Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
6 Bahaya Bayi Tidur Tengkurap, Jangan Dibiasakan, Mom!

6 Bahaya Bayi Tidur Tengkurap, Jangan Dibiasakan, Mom!

Willow Mom yang baru punya bayi mungkin bertanya-tanya, bolehkah bayi tidur tengkurap?

Saat Si Kecil tidur, ia mungkin saja berpindah posisi, dari terlentang atau menyamping menjadi tengkurap di tempat tidur. Padahal, posisi bayi tidur tengkurap berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang berbahaya, lho Mom! Yuk simak penjelasannya di bawah ini.


Bahaya Bayi Tidur Tengkurap


Setelah usia 3 bulan, biasanya bayi mulai berganti-ganti posisi tidur. Si Kecil paling suka berguling dari terlentang ke tengkurap saat tidur. Namun, sangat penting untuk menidurkan bayi dalam posisi terlentang hingga berusia satu tahun. Hal ini karena pada usia tertentu, posisi bayi tidur tengkurap justru bisa membahayakan Si Kecil. Berikut ini bahaya bayi tidur tengkurap:


1). Sindrom Kematian Mendadak


Sudden infant death syndrome atau SIDS adalah kematian mendadak pada bayi sehat berusia di bawah 1 tahun yang terjadi secara tidak terduga atau tanpa ditandai gejala apa pun. Risiko SIDS paling tinggi untuk bayi berusia 2–4 bulan, tetapi bisa terjadi kapan saja hingga usia 1 tahun. Sebuah penelitian di jurnal Pediatrics menunjukkan bahwa, bayi tidur tengkurap menjadi salah satu meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) dan mati lemas. 


Hal ini karena adanya penekanan pada saluran pernapasan saat posisi tengkurap menyebabkan bayi sulit bernapas dengan normal, sehingga mengakibatkan suplai oksigen ke otak menjadi berkurang. Pada kondisi ini, risiko terjadinya SIDS akan jauh lebih besar jika bayi belum memiliki kemampuan untuk kembali telentang dari posisi tengkurap.


2). Suhu Tubuh Bayi Meningkat


Tubuh bayi baru lahir lebih peka terhadap perubahan suhu. Jika dibandingkan dengan orang dewasa, bayi dapat menghasilkan dan kehilangan panas tubuh sebanyak 4 kali lebih banyak. Posisi bayi tidur tengkurap dapat mengganggu pembuangan panas tubuh sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuhnya.


Panas berlebih pada bayi dapat menyebabkan demam atau dehidrasi. Ketika kepanasan, Si Kecil akan merasa kurang nyaman dan lebih rewel sehingga cenderung susah tidur atau sering terbangun saat tidur. Selain itu, bayi yang kepanasan atau justru kedinginan juga bisa berisiko mengalami kematian mendadak.


3). Menyebabkan Masalah Pernapasan


Terganggunya sistem pernapasan menjadi salah satu bahaya bayi tidur tengkurap. Pasalnya, saat tengkurap bisa memberikan tekanan lebih pada rahang dan tenggorokannya Si Kecil sehingga mempersempit saluran pernapasannya. Hal ini bisa membuat bayi lebih sulit bernapas.


Selain itu, posisi tubuh tengkurap bisa membuat bayi menghirup oksigen lebih sedikit, sementara kadar karbon dioksida di dalam tubuhnya meningkat. Akhirnya, tubuh bayi bisa menjadi kekurangan oksigen (hipoksia) dan hal ini bisa memicu terjadinya SIDS.


4). Mengganggu Kesehatan Usus


Ketika bayi tidur tengkurap, bagian punggung bawah akan menahan banyak tekanan. Hal ini dapat meningkatkan risiko sciatica, yaitu kondisi nyeri yang disebabkan oleh saraf rusak atau terjepit. Tak hanya itu, melansir studi di Journal of Chiropractic Medicine menemukan masalah pada punggung bagian bawah dapat menyebabkan sembelit dan masalah usus.


5). Meningkatkan Risiko Tortikolis


Bahaya bayi tidur tengkurap selanjutnya adalah meningkatkan risiko terkena tortikolis. Tortikolis adalah gangguan otot leher yang membuat kepala miring. Biasanya, kepala pengidap miring ke arah yang berlawanan dengan dagu.


Sebab, saat bayi tidur tengkurap, secara tidak langsung otot leher dan kepala menegang, hal ini menyebabkan posisi bergeser menjadi kaku. Penanganan tortikolis pada bayi umumnya berupa peregangan otot leher. Dokter akan mengajarkan pada orangtua beberapa gerakan untuk peregangan otot leher, lalu melakukannya bersama dengan Si Kecil.


6). Nyeri pada Tulang Belakang


Posisi bayi tidur tengkurap juga bisa menyebabkan nyeri pada tulang belakang, lho. Hal ini karena posisi bayi tidur tengkurap dapat membuat lengkungan alami tulang belakang berubah, sehingga menjadi kaku dan tegang.


Terlebih, tekanan pada bagian tengah tubuh yang tidak seimbang, akibat tidur tengkurap, juga dapat membuat tulang belakang terasa nyeri. Saat tulang belakang terasa nyeri, saraf-saraf tubuh di dalamnya bisa terpengaruh. Akibatnya, ketika bangun tidur, Si Kecil bisa merasa sakit punggung, kesemutan, atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu. 


Usia Berapa Bayi Boleh Tidur Tengkurap?


Mom, meski bayi berusia 5 dan 6 bulan sudah bisa mengendalikan tubuhnya sendiri, tetapi risiko SIDS dinilai masih tinggi hingga bayi berusia 1 tahun. Berdasarkan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP), demi keamanan Si Kecil, orang tua dianjurkan untuk tetap menidurkan mereka dalam posisi terlentang hingga berusia 1 tahun.


Willow Mom tidak perlu khawatir jika menidurkan bayi telentang bisa membuat bayi tersedak karena gangguan asam lambung atau GERD. Faktanya sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan pernyataan tersebut. Karena anatomi saluran napas bayi dan refleks muntah akan mencegah bayi tersedak saat tidur.


Umumnya bayi usia 1 tahun sudah bisa berguling sendiri dari posisi tengkurap, sehingga relatif aman. Ketika merasa tidak nyaman akibat hidungnya tertutup oleh barang, bayi dapat dengan aktif mengubah posisinya. Selain itu, bila Willow Mom ingin menidurkan bayi berusia 1 tahun dalam posisi tengkurap, perhatikan juga lingkungannya.


Hindari menaruh boneka, bantal, atau selimut di sekitar tempat tidur bayi. Selain itu, jangan gunakan sprei yang longgar. Sprei yang berlipat juga dapat menyebabkan hidung bayi tertutup ketika tidur tengkurap. Nah itu dia Mom penjelasan mengenai bayi tidur tengkurap. Posisi bayi tidur tengkurap memang nyaman. Namun pastikan Moms membalikkannya ke posisi terbaik untuk bayi saat tidur.


Leave A Comment