Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Pemanggil Tikus dari Hamelin

Dongeng Time: Pemanggil Tikus dari Hamelin

Pada zaman dahulu, di sebuah kota kecil yang bernama Hamelin, terdapat masalah besar yang mengganggu kedamaian penduduk kota. Tikus-tikus besar berkeliaran di setiap sudut, merusak persediaan makanan, dan mengancam kesehatan penduduk. Para warga menjadi semakin putus asa, mencari cara untuk mengatasi wabah tikus yang semakin merajalela.

Suatu hari, tiba-tiba muncul seorang pria misterius di tengah-tengah pasar kota. Pria itu mengenakan jubah berwarna cerah dan sebuah topi lebar yang menutupi sebagian besar wajahnya. Dia memasang senyuman misterius di bibirnya dan berdiri di atas tong kayu.


Warga: (berbisik-bisik) "Siapa dia? Apa yang dia lakukan di sini?"


Berita tentang kedatangan pria misterius ini dengan cepat menyebar ke seluruh kota, dan penduduk Hamelin mulai berkumpul di sekitar dia.


Wali Kota: (menghampiri pria misterius) "Hai, orang asing. Apa yang kamu inginkan di kota kami?"


Pria Misterius: (dengan suara lembut) "Aku adalah seorang pemanggil tikus. Saya memiliki kemampuan khusus untuk mengusir tikus-tikus yang mengganggu kota ini."


Penduduk kota pun tertawa dan meragukan klaim pria misterius tersebut.


Warga: "Pemanggil tikus? Apa itu bahkan mungkin?"


Pria Misterius: "Tentu saja, saya memiliki ilmu kuno yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Saya yakin saya bisa membantu kota ini, tetapi saya membutuhkan imbalan yang pantas."


Wali Kota: "Imbalan apa yang kamu inginkan?"


Pria Misterius: "Seribu keping emas."


Wali Kota terkejut mendengar jumlah yang besar tersebut, namun dia merasa terdesak oleh masalah tikus yang semakin parah.


Wali Kota: "Seribu keping emas... itu banyak sekali. Namun, jika kamu benar-benar bisa membantu kita, maka saya setuju."


Pria Misterius: "Bagus, kesepakatan kita telah terjalin."


Pria misterius tersebut mengeluarkan sebuah seruling dari balik jubahnya. Dia mulai memainkan melodi yang indah dan memikat. Melodi tersebut terdengar seperti nyanyian alam, merasuki udara dan mengisi seluruh kota. Tikus-tikus yang tadinya bersembunyi mulai muncul dari setiap sudut. Mereka berbondong-bondong mengikuti melodi seruling, berjalan dalam barisan dan menari-nari di belakang pemanggil tikus.


Warga: (terpesona) "Lihatlah, ini ajaib!"


Pemanggil Tikus: (memainkan seruling dengan konsentrasi) "Tikus-tikus, ikuti melodi ini, ikuti iramaku."


Melodi yang dimainkan pemanggil tikus semakin memikat tikus-tikus, hingga terlihat seperti koloni besar yang bergerak dalam irama. Mereka mengikuti pemanggil tikus ke arah sungai dan tenggelam satu per satu. Namun, tak lama setelah itu, pemanggil tikus tiba-tiba menghentikan permainan serulingnya.


Wali Kota: (terkejut) "Kenapa kamu berhenti? Mereka hampir semuanya sudah pergi!"


Pemanggil Tikus: "Waktunya telah tiba."


Pemanggil tikus menghentikan permainan seruling dan tikus-tikus pun berhenti menari. Namun, alih-alih bergerak menuju sungai, mereka kembali berhamburan ke dalam kota.


Wali Kota: (bingung) "Apa yang sedang terjadi?"


Pria misterius tersebut melepaskan topi lebar yang menutupi wajahnya, dan para penduduk kota melihat dengan kaget bahwa pria itu sebenarnya adalah seorang anak muda.


Warga: (marah) "Kamu anak kecil yang menipu kita!"


Anak Muda: (terdiam sejenak) "Saya minta maaf, saya hanya ingin membantu. Tikus-tikus seharusnya sudah lenyap, tapi saya tak bisa lagi mengontrol mereka."


Warga kota menjadi marah dan kecewa karena mereka telah tertipu. Mereka merasa frustrasi dan penasaran dengan siapa sebenarnya anak muda ini.


Wali Kota: "Kamu telah membohongi kami! Kami tidak akan membayar imbalanmu."


Anak Muda: (menunduk) "Saya mengerti, Tuan Wali Kota."


Anak muda tersebut pergi meninggalkan kota Hamelin dengan wajah sedih. Penduduk kota pun merasa tertipu dan kecewa, karena mereka tidak hanya kehilangan seribu keping emas, tetapi juga kepercayaan pada siapapun yang akan datang dengan janji manis.


Sejak saat itu, Hamelin tetap dikenal dengan kisah "Pemanggil Tikus" yang mengingatkan mereka tentang pentingnya kecerdikan, kewaspadaan, dan kepercayaan yang harus dijaga dalam setiap tindakan dan keputusan.


Leave A Comment