Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Mitos vs Fakta: Olahraga di Masa Hamil

Mitos vs Fakta: Olahraga di Masa Hamil

Dulu, saat memasuki masa kehamilan, ibu hamil diminta untuk mengurangi banyak kegiatan, salah satunya untuk menghindari olahraga. Namun, kini fakta menunjukkan hal berbeda.

Banyak bahasan mengenai mitos vs fakta kehamilan yang mungkin sering Willow Mom dengar. Salah satunya olahraga yang kerap dikaitkan dengan kemungkinan menyakiti bayi di dalam akndungan. Ya, tidak sedikit ibu hamil menghindari olahraga dengan alasan berisiko keguguran hingga kehamilan bermasalah. Bahkan, ada yang mengatakan kalau Willow Mom tidak dianjurkan olahraga saat merencanakan kehamilan. Pasalnya, olahraga dianggap sebagai penyebab Willow Mom sulit mendapatkan keturunan. Benarkah demikian?


Dampak Positif Olahraga saat Hamil


Ibu hamil sangat disarankan untuk berolahraga karena olahraga akan memberikan dampak positif bagi Willow Mom maupun bagi janin di dalam kandungan. Ibu hamil perlu memiliki fisik yang aktif di masa kehamilan. Hal ini memberikan manfaat yang sangat banyak, termasuk meningkatkan kualitas kehamilan dan mempermudah persalinan. Ini adalah solusi yang menguntungkan baik bagi ibu maupun bagi janin.


Beberapa poin di bawah ini akan menjelaskan apa yang aman dan tidak aman untuk dilakukan saat berolahraga di masa kehamilan. Namun, Willow Mom perlu konsultasi dahulu pada dokter sebelum mengikuti beberapa kegiatan olahraga di masa kehamilan. Karena memang ada ibu hamil yang tidak bisa melakukan olahraga di masa hamil karena kondisi tertentu.


Mitos atau Fakta: Jangan Biarkan Detak Jantung Ibu Melebihi 130 Ketika Berolahraga saat Hamil


Mitos. Pada dasarnya, jangan gunakan target angka detak jantung ketika ibu hamil berolahraga karena standar dan kondisinya akan berbeda-beda. Berolahraga dengan target detak jantung adalah konsep yang sudah lama.


Ibu hamil yang berolahraga disarankan untuk menggunakan konsep rate of perceived exertion (RPE). Ini mengukur seberapa keras olahraga ibu hamil berdasarkan apa yang mereka rasakan. Ibu hamil disarankan melakukan olahraga golongan ringan hingga rata-rata. Jangan pernah memaksakan diri untuk berolahraga terlalu keras di saat hamil dan harus lebih sensitif mengenai gejala yang ibu rasakan pada tubuh.


Mitos atau Fakta: Tidak Aman untuk Melakukan Olahraga yang Berkaitan dengan Perut


Mitos. Para ahli mengatakan bahwa ibu hamil boleh melakukan olahraga ringan hingga rata-rata, meskipun berkaitan dengan perut karena bisa memberikan banyak manfaat bagi ibu. Rahim dan perut ibu harus kuat di masa kehamilan, melakukan olahraga yang berkaitan dengan perut tidak hanya menolong di masa kehamilan, namun juga memudahkan saat melahirkan dan saat pemulihan.


Meskipun olahraga yang terkait dengan perut itu penting dilakukan pada masa kehamilan, namun ibu juga perlu menyesuaikan cara melakukan olahraga tersebut. Pasalnya, bagian perut ibu sudah tidak seefisien sebelumnya. Jangan lupa untuk konsultasikan kepada dokter mengenai olahraga terbaik bagi ibu di masa kehamilan. Contoh olahraga yang terkait dengan perut dan aman bagi ibu hamil adalah sit up, posisi Cobra pada yoga, dan sitting knee lift.


Mitos atau Fakta: Jika Ibu adalah Seorang Pelari Sebelum Hamil, Ibu Tetap Bisa Meneruskan Olahraga Lari Ketika Hamil


Fakta. Selama kondisi ibu dan kandungan sehat, para ahli menyarankan ibu untuk melakukan olahraga lari ringan di masa kehamilan hingga menjelang melahirkan, terutama jika ibu memang merupakan seorang pelari aktif sebelum hamil.


Namun perlu diingat, jangan menargetkan jarak, waktu maupun denyut jantung seperti apa yang ibu lakukan sebelum masa kehamilan. Konsultasikan dengan dokter mengenai perencanaan olahraga ibu juga beberapa hal yang perlu diwaspadai ketika berolahraga.


Mitos atau Fakta: Kehamilan Bisa Menimbulkan Kecenderungan Lebih Untuk Ibu Mengalami Cedera


Fakta. Di masa kehamilan, tubuh ibu menghasilkan hormon yang disebut sebagai relaxin. Hormon ini berfungsi untuk membantu melubrikasi sendi agar proses persalinan menjadi lebih mudah. Ketika sendi terlalu longgar, maka risiko terjadinya cedera akan semakin tinggi. Hindari aktivitas apapun yang memerlukan gerakan dari sendi dan otot yang mendalam. Ibu hamil harus berhati-hati akan porsi fleksibilitas tubuh ketika berolahraga untuk mencegah terjadinya cedera.


Mitos atau Fakta: Tidak Semua Olahraga Aman untuk Dilakukan pada Masa Kehamilan


Fakta. Olahraga membutuhkan keseimbangan seperti bersepeda atau bermain ski, termasuk pada olahraga kontak seperti sepak bola. Semua contoh olahraga yang disebutkan di atas berisiko mengganggu kehamilan. Setelah memasuki usia kehamilan 4 bulan, maka keseimbangan ibu akan terganggu. Selain itu, jangan biarkan tubuh berada posisi yang tidak stabil. Hindari olahraga dan aktivitas yang membutuhkan keseimbangan yang baik.


Nah, itu tadi beberapa mitos dan fakta yang perlu diperhatikan ketika ibu hamil memutuskan untuk tetap berolahraga. Jadi, pastikan Willow Mom tahu batasan tubuh, ya!


Leave A Comment