Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Cara Sukses Melatih Anak Toilet Training

Cara Sukses Melatih Anak Toilet Training

Anak yang mampu buang air sendiri di toilet jadi salah satu tahap perkembangan yang penting menuju kemandirian.


Setiap anak punya waktu belajar toilet training yang berbeda-beda. Namun umumnya mulai usia 18 bulan sampai 2,5 tahun.


Beberapa tanda anak siap belajar toilet training :

- Anak mulai menirukan Anda dan menunjukkan rasa tertarik untuk belajar, misalnya mengikuti Anda ke kamar mandi.

- Anak mampu mengembalikan benda-benda ke tempatnya, baik diminta ataupun tidak.

- Anak mampu menunjukkan tanda kemandirian dengan berkata tidak.

- anak mampu berjalan dan duduk dengan baik.

- anak mampu menyampaikan rasa ingin buang air (kecil atau besar).

- anak mampu melepas dan mengenakan pakaiannya.


Untuk melaksanakan toilet training dibutuhkan perencanaan yang disepakati seluruh anggota keluarga yang terlibat pengasuhan anak. Termasuk bila anak dititipkan di tempat penitipan anak. Penting untuk orang tua lebih dulu memperhatikan bagaimana perilaku dan temperamen anak untuk mulai berkenalan dengan penggunaan toilet, serta dukungan yang ia perlukan setiap saat.


Tahap toilet training meliputi penyampaian maksud buang air, melepas pakaian atau celana, buang air di toilet, membersihkan bagian tubuh sekitar tempat buang air, mengenakan pakaian kembali, menyiram toilet, dan mencuci tangan. Buatlah pengalaman belajar ini sebagai kegiatan yang bersifat alami dalam hidup sehari-hari. Dorong rasa percaya diri anak bahwa ia mampu melakukannya sendiri. Berikan pujian apabila ia berhasil pada setiap tahap. Pendekatan yang baik akan membuat anak tidak merasa dipaksa buang air di toilet. Apabila anak merasa tertekan atau tidak nyaman, ia mungkin akan menahan buang airnya. Demikian juga halnya apabila sikap Anda menunjukkan kecemasan dan harapan bahwa ia harus segera mampu mandiri.


Pada waktu-waktu tertentu seperti sakit, mungkin sesekali anak masih akan buang air di celana. Hindari reaksi berlebihan atau tekanan pada kemunduran kemampuannya. Apabila keadaan sudah kembali normal, anak akan segera kembali pada kemampuan yang sudah dicapainya.


Setelah buang air besar, jangan lupa melihat apakah kotoran yang dikeluarkan anak padat dan keras. Hal ini menyebabkan rasa sakit saat buang air dan menghambat proses belajar, karena anak akan menahan buang airnya. Ketika hal ini terjadi, perbanyak serat dalam asupan makanan anak serta minum air dalam jumlah yang cukup. Yakinkan anak bahwa buang air besar tidak menyakitkan lagi apabila kotoran yang dikeluarkan melunak.


Hal-hal penting lain yang perlu diingat selama proses toilet training adalah :


- Biasakan mengenali isyarat ketika anak akan buang air, seperti ekspresi wajah, perilaku, atau posisi tertentu. Tanyakan apakah ia ingin ke toilet saat isyarat itu timbul.


- Selalu berikan contoh, baik tentang cara duduk di toilet maupun dalam kebiasaan makan banyak serat.


- Pada awal toilet training, anak laki-laki perlu belajar buang air kecil dalam posisi duduk dulu. Belajar buang air kecil langsung dalam posisi berdiri mungkin dapat menyulitkan proses belajar duduk di toilet untuk buang air besar. Anak laki-laki juga umumnya butuh waktu lebih lama dalam proses belajar ini.


- Latihan buang air dapat dimulai satu kali sehari pada waktu yang sama, seperti setelah makan atau saat mandi, ketika anak tidak berpakaian.


- Ketika anak sudah mulai belajar mengendalikan proses buang airnya, Anda dapat mengurangi pemakaian diaper secara bertahap. Mulai kenakan celana kain biasa pada siang hari ketika anak bangun dan bermain. Kendali buang air saat tidur mungkin baru akan timbul setahun setelah anak mampu menahan buang air di siang hari.


- Ajari anak untuk buang air di malam hari sebelum tidur. Apabila ia masih sering buang air kecil di malam hari, mungkin Anda perlu mengajaknya buang air di tengah malam satu kali lagi.


- Berkonsultasilah dengan dokter anak apabila anak Anda belum dapat mengendalikan buang air saat ia berusia 7 tahun.

Leave A Comment