Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Posisi Bayi Melintang Jelang Kelahiran: Penyebab, Tanda, dan Cara Mengatasinya

Posisi Bayi Melintang Jelang Kelahiran: Penyebab, Tanda, dan Cara Mengatasinya

  • reifita
  • Article
  • 2023-06-25
  • 1625
  • 0
Posisi bayi di dalam perut sangatlah menentukan proses persalinan. Lalu apakah posisi bayi melintang bisa berubah menjelang kelahiran?

Posisi bayi melintang bukanlah yang ideal untuk proses persalinan normal. Posisi bayi dalam kandungan melintang bisa terdeteksi lewat USG kehamilan. Apabila Anda masih punya beberapa minggu sebelum due date, masih ada cara mengatasi bayi melintang yang bisa dilakukan.


Meski demikian, upaya mengubah breech position ini tetap harus memperhitungkan pada penyebab bayi melintang. Sebaiknya, lakukan upaya yang mendapatkan lampu hijau dari dokter spesialis kandungan.


Penyebab Posisi Bayi Melintang


Menjelang persalinan, dokter akan memeriksa apakah kepala bayi sudah masuk ke area panggul atau jalan lahir. Namun ketika posisi bayi melintang, artinya kepala masih berada di bagian atas atau samping.


Ada 3 jenis posisi bayi melintang, yaitu frank, complete, dan footling. Ini bergantung pada bagaimana posisi bayi di dalam rahim. Sebenarnya dokter tidak bisa menyatakan secara pasti apa penyebab posisi kepala bayi tidak di bawah. Namun, American Pregnancy Association menyebutkan ada beberapa alasan yang mungkin mendasari, yaitu:


  1. Bukan kehamilan pertama
  2. Kehamilan bayi kembar
  3. Pernah mengalami persalinan prematur
  4. Kelebihan air ketuban (hidramnion)
  5. Kekurangan air ketuban (oligohidramnion)
  6. Bentuk rahim tidak normal
  7. Komplikasi seperti fibroid rahim
  8. Kondisi plasenta previa


Pemeriksaan antenatal care berkala dan juga pemantauan lewat USG bisa membantu dokter memperkirakan apa penyebab pastinya.


Apakah Posisi Bayi Melintang Berbahaya?


Bayi akan dianggap berada di posisi melintang atau breech ketika usia kehamilan mencapai 35-36 minggu. Pada fase ini, ukuran bayi semakin besar sehingga ruang untuk berubah posisi kian sempit. Dokter biasanya bisa merasakan apakah bayi dalam posisi melintang atau tidak dengan meraba bagian bawah perut. Selain itu, tentu terkonfirmasi lebih akurat lewat pemeriksaan USG.


Secara umum, posisi bayi melintang tidaklah bahaya hingga tiba saatnya untuk persalinan. Dalam persalinan bayi melintang, risiko bayi tersangkut di jalan lahir semakin besar. Selain itu, suplai oksigen lewat tali pusar juga rentan terputus.


Sejalan dengan hal itu, sebuah studi pada tahun 2000 terhadap 2000 ibu hamil dari 26 negara menyimpulkan bahwa persalinan C-section lebih aman bagi bayi melintang dibandingkan persalinan normal atau pervaginam. Tingkat kematian bayi dan risiko persalinan pun lebih kecil secara signifikan apabila bayi sungsang dilahirkan dengan cara C-section terencana.


Di sisi lain, The British Journal of Obstetrics and Gynecology menyimpulkan ibu hamil dengan posisi bayi melintang masih punya kemungkinan melakukan persalinan normal dipandu tenaga medis berpengalaman.


Bagaimana Cara Mengatasinya?


Jadi, apa yang sebaiknya ibu hamil lakukan apabila mengalami breech pregnancy? Berikut beberapa metode yang aman dan menjadi rekomendasi:


  1. Prosedur external version (EV)
    Prosedur EV berarti secara manual dokter akan memutar bayi sehingga posisinya tepat. Manual berarti dokter melakukan manipulasi posisi bayi dengan tangannya lewat perut ibu. Biasanya, prosedur ini dilakukan pada usia 36-38 minggu kehamilan
    Selain itu, prosedur EV akan dilakukan di rumah sakit. Perlu dua orang untuk melakukannya. Sepanjang prosedur berlangsung, bayi akan terus dimonitor untuk menghindari komplikasi.

  2. Minyak esensial
    Ada juga ibu hamil yang mengklaim kesuksesan memutar posisi bayi dengan menggunakan minyak esensial seperti peppermint. Caranya adalah dengan mengoleskannya ke perut untuk memberikan stimulasi pada bayi.
    Namun demikian, sebelum melakukan hal ini ada baiknya berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter. Beberapa jenis minyak esensial tidak aman untuk ibu hamil.

  3. Inversi
    Metode inversi juga populer untuk memancing berputarnya bayi agar siap dilahirkan. Intinya adalah memposisikan tubuh terbalik agar ada stimulasi pada janin. Contohnya bisa dengan handstand di kolam renang, menyangga pinggul dengan bantal, atau bahkan menggunakan tangga untuk meninggikan pinggul.

  4. Akupuntur
    Ada pula metode moxibustion yaitu teknik dengan menggunakan moxa sticks yang sudah diberi ekstrak tanaman mugwort. Terapis akan menggunakan alat ini dipadukan dengan teknik akupuntur tradisional untuk memberikan stimulasi agar bayi berputar. Tetap lakukan ini setelah ada lampu hijau dari dokter.

  5. Teknik Webster
    Ada pula teknik Webster yang membantu memperbaiki kondisi pinggul yang tidak lurus. Selain itu, cara ini juga membuat ligamen dan persendian di sekitar panggul menjadi lebih rileks. Harapannya, ini bisa memberi ruang untuk bayi berputar.

  6. Prenatal Yoga
    Jika ada olahraga yang sangat mungkin membantu berputarnya posisi bayi, itu adalah prenatal yoga. Ini sama dengan yoga, hanya saja dipandu oleh instruktur yang telah tersertifikasi khusus.
    Sebagian besar gerakannya memberikan ruang bagi bayi untuk bergerak, seperti cat-cow pose. Selain itu, juga memperkuat otot dasar panggul sebagai bekal persalinan. Willow Mom bisa melakukannya 10 menit di pagi dan sore hari.


Demikian informasi tentang cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengubah posisi bayi melintang jelang persalinan. Apapun cara yang dipilih, pastikan Willow Mom tetap rutin berkonsultasi dengan dokter agar tetap aman, ya!


Leave A Comment