Di suatu desa yang terletak di tengah-tengah bukit-bukit hijau, hiduplah sekelompok makhluk halus yang dikenal sebagai Harmoni. Mereka tinggal di dalam gua-gua kecil yang tersembunyi di antara pepohonan yang rimbun. Harmoni terdiri dari beragam jenis makhluk, mulai dari peri, peri kecil, hingga makhluk-makhluk kecil yang bernyala di malam hari.
Pada malam Idul Fitri, ketika bulan purnama bersinar terang di langit dan bintang-bintang berkelap-kelip, seluruh Harmoni berkumpul di Bukit-Bukit untuk merayakan hari yang penuh kebahagiaan itu. Mereka mempersiapkan segala hal dengan penuh semangat, mulai dari menyusun meja makan dengan aneka makanan lezat, hingga menyiapkan pakaian terbaik mereka.
Di antara mereka, terdapat dua sahabat akrab, seorang peri bernama Elara dan seorang makhluk kecil bercahaya bernama Lumina. Mereka telah berteman sejak lama dan selalu merayakan setiap perayaan bersama dengan penuh kegembiraan.
"Elara, apakah kamu sudah menyiapkan semua hidangan untuk malam ini?" tanya Lumina sambil melongok ke dalam dapur kecil tempat Elara sibuk mengatur hidangan.
"Ya, hampir selesai, Lumina. Aku hanya perlu menambah sedikit lagi bumbu pada sup ajaib ini," jawab Elara sambil tersenyum.
Sementara itu, di luar gua, suara nyanyian gembira mulai terdengar. Para Harmoni berkumpul di bawah sinar bulan, menari-nari dengan ringan dan melodi musik yang indah mengalun di udara. Mereka membawa alat musik tradisional mereka masing-masing, menciptakan harmoni yang menakjubkan.
Tiba-tiba, Elara dan Lumina menyadari bahwa ada sesuatu yang kurang. Mereka berdua berpandangan sebentar sebelum tersenyum penuh makna.
"Kita harus menambahkan lentera-lentera kecil di sekitar gua kita. Itu akan membuat suasana malam ini semakin magis," kata Lumina.
Elara setuju dengan gagasan itu. Mereka berdua segera mengambil lentera-lentera kecil berwarna-warni dan menggantungnya di sekitar gua mereka. Cahaya yang dipancarkan lentera-lentera itu membuat gua mereka bersinar indah di malam itu.
Ketika mereka selesai, mereka bergabung dengan rekan-rekan mereka di Bukit-Bukit. Semua makhluk halus bersuka cita, menikmati hidangan lezat dan bersenang-senang dengan tarian dan musik yang mengalun. Suasana harmoni dan persahabatan begitu kental terasa di udara.
"Ternyata malam Idul Fitri memang selalu membawa keajaiban tersendiri," ujar Elara sambil melihat ke langit yang penuh bintang.
Lumina mengangguk setuju sambil tersenyum. Mereka berdua merangkul satu sama lain, merasa bersyukur atas persahabatan mereka dan kebahagiaan yang mereka rasakan pada malam itu.
Dengan sorak-sorai kecil dan tawa yang riang, malam Idul Fitri di Bukit-Bukit berlangsung dengan penuh keindahan dan harmoni yang tak terlupakan.
Same In Category
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Yuk, Pelajari Cara Mempercepat Pembukaan 1 Ke 10 Agar Persalinan Lancar
- Yuk, Ketahui Posisi Tidur Bayi agar Tidak Gumoh!
- Yuk, Kenali Cara Mendeteksi dan Penyebab Bayi Terlilit Tali Pusar
- Yuk, Kenalan dengan Metode Gentle Birth!
- Yang Cepat Tak Selalu Baik, Ini Bahaya Bayi Duduk Sebelum Waktunya
- Willow Mom, Ini Dia Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi
- Waspadai Penyakit yang Timbul setelah Anak Berenang
- Waspadai Ancaman Hepatitis Akut Misterius yang Menyerang Anak
- Waspada! Mengenal Cacar Monyet, Wabah yang Berasal dari Afrika
Related Blogs By Tags
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Yuk, Ketahui Posisi Tidur Bayi agar Tidak Gumoh!
- Yang Cepat Tak Selalu Baik, Ini Bahaya Bayi Duduk Sebelum Waktunya
- Willow Mom, Ini Dia Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi
- Waspadai Penyakit yang Timbul setelah Anak Berenang
- Waspada! Kulit Bayi Rentan Infeksi Jamur saat Musim Hujan
- Waspada Obesitas pada Bayi, Ini Cara Mengatasinya!
- Wajib Intip! Gejala dan Cara Atasi Napas Grok Grok pada Bayi
- Wajarkah Berkeringat saat Menyusui? Ini Sebabnya!
- Wajarkah Bayi Suka Menggigit Selimut?
Leave A Comment