Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Kancil dan Jerapah yang Suka Menindas

Dongeng Time: Kancil dan Jerapah yang Suka Menindas

  • reifita
  • Article
  • 2023-03-25
  • 13101
  • 0
Alkisah, di suatu hutan yang diramaikan oleh beragam hewan, terdapat seekor jerapah yang kerap bersikap semena-mena.

Tidak hanya merasa paling hebat dan gagah, ia juga sering menindas hewan-hewan lain, seperti sebuah kejadian yang menimpa domba dan kambing di sekitar sungai. Pada saat itu, domba dan kambing merasa sangat haus. Mereka pun berjalan menuju sungai dan meminum langsung air sungai yang sangat segar itu.


Keduanya tampak ceria mendapatkan kesegaran dari air sungai yang jernih. Tetapi, keceriaan itu tidak berlangsung lama ketika jerapah mendatangi mereka.


“Kenapa kalian seenaknya saja meminum air sungai ini?” tanya jerapah dengan nada bicara yang angkuh.


“Ini kan bukan sungai milikmu.” Domba berusaha tampil berani melawan jerapah.


“Tetap saja, aku adalah hewan paling hebat di hutan ini. Sudah seharusnya, kalian izin terlebih dahulu kepada.” ujar jerapah.


Kambing hanya diam ketika jerapah menunjukkan kesombongan itu dengan mendorong tubuhnya menjauhi sungai. Domba pun ikut mengalah dan bersama dengan kambing meninggalkan sungai.


Keesokan harinya, domba dibuat kesal ketika ia mencari makan. Tiba-tiba saja, jerapah datang dan menggosokkan tangannya dengan kasar ke bulu domba.


“Bulumu bisa membuat kuku milikku berkilau.” ujar jerapah kepada domba.


Domba hanya bisa kembali menahan amarahnya karena jika ia melawan, jerapah bisa saja membentak dan mendorong tubuh kecilnya. Ternyata, bukan hanya domba, kambing juga ikut merasakan sikap jerapah yang tidak menyenangkan. Saat ia sedang mengumpulkan rumput, jerapah tanpa seizin kambing menghabiskan rumput itu.


“Kau memang hewan paling rajin di sini. Kumpulkan terus rumput yang banyak untukku, ya.” kata jerapah dengan angkuh kepada kambing.


Kambing hanya bisa menangis dan bercerita kepada domba. Saat keduanya sedang berbagi keluh kesah, kancil datang menghampiri mereka.


“Apa yang jerapah sombong itu perbuat kepada kalian?” tanya kancil.


“seperti biasa, dia berperilaku semena-mena, bahkan memakan habis rumput yang dikumpulkan kambing.” jawab domba.


Kancil yang ikut kesal mendengar curahan hati domba dan kambing, segera menemui jerapah. Ia menantang hewan sombong itu untuk menunjukkan seberapa cepat ia mampu berlari.


“Kau kecil dan pendek, kancil. Tidak mungkin kau bisa menandingi kecepatanku.” ucap jerapah dengan sombong.


“Lihat saja, jerapah. Aku pasti bisa.” jawab kancil tak kalah sombong.


Perlombaan dimulai. Kancil berlari dengan cepat menyusuri berbagai pepohonan, bahkan kubangan berisi air hujan di sekitar sungai. Meskipun langkahnya panjang, jerapah mengalami kesulitan menyeimbangi kegesitan si kancil. Malam telah meninggi, saat jerapah mulai merasa lelah, ia tersandung ranting pohon. Hal ini membuatnya melukai kepalanya sendiri.


“Kau terjatuh?” tanya kancil untuk memastikan. Suasana gelap membuatnya kesulitan melihat luka jerapah.


“Iya, aku terkena ranting pohon.” jawab jerapah sambil menahan rasa sakitnya.


Dengan tenaga yang seadanya, kancil membawa jerapah ke salah satu bagian hutan. Tidak lama setelahnya, domba dan kambing yang baru saja kembali dari kebun buah bertemu dengan kancil serta jerapah.


“Ada apa dengan dia?” tanya domba pada kancil karena jerapah sudah terlalu lemas untuk ditanya-tanya.


“Dia terjatuh karena ranting pohon.” jawab kancil.


Mendengar jawaban dari kancil, domba dan kambing segera membawakan ramuan untuk mengobati luka jerapah.


“Mengapa kalian sangat baik? Padahal, aku sering mengerjai kalian.” Jerapah menyesal dengan segala sikap buruknya.


“Bagaimanapun tingkahmu yang kurang baik itu, kita sesama penghuni hutan ini harus saling menolong”, ucap kambing disetujui oleh domba.


“Maafkan aku. Aku berjanji akan bersikap lebih baik kepada kalian bahkan seluruh hewan di hutan ini.” ucap jerapah penuh penyesalan.


Semenjak kejadian itu, jerapah berubah menjadi hewan yang paling baik di hutan. Kambing dan domba sangat bersyukur karena bisa menyadarkan jerapah terhadap hal buruk yang dulu kerap ia lakukan kepada penghuni hutan.


Leave A Comment