Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Kisah Dua Anak Burung Garuda, Panca dan Syila

Dongeng Time: Kisah Dua Anak Burung Garuda, Panca dan Syila

Alkisah, ada dua anak garuda bernama Panca dan Syila. Dua kakak-beradik ini dikenal sebagai sosok yang ceria dan pandai.

Sayangnya, mereka punya sifat yang buruk, yaitu sombong dan nakal. Panca sering menyombongkan kelebihannya dan mengejek hewan lain yang dianggap lebih rendah darinya. Sementara Syila dikenal suka mengganggu dan menjahili hewan yang lain.


Suatu hari, Panca bertemu dengan Wekwek si Bebek. Wekwek ingin sekali bertemu dengan Panca. Namun, Panca malah mengejek Bebek karena fisik mereka yang berbeda.


“Aku tidak akan berteman denganmu. Lihat dirimu! Kamu tidak bisa terbang setinggi aku. Dan lihat kakimu! Kakimu bentuknya seperti kaki katak,” ucap Panca seraya tertawa mengejek Wekwek.


Belum sampai di situ, Panca juga menyombongkannya kemampuannya. “Lihat kakiku! Kakiku kuat dan aku bisa terbang tinggi. Tidak sepertimu, Wekwek.”


Wekwek pun tampak sedih akibat kata-kata tersebut. Namun, Panca terlihat tidak peduli dan langsung meninggalkan Wekwek. Di tempat lain, terlihat Syila sedang menjahili Wokwok si Kodok yang asyik bersantai di dekat pohon kelapa.


“Eh, Wokwok, awas! Di depanmu ada ular!” teriak Syila tiba-tiba.


Wokwok pun kaget dan berlari karena ketakutan. Karena terburu-buru, ia pun menabrak pohon kelapa. Kepalanya pun tertimpa buah kelapa yang jatuh. Bukannya menolong, Syila malah tertawa karena berhasil menjahili Wokwok. Tawanya makin kencang saat melihat kepala Wokwok jadi benjol karena tertimpa buah kelapa.


Wokwok pun pulang dengan perasaan sedih. Di jalan, ia bertemu dengan Wekwek yang juga sedih karena diejek oleh Panca. Mereka pun saling bercerita tentang kejadian yang baru mereka alami. Mereka menduga mungkin saja Panca dan Syila membenci mereka, sampai-sampai tega melakukan perbuatan itu. Padahal, mereka hanya ingin berteman dengan kedua kakak-beradik itu.


Keesokan harinya, Panca dan Syila asyik terbang di sekitar danau yang merupakan tempat tinggal Wekwek dan Wokwok. Tiba-tiba, perut mereka berbunyi tanda lapar.


“Syila, perutku mulai keroncongan, nih. Aku dengar tadi sepertinya perut kamu juga berbunyi,” kata Panca sambil tertawa kecil.


“Lihat, Syila, disitu ada pohon yang berbuah. Buah apa itu, ya?” tanya Panca sambil menunjuk ke suatu pohon.


“Oh, itu sepertinya buah pisang,” kata Syila.


Karena sudah tidak bisa menahan laparnya, Panca dan Syila langsung turun menuju pohon pisang itu. Sesampainya di pohon pisang, Syila justru ingin menguasai semua pisang tersebut dan tidak mau berbagi dengan kakaknya.


“Hihihi, aku mengambil buah pisangnya,” kata Syila sambil mengambil pisangnya satu per satu.


Panca pun kesal dengan kelakuan adiknya. Bukannya makan bersama, mereka malah rebutan pisang di atas pohon.


“Syila, ayo bagi buah pisangnya!” pinta Panca.


“Tidak, ini punyaku, karena aku yang mengambil pisangnya,” kata Syila.


Panca seakan tak ingin kalah dengan adiknya, “Tapi, aku yang melihat pertama kali! Jadi, aku yang berhak makan pisang itu”.


Karena saling berebut, pisangnya pun akhirnya jatuh ke danau. mereka tampak sedih dan menyesali kesalahannya. Mereka juga bingung harus berbuat apa karena tidak bisa berenang.


Tiba-tiba, mereka melihat Wekwek dan Wokwok di dekat danau. Panca dan Syila ingin sekali minta tolong pada keduanya. Namun, akibat perbuatan mereka kemarin, Panca dan Syila khawatir Wekwek dan Wokwok tidak mau menolongnya. Daripada berdiam diri, Panca pun akhirnya memberanikan diri mendekati Wewek dan Wokwok. ia pun mengutarakan maksudnya untuk minta tolong.


“Halo, Wekwek dan Wokwok, kami ingin minta tolong pada kalian untuk mengambilkan pisang kami yang jatuh. Apakah kalian mau membantu kami?” tanya Panca dengan nada malu.


Tanpa diduga, Wekwek dan Wokwok bersedia membantu Panca dan Syila. Mereka bekerja sama untuk mengambil pisang yang tenggelam itu. Wokwok bertugas untuk berenang mengambil pisang di dalam danau, sedangkan Wekwek bertugas untuk membawanya ke daratan.


Setelah semua pisang itu diambil dan dibawa ke daratan, mereka pun makan bersama. Panca dan Syila juga minta maaf pada Wekwek dan Wokwok atas perbuatannya kemarin. Akhirnya, mereka pun berteman dan bermain bersama.


Leave A Comment