IDAI mengatakan, lebih dari 10 persen anak yang hidup di kota besar di Indonesia mengalami obesitas.

" />

Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Berhenti Makan Saat Kenyang, Jadi Usulan WHO Cegah Anak Obesitas

Berhenti Makan Saat Kenyang, Jadi Usulan WHO Cegah Anak Obesitas

IDAI mengatakan, lebih dari 10 persen anak yang hidup di kota besar di Indonesia mengalami obesitas.


Berbagai pengamatan menunjukkan, semakin muda usia anak mengalami obesitas makin rendah usia harapan hidupnya akibat menderita penyakit kronis degeneratif seperti diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung, stroke dan kanker.


Pada masa anak dan remaja, obesitas juga dapat mengakibatkan hipertensi, sleep apnea, masalah pernapasan, masalah postur dan perkembangan tulang ekstremitas, masalah psikososial, masalah hormonal dan sistem reproduksi, alergi dan hipersensitivitas dan masih banyak lagi.


Obesitas sebenarnya bisa diatasi dengan menurunkan asupan lemak dan karbohidrat serta meningkatkan asupan serat dan air. WHO merekomendasikan asupan buah dan sayur minimum 5 porsi sehari, disertai cukup minum tanpa gula. Mengurangi asupan minuman bergula terbukti mampu menghambat peningkatan berat badan anak obesitas.


Penting untuk mengajarkan anak mengenali rasa lapar dan rasa kenyang. Anak harus bisa membedakan antara lapar di mulut (ingin) dan lapar di perut (memang lapar), serta menyarankan mereka untuk hanya makan bila lapar (di perut). Setelah itu, anak juga harus belajar mengenali rasa kenyang sehingga bisa berhenti makan meskipun masih ingin.


Usulan sederhana tersebut diberikan setelah diketahui bahwa dorongan untuk makan pada kebanyakan penderita obesitas bukanlah rasa lapar yang sesungguhnya melainkan hanyalah dorongan keinginan untuk makan. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa pada beberapa individu sangat obes telah terjadi kecanduan makan.


Makan haruslah menjadi kegiatan yang mengandung emosi netral, tidak berkaitan dengan perasaan senang atau puas dan tentu saja tidak berkaitan dengan perasaan sedih atau tertekan.


Selain olahraga teratur, libatkan anak pada pekerjaan rumah tangga sehari-hari dan memilih untuk berjalan kaki ke tempat tujuan yang dekat dibanding harus naik kendaraan pribadi.

Leave A Comment