Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Anak Bergerak Lebih Lamban dari Temannya, Masih Amankah?

Anak Bergerak Lebih Lamban dari Temannya, Masih Amankah?

Tak ada ibu yang ingin anaknya mengalami gangguan tumbuh kembang. Namun sayangnya, masih sering kita lihat anak-anak yang tampak sehat fisiknya tapi gerakannya terkesan lamban dibanding teman-temannya. 


Saat bersepeda atau berlari dengan teman-temannya dia selalu tertinggal, saat berpakaian masih dibantu, bahkan bila menulis tulisannya kurang rapi dan lamban saat mengerjakan.


Istilah anak lamban ini sebenarnya masuk kategori Gangguan Perkembangan Koordinasi (GPK) atau Developmental Coordination Disorder, Moms. GPK adalah gangguan keterampilan motor (alat gerak) yang berpengaruh terhadap kemampuan untuk melakukan tugas umum sehari-hari. Gangguan ini bukan karena kelainan virus, bukan termasuk mental retardasi ataupun palsi serebral. GPK terjadi karena ketidakmampuan melakukan koordinasi antara beberapa fungsi sensoris, gerak kasar dan halus.


Bila GPK tidak tertangani, dalam jangka panjang kepercayaan diri anak akan runtuh karena dianggap anak yang ceroboh, lamban, dan kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari. Adapun gejala GPK pada anak usia pra-sekolah di antaranya sering menabrak benda, mudah jatuh saat berjalan atau berlari, makan cenderung berantakan dan lebih memilih menggunakan tangan, kesulitan dalam menggenggam pensil atau menggunakan gunting, sulit mengancingkan baju, dan mengikat tali sepatu.


Konsultasikan anak ke klinik tumbuh kembang bila ada kecurigaan GPK seperti penjelasan di atas. Deteksi dini menjadi penting agar anak bisa mendapat pelatihan yang tepat sedini mungkin untuk meminimalkan gejala dan meningkatkan kepercayaan diri. Bila terbukti anak mengalami GPK, orangtua berperan penting dalam membantu anak baik di rumah maupun di sekolah.


Hal yang dapat dilakukan orangtua menurut IDAI :


Dorong anak untuk berpartisipasi dalam olahraga yang disukainya.

Perkenalkan kegiatan individu dahulu (misal: berenang), kemudian berkelompok.

Dorong anak berinteraksi dengan temannya melalui kegiatan lain (misalnya musik, seni).

Pilihkan pakaian yang mudah dipakai atau dilepas.

Dorong anak melakukan kegiatan praktis sehari-hari terutama yang banyak menggunakan koordinasi tangan dan kaki, dan tonjolkan kelebihan anak.

Bekerja sama dengan guru, bahas kesulitan anak dan cara mengatasinya.


Guru mungkin perlu melakukan hal berikut:


Pastikan posisi anak sudah sesuai dengan meja kerjanya. Kaki anak harus menginjak lantai, lengan harus ditopang di atas meja dengan nyaman.

Menetapkan tujuan jangka pendek yang realistis untuk anak.

Menyediakan waktu ekstra bagi anak untuk menyelesaikan tugas akademik.

Memperkenalkan komputer untuk mengurangi jumlah tulisan tangan.

Fokus pada tujuan dari pelajaran yang diberikan.

Metode presentasi lain agar anak dapat menunjukkan pemahaman subjek, misalnya, menggunakan gambar untuk menggambarkan ide mereka

Leave A Comment