Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
7 Gejala Rabies pada Anak yang Perlu Diwaspadai di Tahap Awal

7 Gejala Rabies pada Anak yang Perlu Diwaspadai di Tahap Awal

Rabies termasuk salah satu penyakit yang perlu diwaspadai orang tua, terutama jika memiliki hewan peliharaan di rumah. Seperti apa saja gejala rabies pada anak yang perlu diwaspadai?

Dikutip dari laman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, rabies merupakan penyakit menular akut, menyerang susunan syaraf pusat dan akan mengakibatkan kematian, dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia.


Penyakit berbahaya ini disebabkan oleh virus jenis Lyssavirus yang terdapat dalam air liur hewan penular rabies (anjing, kucing, atau kera). Jalan penularannya yakni melalui gigitan atau luka terbuka. Penularan juga dapat terjadi ketika bahan infeksius (spesimen air liur, otak, urine, dan lain-lain) kontak langsung dengan luka di kulit.


Tahapan Timbulnya Gejala Rabies pada Anak


Ada beberapa tahapan gejala rabies pada manusia, dengan waktu bervariasi antara 2 minggu hingga 2 tahun. Namun, pada umumnya ini terjadi antara waktu 3 hingga 8 minggu. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi masa inkubasi, mulai dari jumlah virus yang masuk, tingkat kedalaman luka, lokasi gigitan, hingga kondisi imun. Tahap sampai timbul gejala yakni:


  1. Virus masuk melalui gigitan hewan
  2. Replikasi virus rabies di jaringan otot sekitar lokasi gigitan
  3. Virus masuk sistem saraf perifer
  4. Replika virus pada ganglion spinal dan terus berjalan ke atas menuju susunan saraf pusat
  5. Infeksi otak, virus replika secara cepat di sel-sel otak
  6. Virus menyebar ke berbagai jaringan dan organ, seperti kelenjar ludah, kornea dan ginjal


Gejala Rabies pada Anak


Dikutip dari laman P2P Kemenkes RI, kasus rabies sulit untuk diketahui lebih awal. Sampai saat ini, belum ada tes untuk mendiagnosis infeksi rabies pada manusia sebelum timbul gejala klinis spesifik. Termasuk seperti takut air (hydrophobia) dan/atau takut udara (aerophobia).


Tanda dan gejala rabies pada manusia, termasuk pada anak, dapat dibagi menjadi empat tahap:


  1. Stadium Permulaan (Prodormal)

    Pada tahap ini, beberapa gejala yang perlu diwaspadai di antaranya: Lemah dan lesu, nafsu makan berkurang, sulit tidur, demam seperti infeksi penyakit lainnya, sakit kepala yang berat, nyeri tenggorokan, muntah dan mual.

  2. Stadium Rangsangan (Sensoris)

    Di tahapan selanjutnya, gejala rabies pada anak yang dapat muncul yaitu: Nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada luka gigitan, cemas, dan reaksi berlebihan terhadap rangsangan sensorik.

  3. Stadium Eksitasi

    Setelah masuk tahap lebih lanjut, gejala rabies bisa terlihat semakin jelas. Anak mungkin akan tampak lebih histeris, disertai dengan gejala: Berteriak-teriak, menjambak-jambak rambut, berlari-lari dan melompat-lompat, takut air, cahaya dan bahkan suara, keluar air liur secara berlebihan, dan air mata bercucuran tak terkendali.

  4. Stadium Lumpuh (Paralisis)

    Ini merupakan tahapan terakhir, yakni ketika infeksi virus sudah semakin mengganggu sistem saraf anak: Mulut menganga, lumpuh dimulai dari bagian kaki, dan kelumpuhan pada otot pernapasan, sehingga anak sulit bernapas.


Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Digigit Hewan?


Dikutip dari Healthy Children, jika anak digigit hewan seperti anjing, kucing atau kera, segera basuh lukanya dengan air kemudian cuci dengan sabun. Jika memungkinkan, hewan tersebut harus ditangkap agar dokter hewan dapat memeriksa apakah hewan tersebut terinfeksi rabies. Namun, kecuali peralatan yang tepat tersedia, jangan mencoba menangkap hewan yang mungkin rabies. 


Semua gigitan hewan harus dilaporkan kepada tenaga kesehatan, terutama jika ada risiko rabies. Setiap gigitan hewan liar sebaiknya juga dianggap sebagai risiko rabies terlebih dahulu, sampai terbukti sebaliknya. Jika hewan tersebut adalah hewan peliharaan rumahan dan tampak sehat, dokter anak mungkin akan meminta agar hewan tersebut diamati di bawah pengawasan dokter hewan. 


Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI menyebut langkah selanjutnya yakni pergi ke Rabies Center (puskesmas atau rumah sakit) untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi. Pemberian Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi efektif dapat mencegah timbulnya gejala lebih lanjut, bahkan kematian.


Cara Mencegah Rabies


Mengingat sampai saat ini belum ada obat yang dapat digunakan untuk mengatasi rabies, segeralah ke rumah sakit terdekat bila Willow Mom atau orang terdekat terkena gigitan hewan liar atau hewan yang dicurigai rabies untuk mendapatkan penanganan. Dokter akan membersihkan luka dan memberikan suntikan berisi antirabies guna melawan virus rabies dan mencegah komplikasinya.


Bagi Willow Mom yang berisiko tinggi terpapar virus rabies, seperti pekerja di kebun binatang dan pet shop atau kerap berinteraksi dengan hewan, sebaiknya lakukan vaksin rabies. Tujuannya untuk mencegah atau mengurangi risiko terinfeksi virus rabies.


Rabies memang terdengar sangat menakutkan, tetapi sebenarnya rabies dapat dicegah dengan melakukan beberapa cara berikut ini:


  1. Lakukan vaksinasi pada hewan peliharan, seperti anjing dan kucing.
  2. Jangan biarkan hewan peliharaan berkeliaran bebas tanpa pengawasan.
  3. Hindari menyentuh hewan yang terluka atau menangkap hewan liar sendirian.
  4. Hindari hewan-hewan liar yang menunjukan gejala rabies dan laporkan segera ke dinas perhutanan terdekat.
  5. Jaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan, terutama bila Anda berinteraksi dekat dengan hewan.


Demikian ulasan tentang gejala rabies pada anak, serta langkah-langkah yang perlu dilakukan jika anak digigit oleh hewan. Selalu perhatikan kondisi lingkungan sekitar Si Kecil dan jaga kesehatan hewan peliharaan di rumah jika ada ya, Willow Mom.


Leave A Comment