua hewan setuju dan mulai bersiap-siap. Ketika malam tiba, mereka mulai melaksanakan rencana Pando. Burung-burung berkicau keras, monyet-monyet memukul-mukul dahan pohon, lebah-lebah berdengung di sekitar telinga para penebang pohon, dan rusa-rusa serta kelinci-kelinci berlarian dengan cepat, membuat dedaunan dan ranting-ranting bergesekan menambah kesan menyeramkan.


Para penebang pohon yang


tidak siap dengan kejadian aneh ini mulai merasa ketakutan. Mereka melihat bayangan-bayangan yang bergerak cepat, mendengar suara-suara yang menyeramkan, dan merasakan hembusan angin yang dingin akibat kepakan sayap burung. Salah satu penebang pohon, bernama Budi, mulai panik.


Budi: "Teman-teman, aku tidak suka tempat ini. Terlalu banyak hal aneh yang terjadi. Kita harus pergi dari sini!"


Andi: "Aku juga merasakan hal yang sama. Hutan ini seperti hidup dan marah kepada kita."


Akhirnya, ketakutan mereka mencapai puncaknya ketika seekor monyet dengan cerdas menjatuhkan dahan besar tepat di dekat mereka, membuat suara gemuruh yang sangat keras. Penebang pohon berteriak ketakutan dan berlarian meninggalkan alat-alat mereka. Dalam sekejap, hutan bambu kembali tenang dan damai.


Pando: "Kerja bagus, teman-teman! Kita berhasil mengusir mereka. Tapi kita harus tetap waspada dan melindungi hutan ini bersama-sama."


Semua hewan bersorak gembira dan berterima kasih kepada Pando atas kepemimpinannya. Namun, Pando tahu bahwa tugasnya belum selesai. Dia harus memastikan hutan tetap aman dan mencari cara agar manusia tidak kembali lagi.


Beberapa hari kemudian, Pando mendapat ide untuk mengajak manusia berdamai dan mengajari mereka tentang pentingnya menjaga hutan bambu. Dia mendekati burung Pico lagi.


Pando: "Pico, bisakah kamu mencari tahu siapa pemimpin dari para penebang pohon itu dan mengajakku bertemu dengannya?"


Pico: "Tentu, Pando. Aku akan terbang dan mencari tahu."


Pico terbang melintasi desa-desa di sekitar hutan dan akhirnya menemukan rumah pemimpin para penebang pohon, seorang pria tua bijaksana bernama Pak Herman. Pico kembali dan memberi tahu Pando.


Pando: "Baiklah, Pico. Mari kita pergi menemui Pak Herman dan menjelaskan kepadanya."


Pando dan Pico pergi ke desa dan bertemu dengan Pak Herman. Pada awalnya, Pak Herman terkejut melihat seekor panda di desanya, tapi dia mendengarkan dengan seksama ketika Pando mulai berbicara.


Pando: "Pak Herman, saya datang untuk meminta agar Anda dan orang-orang Anda berhenti menebang pohon di hutan bambu. Hutan ini adalah rumah bagi banyak makhluk hidup, termasuk saya."


Pak Herman: "Aku mengerti, Pando. Tapi kami juga membutuhkan bambu untuk kehidupan kami. Bisakah kita menemukan cara untuk bekerja sama tanpa merusak hutan?"


Pando berpikir sejenak dan kemudian tersenyum.


Pando: "Bagaimana jika kita menanam lebih banyak bambu bersama-sama? Dengan begitu, kalian bisa mendapatkan bambu yang kalian butuhkan tanpa merusak hutan ini."


Pak Herman setuju dengan usul Pando. Mereka mulai bekerja sama dengan penduduk desa dan hewan-hewan di hutan untuk menanam bambu baru. Mereka belajar cara-cara baru untuk memanen bambu secara berkelanjutan tanpa merusak ekosistem.


Seiring waktu, hutan bambu tumbuh semakin subur dan menjadi simbol kerjasama antara manusia dan alam. Pando terus menjadi penjaga hutan yang bijaksana, memastikan bahwa harmoni antara manusia dan alam tetap terjaga.


Pando: "Dengan kerjasama dan pengertian, kita bisa menjaga keindahan hutan ini untuk generasi yang akan datang."


Dan begitulah, hutan bambu dan seluruh penghuninya hidup bahagia dan damai, berkat kebijaksanaan dan keberanian Pando, si panda penjaga hutan bambu.


Leave A Comment