Suatu hari, dua putra raja berkeliling dunia untuk mencari peruntungan. Tetapi, mereka menjalankan kehidupan yang sia-sia, jadi tidak dapat kembali lagi ke istana. Sehingga, saudara laki-laki mereka, yang kurcaci, pergi mencari kedua saudaranya.
Namun, ketika si kurcaci menemukan saudara-saudaranya, mereka hanya menertawakannya, berpikir bahwa dia yang masih sangat muda dan sederhana, ingin berkeliling dunia. Sementara dua saudaranya yang jauh lebih bijaksana, tidak mampu melanjutkannya.
Meski demikian, pada akhirnya mereka memulai perjalanan bersama, hingga sampailah di sarang semut. Kedua kakak laki-laki si kurcaci, mendorongnya ke bawah untuk melihat bagaimana semut-semut malang yang ketakutan berlari sambil membawa telur-telur mereka.
Tapi, si kurcaci berkata, “Biarkan mereka menikmati hidupnya, aku tidak akan membiarkanmu menyusahkan mereka.”
Jadi mereka pergi dan sampai di sebuah danau, dimana banyak bebek berenang. Kedua bersaudara itu ingin menangkap dua bebek dan memanggangnya. Tapi kurcaci itu berkata, “Biarkan mereka menikmati hidupnya, kamu tidak boleh membunuh mereka.”
Selanjutnya, mereka sampai ke sarang lebah di pohon berlubang dan ada begitu banyak madu sampai mengalir ke batangnya. Kedua bersaudara itu ingin menyalakan api di bawah pohon dan membunuh lebah untuk mendapatkan madunya. Tetapi, kurcaci menahan mereka dan berkata, “Biarkan serangga cantik menikmati hidupnya, aku tidak bisa membiarkanmu membakarnya.”
Akhirnya, ketiga bersaudara itu tiba di sebuah kastil, dan ketika mereka melewati istal atau kandang kuda, mereka melihat kuda-kuda yang bagus berdiri disana. Tetapi, kuda-kuda tersebut terbuat dari batu dan tidak ada seorang pun yang terlihat.
Kemudian, mereka melewati semua ruangan sampai tiba di sebuah pintu dengan tiga kunci, tetapi di tengah pintu ada sebuah lubang, sehingga mereka bisa melihat ke kamar sebelah. Mereka melihat seorang kakek tua abu-abu kecil duduk di meja. Lalu, tiga bersaudara itu memanggilnya hingga dua kali, tetapi si kakek tidak mendengar. Namun, saat mereka memanggilnya untuk ketiga kali, si kakek pun bangkit dan keluar menghampiri mereka.
Si kakek tidak mengatakan apa-apa, tetapi dia memegang mereka dan membawanya ke meja indah yang dipenuhi dengan segala macam makanan enak. Ketika mereka makan dan minum, kakek pun membawa mereka ke kamar tidur masing-masing.
Keesokan paginya, si kakek datang ke anak tertua dan membawanya ke meja batu, dimana ada tiga surat yang berisi penjelasan tentang cara kastil itu bekerja. Surat pertama berkata, “Di dalam hutan, di bawah lumut, terletak seribu mutiara milik putri raja, mereka semua harus ditemukan. Dan, jika satu hilang saat matahari terbenam, dia mencarinya akan berubah menjadi batu.”
Kakak laki-laki tertua berangkat dan mencari mutiara sepanjang hari. Tetapi saat malam tiba, dia tidak berhasil menemukan semua mutiara, sehingga berubahlah dia menjadi batu seperti yang diramalkan. Hari berikutnya, saudara kedua melakukan tugas yang sama, tetapi dia juga tidak berhasil menemukan semua mutiaranya. Sehingga berubahlah juga dia menjadi batu.
Akhirnya, tiba giliran si kurcaci dan dia melihat ke dalam lumut, tetapi sangat sulit untuk menemukan mutiara dan pekerjaan ini sangat melelahkan baginya. Jadi, dia duduk di atas batu dan menangis, Ketika duduk disana, raja semut yang hidupnya telah dia selamatkan datang untuk membantunya.
Dengan pasukan 5.000 semut, tidak lama kemudian, semut-semut itu menemukan semua mutiara dan meletakkannya di tumpukan. Lalu, lanjut ke surat kedua, isi suratnya berkata, “Kunci kamar tidur sang putri harus diambil dari danau.”
Dan ketika kurcaci itu sampai di tepinya, dia melihat dua bebek yang hidupnya telah dia selamatkan sedang berenang dan mereka pun menyelam untuk segera membawa kunci dari bawah danau.
Tugas ketiga adalah yang paling sulit. Sebab dia harus menebak putri bungsu dari tiga putri raja. Sementara mereka semua cantik dan wajahnya sama. Tetapi, si kurcaci diberi tahu bahwa yang tertua telah makan sepotong gula, yang kedua minum sirup manis, dan yang termuda makan sesendok madu. Jadi, dia harus menebak siapa yang memakan madu itu.
Kemudian, datanglah ratu lebah yang telah diselamatkan oleh kurcaci dari api, dan dia mencoba bibir ketiga putri. Tetapi akhirnya, dia duduk di atas bibir orang yang memakan madu. Jadi kurcaci itu tahu mana yang termuda.
Dengan demikian, mantra itu rusak dan semua yang telah berubah menjadi batu bangun dan kembali ke bentuknya semula. Dan kurcaci itu pun menikahi sang putri bungsu dan menjadi raja setelah kematian ayahnya. Dua saudara laki-lakinya juga menikah dengan dua saudara perempuan si putri bungsu.
Same In Category
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Yuk, Pelajari Cara Mempercepat Pembukaan 1 Ke 10 Agar Persalinan Lancar
- Yuk, Ketahui Posisi Tidur Bayi agar Tidak Gumoh!
- Yuk, Kenali Cara Mendeteksi dan Penyebab Bayi Terlilit Tali Pusar
- Yuk, Kenalan dengan Metode Gentle Birth!
- Yang Cepat Tak Selalu Baik, Ini Bahaya Bayi Duduk Sebelum Waktunya
- Willow Mom, Ini Dia Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi
- Waspadai Penyakit yang Timbul setelah Anak Berenang
- Waspadai Ancaman Hepatitis Akut Misterius yang Menyerang Anak
- Waspada! Mengenal Cacar Monyet, Wabah yang Berasal dari Afrika
Related Blogs By Tags
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Yuk, Ketahui Posisi Tidur Bayi agar Tidak Gumoh!
- Yang Cepat Tak Selalu Baik, Ini Bahaya Bayi Duduk Sebelum Waktunya
- Willow Mom, Ini Dia Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi
- Waspadai Penyakit yang Timbul setelah Anak Berenang
- Waspada! Kulit Bayi Rentan Infeksi Jamur saat Musim Hujan
- Waspada Obesitas pada Bayi, Ini Cara Mengatasinya!
- Wajib Intip! Gejala dan Cara Atasi Napas Grok Grok pada Bayi
- Wajarkah Berkeringat saat Menyusui? Ini Sebabnya!
- Wajarkah Bayi Suka Menggigit Selimut?
Leave A Comment