Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Kenali Tanda Bahaya Ketika Berpuasa di Masa Kehamilan

Kenali Tanda Bahaya Ketika Berpuasa di Masa Kehamilan

Meski diizinkan, ibu hamil wajib tahu tanda kapan ia harus membatalkan puasanya. Salah satunya bisa dilihat dari frekuensi buang air kecil yang semakin sedikit.

Ibu hamil seringkali khawatir saat akan menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Salah satunya karena takut dengan kondisi tubuh dan janinnya. Tapi, ibu hamil yang kandungannya dalam kondisi sehat diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa. Kondisi ibu hamil yang berpuasa harus benar-benar sehat dan fit, termasuk telah berkonsultasi dengan dokter yang menanganinya. Namun, ibu hamil juga perlu mengetahui tanda yang mengharuskan mereka untuk membatalkan puasa. Ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, serta mencegah terjadinya komplikasi kehamilan.


Berbagai Tanda Ibu Hamil Harus Membatalkan Puasa


Ada beberapa kelompok orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa saat bulan Ramadhan, salah satunya ibu hamil dan menyusui. Namun, kalau merasa sehat dan telah disetujui oleh dokter, maka ibu hamil juga boleh berpuasa. Dengan catatan, tidak memaksakan diri dan perhatikan kondisi tubuh jika merasa lemas. Agar tidak kebablasan dan memaksakan diri, ada beberapa tanda ibu hamil harus membatalkan puasa, yaitu:


  1. Tubuh Sangat Lemas

    Ada kalanya sebagian besar orang merasa lemas saat puasa. Namun, saat ibu hamil merasa pusing, lemah, kelelahan, dan merasa ingin pingsan ini adalah tanda ia harus segera membatalkan puasanya.
    Biasanya, ini terjadi pada ibu yang berpuasa saat hamil muda karena masih beradaptasi dengan perubahan tubuh, seperti morning sickness, tubuh lemas, dan lain-lainnya. Segera berbuka puasa dengan mengonsumsi air putih, makanan manis, dan makanan asin.

  2. Dehidrasi

    Puasa di bulan Ramadhan membuat seseorang harus menahan haus dan lapar sampai waktunya berbuka. Namun, saat ibu hamil merasa sangat haus, lebih jarang buang air kecil, urine berwarna gelap, mulut kering, serta timbul gejala dehidrasi lainnya, ini adalah sinyal untuk membatalkan puasanya.
    Apabila memaksakan diri untuk tetap menjalani puasa, ini bisa meningkatkan risiko infeksi saluran kemih atau komplikasi kehamilan lainnya. Sebaiknya, persiapkan diri dengan mengatur jumlah asupan cairan saat berbuka puasa dan waktu sahur untuk mencegah dehidrasi saat puasa di bulan Ramadhan.

  3. Mimisan

    Mimisan saat hamil adalah kondisi yang umum terjadi. Ini disebabkan oleh perubahan hormon, peningkatan volume darah atau mengalami alergi. Namun, apabila mimisan terjadi saat puasa, terus-menerus, disertai kelelahan ekstrim, pingsan, dan kulit pucat, ibu hamil harus segera membatalkan puasa. Alasannya, karena hal tersebut bisa menjadi gejala anemia pada ibu hamil atau bahkan dehidrasi.

  4. Berat Badan Menurun

    Penurunan berat badan pada trimester pertama kehamilan sebenarnya hal yang normal ketika hamil. Akan tetapi, apabila pada saat trimester kedua atau ketiga kehamilan terjadi penurunan berat badan yang signifikan pada ibu yang berpuasa, ini adalah tanda untuk segera membatalkan puasa.
    Kondisi ini bisa menyebabkan bayi dalam kandungan tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Akibatnya, perkembangan bayi di dalam kandungan berisiko kurang optimal. Berat badan lahir bayi yang rendah juga bisa terjadi apabila ibu memaksakan puasa padahal berat badan sudah turun di trimester kedua atau ketiga.

  5. Sakit Perut Parah

    Sakit perut saat hamil yang tidak kunjung sembuh, menusuk, atau kram juga menjadi tanda ibu harus membatalkan puasa. Begitu juga saat sakit perut parah disertai perdarahan, pusing, muntah, dan demam. Sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter kandungan untuk mencegah komplikasi kehamilan, seperti kehamilan ektopik, solusio plasenta, preeklamsia, hingga keguguran.

  6. Kehamilan yang Berisiko

    Setiap kehamilan berisiko bagi ibu dan bayi dalam kandungan. Termasuk saat ibu mempunyai faktor seperti obesitas, diabetes, diabetes gestasional, penyakit autoimun, hipertensi, dan lain-lainnya.
    Namun, dalam kondisi tertentu ibu hamil berisiko tinggi juga bisa saja diperbolehkan berpuasa oleh dokter. Dengan catatan, ibu harus membatalkan puasa jika muncul gejala, seperti:  perdarahan, sakit kepala parah, nyeri atau kram perut di bagian bawah, penurunan aktivitas janin, nyeri atau terbakar saat buang air kecil, diare, penglihatan kabur, pembengkakan di wajah, tangan atau jari, demam, dan muntah terus-menerus.


Tips Membuat Puasa di Masa Kehamilan Lebih Mudah


Beberapa tips di bawah ini akan membantu ibu hamil untuk tetap merasa nyaman saat menjalani puasa di masa kehamilan. Diantaranya:


  1. Tetap berada di tempat yang sejuk, ibu hamil akan cepat mengalami dehidrasi dan ini bisa berdampak buruk bagi janin.
  2. Jadwalkan rutinitas harian ibu dan tempatkan lebih banyak porsi untuk beristirahat di saat puasa.
  3. Hindari berjalan jauh atau membawa sesuatu yang berat.
  4. Pilih makanan bernutrisi seimbang untuk pilihan menu buka puasa dan sahur.
  5. Kurangi aktivitas dan pekerjaan apapun sebisa mungkin.


Setiap orang mempunyai kondisi kesehatan dan kehamilan yang berbeda-beda. Maka dari itu, keputusan untuk berpuasa saat hamil tetap perlu dipikirkan dengan matang. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika ingin puasa. Pastikan kondisi kesehatan ibu dan bayi juga terus dipantau oleh dokter selama berpuasa.


Leave A Comment