Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Anak Laki-Laki yang Menggambar Kucing

Dongeng Time: Anak Laki-Laki yang Menggambar Kucing

Pada suatu pagi di sebuah desa yang damai, tinggal lah seorang anak laki-laki bernama Ario. Ario adalah seorang anak yang ceria dan penuh imajinasi. Dia sangat suka menggambar dan sering kali menghabiskan waktu luangnya di bawah pohon rindang di halaman rumahnya, dengan kertas dan pensil di tangannya.

Suatu hari, Ario duduk di bawah pohon favoritnya, dan dia merasa sangat bersemangat untuk menggambar hewan yang paling dia suka: seekor kucing. Dia mulai menggambar dengan penuh konsentrasi, dengan gerakan tangan yang penuh semangat. Garis-garis halus mulai membentuk wajah kucing, telinga yang manis, dan mata bundar yang menggemaskan.


Teman Ario, Mia, yang selalu penasaran dengan apa yang dilakukan Ario setiap harinya, melihatnya dari kejauhan dan mendekat. Mia dengan antusias bertanya, "Hai Ario, apa yang sedang kamu gambar?"


Ario tersenyum dan menunjukkan gambar setengah jadi kepada Mia. "Halo Mia! Aku sedang mencoba menggambar kucing. Aku ingin membuat gambar yang paling indah."


Mia memandang gambar itu dengan kagum. "Wow, itu terlihat sangat bagus meskipun belum selesai! Bolehkah aku duduk di sini sambil kamu melanjutkan menggambar?"


Tentu saja Ario setuju, dan mereka pun duduk bersama di bawah pohon itu. Ario kembali ke gambarannya dengan penuh semangat, menggambar dengan tekun. Sedangkan Mia, dia bertanya-tanya, "Ario, apa yang membuatmu ingin menggambar kucing?"


Ario tersenyum sambil melanjutkan menggambar. "Aku suka kucing karena mereka lincah, lucu, dan terkadang misterius. Aku ingin menangkap keindahan dan keunikan mereka dalam gambar ini."


Mia mengangguk mengerti. "Aku suka cara kamu berpikir, Ario. Kamu selalu melihat keindahan dalam hal-hal sederhana."


Sambil berbicara, gambar kucing Ario mulai terbentuk lebih lengkap. Garis-garis halus telah membentuk tubuh kucing yang elegan, dan dia mulai mewarnai bulu-bulunya dengan hati-hati. Mia menyaksikan dengan penuh kagum.


Beberapa saat kemudian, teman mereka yang lain, Rama, datang mendekati mereka. "Hai kalian berdua, apa yang sedang kalian lakukan?"


Mia menunjukkan gambar kucing Ario kepada Rama. "Lihatlah ini, Rama! Ario sedang membuat gambar kucing yang luar biasa."


Rama tersenyum. "Benar-benar bagus, Ario! Kamu memiliki bakat yang luar biasa dalam menggambar."


Ario mengangguk sopan. "Terima kasih, Rama. Aku hanya mencoba yang terbaik."


Saat matahari semakin tinggi di langit, gambar kucing itu akhirnya selesai. Ario melihat hasil karyanya dengan bangga, dan Mia serta Rama sama-sama takjub.


Rama berkata, "Ario, apakah kamu tahu? Gambar ini mengingatkanku pada kucing peliharaanku yang hilang. Aku benar-benar merindukannya."


Mia menambahkan, "Ya, dan gambar ini juga membuatku mengingatkan pada bagaimana kita selalu bersenang-senang bersama di desa ini."


Ario tersenyum lebar. "Aku senang gambar ini memiliki makna khusus bagi kalian. Ini adalah hadiah kecil dari imajinasiku."


Mereka bertiga duduk di bawah pohon itu, mengobrol dan tertawa, menghargai momen berharga yang mereka miliki sebagai teman baik. Dan di atas lembaran kertas, gambar kucing yang indah mengingatkan mereka akan keindahan persahabatan dan kekuatan imajinasi seorang anak laki-laki yang penuh semangat.


Leave A Comment