Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Benarkah Bayi Wajib Memakai Sarung Tangan Bayi?

Benarkah Bayi Wajib Memakai Sarung Tangan Bayi?

Orangtua biasanya memakaikan sarung tangan pada bayi baru lahir hingga ia berusia kira-kira 3 bulan.

Jika melihat apa saja barang kebutuhan bayi baru lahir, daftarnya bisa sangat panjang. Ada yang benar-benar penting, ada yang pula yang belum tentu demikian, salah satunya seperti sarung tangan bayi. Sarung tangan mungil ini dianggap perlu untuk melindungi wajah dan bagian tubuh lainnya dari tercakar tanpa sengaja.


Memang bayi bisa memiliki kuku yang panjang dan tumbuh dengan cepat. Itulah mengapa penting bagi orang tua atau pengasuh untuk tahu cara potong kuku bayi yang tepat. Seperti halnya topik lain seputar parenting di dunia, selalu ada perdebatan: apakah sarung tangan bayi benar-benar diperlukan atau tidak?


Sarung Tangan Bayi, Wajibkah?


Biasanya, orang tua akan memakaikan sarung tangan bayi saat anak baru lahir hingga berusia sekitar 2-3 bulan. Alasan utamanya untuk melindungi wajah bayi dari risiko tercakar kukunya sendiri. Namun ketimbang harus memakaikan sarung tangan bayi, lebih baik jika orang tua selalu memotong kuku bayi secara berkala sehingga tidak ada risiko menimbulkan luka sama sekali.


Jika masih merasa takut memotong kuku bayi baru lahir, cari waktu yang tepat saat bayi terlelap. Lakukan dengan pemotong kuku khusus bayi dan jangan lupa menghaluskan (trim) kukunya setelah selesai dipotong.


Sarung Tangan Bayi Membatasi Stimulasi Motorik


Telapak tangan bayi adalah salah satu bagian tubuh yang bisa menerima stimulasi motorik dan sensorik sejak awal usianya. Artinya, bayi perlu menggunakan kedua tangan mereka secara bebas untuk perkembangan maksimal. Mereka bisa belajar mengenal tekstur benda yang berbeda-beda lewat sentuhan pada telapak tangan. Jika memakai sarung tangan bayi seharian, tidak akan ada stimulus yang dirasakan lewat tangannya.


Selain itu, sejak baru lahir pun bayi sudah menggunakan bantuan kedua tangannya untuk memegang benda di sekitarnya. Misalnya untuk memegang boneka lembut yang ada di sampingnya. Atau, saat memegang payudara ibu ketika menyusu. Jika tertutup sarung tangan bayi, mereka tidak bisa merasakan atau mengetahui bagaimana posisi payudara ketika akan menyusu. Terlebih, bayi baru lahir biasanya masih belajar perlekatan yang tepat. Begitu pula dengan sang ibu yang masih beradaptasi belajar menyusui dengan tepat.


Tidak Tahu Sinyal Bayi Lapar


Bahaya mengenakan sarung tangan bayi lain yang mungkin luput diperhatikan adalah tidak bisa tahu sinyal saat bayi merasa lapar. Salah satu refleks yang biasa dilakukan bayi saat lapar adalah mengisap jempol atau jari lainnya. Jika tertutup sarung tangan bayi, maka refleks ini sulit terjadi. Bahkan orang tua atau pengasuh juga tidak tahu sinyal bayi sedang lapar. Memang bayi akan memberi sinyal yang lebih jelas dengan menangis, namun ini adalah sinyal yang paling akhir.


Biasanya, sinyal paling awal adalah gerakan mulut bayi yang mencari-cari payudara. Ketika sudah menangis, ada kemungkinan bayi menjadi lebih senewen dan gerakannya lebih tidak terkontrol. Lagi-lagi, hal ini bisa menyebabkan luka cakar di wajah jika kuku belum dipotong.


Jadi, Perlukah Menggunakan Sarung Tangan Bayi?


Sarung tangan bayi memang diproduksi dan dipasarkan untuk menjaga agar kuku bayi tidak mencakar wajahnya. Namun dibandingkan dengan hal-hal yang jadi terbatasi karena sarung tangan, lebih baik membiarkan tangan bayi bebas bereksplorasi. Namun tentu ada konsekuensinya, harus selalu memastikan kuku bayi tidak panjang dan aman jika tanpa sengaja terkena wajah atau bagian tubuh bayi lainnya.


Tak hanya itu, kedua tangan mungil itu juga dapat membantu perlekatan mulut bayi dan areola payudara dengan lebih baik saat menyusu. Jadi, ketimbang mengalokasikan budget perlengkapan bayi untuk beli sarung tangan bayi, lebih baik mengalihkannya ke alat potong kuku yang berkualitas.


Leave A Comment