Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Anak Gemuk Belum Tentu Sehat, Ini Alasannya

Anak Gemuk Belum Tentu Sehat, Ini Alasannya

Kalimat-kalimat seperti, “Wah, anaknya gemuk sekali dan sehat!” atau “Kok anaknya kurus? Kurang sehat, ya?” sudah jadi hal biasa yang didengar para orang tua. Komentar-komentar seputar berat badan buah hati, entah itu anak gemuk atau kurus, kadang selalu diangkat jadi topik utama ketika bertemu orang lain.

Tahukah Willow Mom jika anak gemuk tidak selalu berarti sehat? Indikator sehat atau tidaknya seorang anak bukan hanya sekedar dilihat dari berapa angka yang ditunjukkan pada timbangan. Namun, ada banyak sekali faktor lain yang mempengaruhi. Bahkan, anak gendut bisa terancam mengalami obesitas ketika berat badan mereka terlalu berlebihan. Dan dampaknya, kesehatan si kecil bisa terganggu.


Anak Gemuk Belum Tentu Sehat


Memang sangat menyenangkan saat melihat si kecil gemuk dengan pipi tembem yang menggemaskan. Sayangnya, hal ini tidak akan lagi menyenangkan ketika si kecil mengalami kelebihan berat badan dalam jangka waktu cukup lama. Sebenarnya, bukan perkara mudah menentukan apakah seorang anak obesitas atau tidak. Satu hal yang pasti, anak gendut akan tetap kelebihan berat badan apabila energi yang dikeluarkan lebih sedikit ketimbang yang dikonsumsi.


Menurut data dari Kemenkes RI, berdasarkan indikator RPJMN 2015-2019, sebanyak 18,8 persen anak berusia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 10,8 persen mengalami obesitas. Melansir dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak mengalami obesitas ketika berat badannya lebih dari +3 standar deviasi (SD) grafik pertumbuhan WHO, sedangkan dikatakan kelebihan berat badan atau overweight adalah ketika berat badannya lebih dari +2 SD.


Kabar baiknya, cara menurunkan berat badan anak yang gemuk tidak perlu diet, lho. Si kecil hanya perlu tumbuh lebih tinggi, sehingga dapat mencapai indeks massa tubuh (IMT) yang ideal. Willow Mom perlu memastikan si kecil mengonsumsi makanan seimbang dan mewakili setiap porsi nutrisi yang diperlukan.


Dampak Obesitas pada Kesehatan Fisik dan Mental Anak


Obesitas atau berat badan berlebih adalah kondisi medis serius yang dapat dialami oleh anak. Berat badan yang berlebihan ini berpotensi mengundang masalah kesehatan lainnya. Tidak hanya itu, kelebihan berat badan juga dipercaya bisa menurunkan kepercayaan diri si kecil dan menyebabkan depresi. Salah satu strategi untuk mencegah anak obesitas adalah menerapkan pola makan sehat dan rutin olahraga bersama keluarga. Perlu diingat, mengatasi dan mencegah obesitas pada anak sejak dini dapat menjaga kesehatannya di masa depan.


Masalah Kesehatan Akibat Obesitas


Ada banyak masalah kesehatan yang dapat muncul apabila anak mengalami obesitas. Sebagian besar masalah kesehatan akibat obesitas biasanya mulai terasa saat anak beranjak dewasa. Berikut ini beberapa masalah kesehatan yang muncul ketika si kecil obesitas:


  1. Diabetes tipe 2
  2. Gangguan makan seperti bulimia
  3. Gangguan ortopedi (masalah dengan struktur kaki)
  4. Masalah hati (termasuk perlemakan hati)
  5. Gangguan pernapasan (seperti saluran udara tersumbat)
  6. Sleep apnea (sulit bernapas saat tidur dan suka mendengkur)
  7. Kardiomiopati (masalah dengan otot jantung)


Berbagai Cara Agar Si Kecil Gemuk Sehat dan Cerdas


Bagi orang tua, memberikan makanan untuk anak merupakan prioritas utama. Memang penting, namun tidak dengan terus-menerus memberi mereka makan setiap kali meminta. Hal ini juga berlaku sejak anak masih bayi hingga tumbuh menjadi balita. Willow Mom perlu membangun pola makan dan rutinitas yang teratur, didukung dengan beberapa metode lain. Beberapa cara membuat anak gemuk sehat dan cerdas, di antaranya:


  1. Beri ASI
    Jika memungkinkan, Willow Mom perlu memberikan ASI pada anak hingga usianya menginjak 2 tahun. Air susu ibu dirancang sempurna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Selain itu, tak ada istilah terlalu banyak atau kelebihan ASI pada bayi dan anak-anak.

  2. Perbanyak Buah dan Sayur
    Tentu dengan pilihan rasa yang manis dan beragam, sereal kerap jadi menu favorit anak-anak. Namun, akan lebih baik jika mengurangi sereal dan menggantinya dengan banyak buah dan sayuran. Meski demikian, sebaiknya berikan buah dan sayuran dalam olahan aslinya. Jangan memberikan olahan jus yang sudah dikemas menjadi minuman dalam kemasan untuk mencegah anak gemuk berlebihan.

  3. Menangis Belum Tentu Lapar
    Penting untuk orang tua baru mengetahui bahwa bayi menangis belum tentu berarti mereka lapar. Ada banyak alasan mereka menangis selain ingin makan atau minum. Ketika anak menangis, sebisa mungkin cari tahu apa penyebabnya. Buat mereka merasa nyaman. Cara ini dapat menghindarkan anak dari pola yang salah. Jika setiap kali menangis anak diberi makanan, mereka bisa salah menangkap bahwa itulah yang diperlukan saat merasa lelah atau bosan.

  4. Tidak Makan Berlebihan
    Sebaiknya hindari obsesi ingin memberi makan anak dalam porsi besar. Memang memuaskan rasanya ketika masakan yang sudah dibuat dengan susah payah bisa habis tuntas tanpa bersisa. Masalahnya, hal yang tidak kalah penting adalah membaca sinyal ketika anak merasa kenyang. Ketika mereka tidak lagi antusias dengan makanan di depannya, jangan paksakan untuk menghabiskan makanan.

  5. Banyak Bergerak
    Anak gemuk bisa juga terjadi karena jarang bergerak atau beraktivitas. Bahkan sejak bayi sudah kuat menyangga lehernya sendiri, saat itulah mereka sudah bisa mulai ‘berolahraga’. Contohnya dengan tummy time, merangkak, hingga mereka bisa berjalan dan berlari.
    Ada banyak stimulus yang bisa dilakukan orangtua untuk membuat anak mereka aktif bergerak dan mengantisipasi anak gemuk karena kelebihan berat badan. Hal ini akan membantu mewujudkan anak gemuk ideal.

  6. Ganti Cemilan Tinggi Kalori
    Alih-alih memberi anak camilan tinggi kalori, gantilah dengan memberinya buah-buahan segar dan air putih di antara jadwal makan. Hal ini akan membuat anak merasa lebih kenyang dan tidak makan berlebihan nantinya.

  7. Kurangi Konsumsi Gula
    Makanan manis umumnya disukai anak-anak, bahkan orang dewasa saja suka. Meski demikian, ada baiknya Anda tidak terlalu banyak memberikan makanan atau camilan manis, seperti biskuit dan coklat, untuk anak-anak gemuk. Hal ini juga berlaku untuk minuman yang diberi pemanis buatan.

  8. Kurangi Garam
    Sama seperti gula, garam juga bisa sama berbahayanya. Makanan di restoran atau makanan siap saji biasanya tinggi kandungan gula dan garam. Jika indra perasa mereka terbiasa dengan makanan yang gurih, maka bukan tidak mungkin itulah yang akan selalu mereka minta.
    Akan jauh lebih baik memberikan makanan olahan rumahan yang sehat dan terjamin kebersihannya. Jika tidak ada tenaga atau waktu untuk melakukannya, cari alternatif catering untuk anak yang benar-benar terpercaya.

  9. Hindari Distraksi saat Makan
    Sebaiknya hindari distraksi seperti menonton televisi atau gadget terutama bagi anak yang sudah bisa makan sendiri (usia balita). Makan sembari melakukan aktivitas lain akan meningkatkan risiko overeating atau makan terlalu banyak. Lagi-lagi, pola ini harus dibangun sejak dari lingkungan keluarga.
    Tidak perlu repot-repot menghitung berapa kalori yang diberikan untuk anak setiap kali mereka makan. Anak-anak gemuk maupun kurus pun belum benar-benar bergantung pada hitungan indeks massa tubuh (IMT).

  10. Pastikan Kebutuhan Tidur Anak Tercukupi
    Tahukah Anda kalau kurang tidur dapat menyebabkan anak gendut? Dikutip dari Mayo Clinic, saat kebutuhan tidur anak tidak tercukupi, ketidakseimbangan hormon bisa terjadi dan menyebabkan nafsu makan meningkat. Alhasil, anak jadi makan berlebihan dan berat badannya meningkat.
    Aspek paling krusial adalah membangun pola makan dan lingkungan yang mendukung mereka mendapatkan berat badan ideal. Bukan hanya saat masih kecil, namun hingga sepanjang hidup mereka. Pola makan yang sehat dan tepat menjadi bekal bagi mereka.

Leave A Comment