Tak sedikit orang tua yang memprioritaskan karbohidrat sebagai komposisi utama makanan anak.
Semata-mata agar si anak merasa kenyang namun sayangnya kebutuhan gizi tidak terpenuhi. Sebagai panduan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), konsumsi ideal sumber protein anak usia 12-23 bulan di antaranya telur 2-3 butir/hari, daging ayam/ikan 80-120 gram/hari, 75-90 gram hati ayam.
Sedangkan sumber lemaknya meliputi 50 gram santan per kali makan atau dengan 1 sendok teh margarin/mentega/minyak goreng per kali makan. Bisa juga diganti minyak kelapa, minyak jagung atau minyak kedelai. Untuk sayur dapat diberikan 1/3 gelas (setelah dimasak) per harinya. Buah-buahan dapat diberikan ½ potong atau ¼ gelas buah segar dan sebagai pelengkap dapat diberikan produk olahan susu sapi seperti yoghurt sekitar 2 sampai 3 gelas per hari (1 porsi = 250 ml).
Banyak orang tua yang mengeluh anaknya tidak banyak makan sayur dan buah. Faktanya, terlalu banyak konsumsi serat justru dapat menghambat penyerapan zat gizi penting pada bayi. Hal ini yang tidak banyak diketahui orang tua. Seringkali orang tua membanggakan anaknya yang doyan makan buah dan sayur, namun sangat jarang sekali mereka membanggakan anaknya makan sumber protein hewani. Sebagai makanan selingan, camilan dapat diberikan di sela-sela waktu makan utama, namun jaraknya jangan terlalu dekat dengan waktu makan berikutnya.
Pada umumnya anak usia 1-3 tahun seringkali mengalami kesulitan makan, jadi orang tua perlu menyiasatinya dengan memberikan menu makanan yang berbeda baik dari segi penampilan atau rasa agar lebih menarik dan tetap memperhatikan aturan makan yang benar pada anak. Pemberian suplemen berupa vitamin bukanlah pengganti makanan serta bukan merupakan solusi yang utama untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Suplemen hanya bersifat sebagai tambahan atau pelengkap pada asupan anak.
Orang tua juga harus cermat dalam memilih, menyimpan serta mengolah bahan makanan agar aman dikonsumsi, terutama dalam masa pandemi ini kita dianjurkan untuk seminimal mungkin pergi membeli bahan makanan. Maka orang tua terutama ibu harus berusaha untuk mengolah bahan makanan hingga benar-benar matang agar terhindar dari bakteri atau virus berbahaya. Bahan mentah terutama daging sapi, unggas, ikan laut dan cairan yang ditimbulkannya dapat mengandung mikroba patogen berbahaya yang dapat mencemari bahan makanan lainnya selama pengolahan dan penyimpanan.
Peningkatan higienis diri sendiri, yakni sering mencuci tangan sesuai anjuran yang tepat dalam masa pandemi Covid-19 menjadi hal yang sangat mutlak bagi setiap orang, terlebih orang tua/ibu dalam mempersiapkan bahan makan agar kebersihannya tetap terjaga. Selain itu kebersihan seluruh permukaan yang kontak dengan makanan dan alat pengolahannya juga perlu diperhatikan supaya tidak menjadi sumber penularan penyakit.
Same In Category
Related Blogs By Tags
- Waspadai Ancaman Hepatitis Akut Misterius yang Menyerang Anak
- Varian Omicron Sudah Sampai Surabaya, Ini Nutrisi Jaga Imun Anak Saran IDAI
- Usia Berapa Anak Boleh Minum Fresh Milk? Begini Penjelasan Dokter
- Unik, Peralatan Makan Anak Ecorascals Terbuat dari Bambu
- Tubuh Anak Pendek, Apakah Pasti Akibat Stunting? Ini Jawabannya
- Traffic Light Diet, Apa Itu?
- Tips Mengatasi Anak Selective Eater
- Tips Membuat Anak Nyaman Pakai Masker
- Tanda Anak Menolak Makan Sudah Berbahaya, Kapan Harus Segera ke Dokter?
- Tahukah Moms, Ini Beda Picky Eater dan Selective Eater
Leave A Comment