Dibutuhkan kesabaran Willow Mom dan kerjasama dengan profesional, ya.
Hiperaktivitas pada anak-anak seringkali menjadi tantangan bagi orang tua. Dengan begitu orang tua harus mencari cara terapi anak hiperaktif di rumah. Terlebih, karakteristik utama hiperaktivitas adalah tingkat energi yang tinggi, kesulitan untuk fokus, dan perilaku impulsif. Karakteristik ini bisa saja mengganggu kehidupan sehari-hari dan proses pembelajaran anak, Mom.
Untuk itu, yuk simak terapi anak hiperaktif di rumah sesuai arahan dr. Anggia Hapsari, Sp. K. J, Subsp. A. R. (K). Dia adalah Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Subspesialis Anak dan Remaja (Psikiatri), RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan.
Terapi Anak Hiperaktif di Rumah
Terapi anak hiperaktif di rumah memerlukan kerjasama antara tenaga profesional dan orang tua, Mom. "Terapi profesional dapat didampingi juga dengan terapi di rumah. Namun, sebaiknya hal ini dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter yang merawat Si Kecil," kata dr. Anggia Hapsari.
Nah, terapi anak hiperaktif di rumah bisa dilakukan dengan melatih kemampuan fokus Si Kecil terlebih dahulu. "Kemampuan fokus Si Kecil dapat dilatih bertahap, misalnya dengan fokus untuk mengajari satu hal dalam satu waktu dan jangan mencoba mengerjakan semuanya sekaligus," ungkapnya.
Jadi, kegiatan sebaiknya dimulai dari yang terkecil. Pilih satu hal untuk difokuskan. Jangan lupa juga untuk memuji usaha Si Kecil, Mom. Willow Mom dapat mempelajari keterampilan dan strategi pola asuh yang menggunakan penguatan positif dan disiplin yang konsisten. Hal ini untuk mengelola perilaku anak sesuai dengan perkembangan usianya.
Menurut dr. Anggia Hapsari, orang tua memiliki pengaruh paling besar terhadap perilaku Si Kecil, lho. "Hanya terapi yang berfokus pada pelatihan orang tua secara khusus saja yang direkomendasikan untuk terapi anak dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)," jelasnya.
Nah, karena anak-anak belum cukup dewasa untuk mengubah perilakunya sendiri tanpa bantuan orang tua. Mempelajari dan mempraktikkan terapi perilaku membutuhkan waktu dan usaha, tetapi memiliki manfaat jangka panjang bagi anak. "Untuk mengetahui manfaat pelatihan orang tua dalam terapi perilaku anak ADHD, orang tua sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga profesional. Seperti dokter spesialis kedokteran jiwa subspesialis anak dan remaja (psikiatri), psikolog anak, atau dokter spesialis anak subspesialis tumbuh kembang." jelas dr. Anggia.
Lalu, kapan waktu yang tepat untuk melakukan terapi anak hiperaktif di rumah? Menurut dr. Anggia, bawa Si Kecil sesegera mungkin ke dokter saat memiliki tanda-tanda hiperaktif. Bisa juga dibawa ke psikolog anak, atau dokter spesialis anak subspesialis tumbuh kembang untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, ya Mom. Dokter akan memberikan evaluasi secara keseluruhan untuk menentukkan intervensi yang tepat bagi Si Kecil.
Cara Mengajarkan Keterampilan Sosial pada Anak Hiperaktif
Beberapa hal yang dapat diajarkan soal keterampilan sosial kepada anak hiperaktif di rumah antara lain:
- Latih kemampuan Si Kecil untuk dapat menerapkan kebiasaan yang terstruktur dan terorganisir
- Terapkan sikap disiplin yang tegas, tetapi penuh dengan kasih sayang
- Membina hubungan yang sehat antara seluruh anggota keluarga juga berperan sangat penting dalam mengelola atau mengubah perilaku anak yang hiperaktif.
Rekomendasi Mainan sebagai Terapi Anak Hiperaktif di Rumah
dr. Anggia Hapsari merekomendasikan beberapa mainan yang cocok sebagai langkah terapi anak hiperaktif di rumah maupun terapi dengan tenaga profesional. Mainan yang cocok adalah mainan sensorik karena dapat memberikan efek menenangkan bagi anak dengan ADHD.
Mainan sensorik juga membuat tangan anak aktif sehingga ia dapat menyalurkan perhatian yang mudah teralihkan. Selain itu, mainan sensorik juga dapat membantu anak mengurangi perasaan bosan. Beberapa contoh mainan sensorik antara lain:
- Fidget spinner
- Rubik’s cube
- Tangle toys
- Stress Ball
- Puzzle
- Plastisin/lilin mainan
- Fidget bubble poppers
Cara Menemani Anak Hiperaktif di Rumah
Peran orang tua sangat penting bagi perkembangan anak. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya ikut terlibat dan aktif untuk terus mencari informasi mengenai ADHD. Selain itu, beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua menurut dr. Anggia Hapsari antara lain:
- Membantu si kecil menjalani terapi pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter
- Jika Si Kecil mengonsumsi obat ADHD, sebaiknya diberikan pada waktu yang dianjurkan oleh dokter. Jangan mengubah dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
- Membantu Si Kecil mengikuti terapi yang direkomendasikan oleh dokter
- Bekerja sama dengan sekolah Si Kecil mengenai kondisi yang dialaminya.
Selain menemani anak hiperaktif di rumah, orang tua juga perlu menciptakan lingkungan yang tepat bagi mereka. Nah, menurut dr. Anggia Hapsari, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung Si Kecil, orang tua dapat melakukan hal-hal berikut:
- Terapkan disiplin dengan kasih dan tujuan yang jelas
- Tetapkan ekspektasi yang jelas. Misalnya sebelum pergi ke suatu tempat, bicaralah dengan Si Kecil untuk menjelaskan bagaimana orang tua ingin ia berperilaku
- Fokuskan lebih banyak energi untuk mengajari Si Kecil mengenai apa yang harus dilakukan, daripada bereaksi terhadap apa yang tidak boleh dilakukan
- Jangan malu untuk berbicara dengan Si Kecil tentang ADHD. Bantu anak-anak memahami bahwa mengidap ADHD bukanlah kesalahan mereka dan mereka dapat mempelajari cara untuk memperbaiki masalah yang ditimbulkannya
- Habiskan waktu khusus bersama Si Kecil setiap hari. Luangkan waktu untuk berbicara dan menikmati aktivitas santai dan menyenangkan bersama Si Kecil meski hanya beberapa menit.
Dampak Anak Hiperaktif
Perkembangan emosional anak dengan hiperaktivitas biasanya belum stabil. Jadi, membuat kurangnya pemahaman Si Kecil mengenai ekspresi yang ditunjukkan pada saat berinteraksi dengan orang lain. Hal ini berisiko membuat Si Kecil mengalami perundungan, kekerasan, bahkan dijauhi oleh teman-teman dan lingkungan di sekitarnya. Dampak perilaku hiperaktivitas pada aspek sosial saat proses pembelajaran dapat mengakibatkan Si Kecil sering terlibat perkelahian dan keributan.
"Sebab, ia suka mementingkan diri sendiri, tidak dapat menunggu giliran, dan suka berjalan-jalan untuk mengganggu teman-temannya," ungkap dr. Anggia Hapsari.
Itulah informasi seputar terapi anak hiperaktif di rumah yang bisa Willow Mom ketahui berdasarkan jawaban dokter spesialis. Semoga kebingungan Willow Mom tentang terapi anak hiperaktif di rumah terjawab, ya! Meski demikian, Willow Mom tetap harus mengunjungi dokter sebelum melakukan terapi anak hiperaktif di rumah.
Same In Category
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Yuk, Pelajari Cara Mempercepat Pembukaan 1 Ke 10 Agar Persalinan Lancar
- Yuk, Ketahui Posisi Tidur Bayi agar Tidak Gumoh!
- Yuk, Kenali Cara Mendeteksi dan Penyebab Bayi Terlilit Tali Pusar
- Yuk, Kenalan dengan Metode Gentle Birth!
- Yang Cepat Tak Selalu Baik, Ini Bahaya Bayi Duduk Sebelum Waktunya
- Willow Mom, Ini Dia Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi
- Waspadai Penyakit yang Timbul setelah Anak Berenang
- Waspadai Ancaman Hepatitis Akut Misterius yang Menyerang Anak
- Waspada! Mengenal Cacar Monyet, Wabah yang Berasal dari Afrika
Related Blogs By Tags
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Yuk, Ketahui Posisi Tidur Bayi agar Tidak Gumoh!
- Yang Cepat Tak Selalu Baik, Ini Bahaya Bayi Duduk Sebelum Waktunya
- Willow Mom, Ini Dia Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi
- Waspadai Penyakit yang Timbul setelah Anak Berenang
- Waspadai Ancaman Hepatitis Akut Misterius yang Menyerang Anak
- Waspada! Kulit Bayi Rentan Infeksi Jamur saat Musim Hujan
- Waspada Obesitas pada Bayi, Ini Cara Mengatasinya!
- Wajib Intip! Gejala dan Cara Atasi Napas Grok Grok pada Bayi
- Wajarkah Berkeringat saat Menyusui? Ini Sebabnya!
Leave A Comment