Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Bayi Tidur Ngorok, Apakah Hal ini Normal?

Bayi Tidur Ngorok, Apakah Hal ini Normal?

Bagi orangtua baru, bayi ngorok tentu menimbulkan kepanikan, "Adakah yang salah dengan bayi yang ngorok?”

Anggota baru keluarga Willow Mom boleh saja berukuran paling mungil dari orang-orang di sekitarnya. Tapi, napasnya justru bisa jadi paling kencang. Bahkan, terkadang bayi tidur ngorok alias mendengkur. Tak perlu khawatir, jarang sekali kondisi ini merupakan gejala penyakit serius. Penyebab paling utama bayi ngorok adalah hidungnya tersumbat. Apabila ini terjadi, coba kenali gejala-gejala lain apakah bayi sedang mengalami common cold atau tidak.


Penyebab Bayi Tidur Mendengkur


Ketika bayi tertidur, napasnya kerap terdengar lebih kencang. Bahkan, suara napas ini terdengar seperti dengkuran. Terlebih, saluran pernapasan bayi masih sangat kecil sehingga kelebihan lendir atau kondisi kering sudah membuat mereka bernapas semakin keras.


Terkadang, kondisi ini terdengar seolah bayi tidur ngorok. Padahal, itu hanya suara saat mereka bernapas saja. Ketika bayi bertambah besar, suara napasnya menjadi lebih pelan. Selain itu, ada juga alasan lain yang membuat bayi terdengar seakan mendengkur, seperti:


  1. Hidung Tersumbat
    Ini adalah penyebab paling sering bayi tidur ngorok. Namun, Willow Mom tak perlu panik karena bisa melegakannya dengan memberikan saline drop. Umumnya cara ini sudah cukup efektif mengatasi hidung tersumbat
    Namun apabila cara pernapasan bayi tidak kunjung membaik, ada baiknya orang tua merekam bunyi dengkuran agar bisa dijadikan bahan diskusi ketika periksa ke dokter spesialis anak.

  2. Deviasi Septum
    Karakter anatomi seperti deviasi septum juga mungkin terjadi pada anak-anak, yaitu ketika dinding tipis di antara kedua lubang hidung posisinya tidak simetris berada di tengah. Artinya, ada bagian tulang rawan yang miring.
    Kondisi ini bisa terjadi beberapa hari setelah bayi lahir dengan prevalensi sekitar 20%. Meski demikian, kondisi ini bisa mereda dengan sendirinya ketika bayi tumbuh besar.

  3. Laryngomalacia
    Bayi tidur ngorok juga bisa jadi merupakan tanda-tanda laryngomalacia. Kondisi ini menyebabkan jaringan di kotak suara atau laring melunak sehingga bentuknya tidak sesuai. Konsekuensinya, jaringan-jaringannya bisa menutupi saluran pernapasan bahkan menutupnya.
    Kabar baiknya, 90% kondisi pada bayi ini akan mereda dengan sendirinya tanpa penanganan apapun. Umumnya, laryngomalacia tak lagi terdeteksi ketika memasuki usia 18-20 tahun.

  4. Obesitas
    Ada pula studi yang menemukan bahwa bayi atau anak-anak yang kelebihan berat badan lebih rentan mendengkur. Alasannya karena obesitas dapat membuat saluran pernapasan terhimpit. Selain itu, risiko terjadinya sleep-disordered breathing pun meningkat.

  5. Sleep-Disordered Breathing
    Ada banyak jenis kondisi sleep-disordered breathing dengan tingkat keseriusan berbeda-beda. Ada yang merupakan kebiasaan sederhana yang terjadi 2 kali setiap minggunya tanpa gejala lain.
    Di sisi lain, ada pula yang disebut dengan sleep apnea obstruktif ketika saluran pernapasan bayi berkali-kali tertutup saat terlelap di malam hari. Bukan tidak mungkin, sleep apnea ini mengganggu kualitas tidur sehingga berdampak pada kesehatan fisik hingga mental.

  6. Reaksi Alergi
    Ada beberapa kasus ketika bayi mengalami reaksi alergi dan terjadi peradangan di hidung serta tenggorokan. Apabila ini terjadi, maka akan lebih sulit untuk bernapas. Akibatnya, risiko bayi ngorok pun meningkat.

  7. Terpapar Asap Rokok
    Bukan hanya sebagai perokok pasif, bayi yang terpapar thirdhand smoke juga bisa mengalami masalah pernapasan. Ini adalah kondisi yang tidak seharusnya terjadi, karena bayi dan anak-anak berhak mendapat akses udara dan lingkungan yang bebas dari asap rokok serta residunya.


Mengorok Berbahaya, Jika ...


Beberapa tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan bahwa bayi ngorok karena masalah yang lebih besar adalah:


  1. Durasi mendengkur lebih dari 3 malam per hari
  2. Kesulitan bernapas saat tertidur
  3. Kulit tampak kebiruan
  4. Tampak lesu di pagi dan siang hari
  5. Diagnosis attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD)
  6. Obesitas
  7. Berat badan di bawah rata-rata (gagal tumbuh)


Terkait dengan penanganan, bayi yang mendengkur sesekali tidak perlu penanganan khusus karena bisa mereda dengan sendirinya. Bahkan ketika sudah menjadi kebiasaan pun, juga akan hilang ketika bayi bertambah besar. Namun ketika ada kecurigaan kondisi medis lain, dokter akan melakukan pemeriksaan dan mungkin mengambil tindakan medis sebagai cara menghilangkan ngorok pada bayi, seperti:


  1. Operasi adenotonsillectomy (untuk bayi dengan sleep apnea)
  2. Pemasangan alat positive airway pressure jika operasi tidak berhasil


Jangan lupakan pula bahwa orang tua bertanggung jawab dalam menerapkan sleep hygiene yang tepat hingga memastikan udara dan lingkungan sekitar bayi bebas dari asap rokok.


Mencegah Masalah Berkembang Menjadi Hal yang Berbahaya


Suara ngorok pada bayi bisa jadi pertanda saluran pernapasan yang bermasalah karena udara di lingkungan bayi yang tidak bersih. Berikut beberapa hal menurut website Parenting.com yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi pernapasan bayi agar lebih lega:


  1. Lakukan vacuum cleaner berkala dua hari sekali di kamar bayi. Hal ini akan mencegah risiko pencetus alergi, misalnya debu halus yang tak kentara yang menyumbat pernapasan bayi.
  2. Saat memandikan bayi dengan air hangat, biarkan uap air melonggarkan sekresi pernapasan bayi. Mama bisa memandikan bayi dengan air hangat sebelum tidur untuk membuatnya terasa nyaman.
  3. Gunakan penyedot ingus khusus bayi untuk menyedot ingus bayi.


Yang terpenting, ikutilah insting Mama jika merasa ada hal yang ganjil dengan suara ngorok bayi saat ia tidur. Segera konsultasikan dengan dokter anak untuk deteksi dini.


Tags:

Leave A Comment