Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Kenali Tanda Anak Terlambat Bicara

Kenali Tanda Anak Terlambat Bicara

Setiap orang tua pasti cemas bila anak mengalami keterlambatan bicara. 


Setiap orang tua pasti cemas bila anak mengalami keterlambatan bicara. Sebelum menjatuhkan vonis  anak mengalami hal tersebut, kenali dulu tahapan perkembangan bicara normal sejak anak usia 0 bulan - 2 tahun.


Di usia 0-2 bulan bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan kemauannya. Pada usia 2-3 bulan, bayi mulai dapat membuat suara-suara sseperti 'aah' atau 'uuh' yang dikenal dengan istilah cooing. Bayi juga mulai senang bersuara seperti berkumur dan ia juga mulai bereaksi terhadap suara orang lain dengan mengeluarkan suara. Di usia 3 bulan, bayi mulai mencari sumber suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara.


Jelang usia 6 bulan, bayi bisa merespon bila ada yang memanggil namanya dan mengenali emosi seseorang melalui nada bicara. Cooing berangsur menjadi babbling, yakni mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya papapapapa, dadadadada, bababababa, mamamamama. Bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya, dengan ekspresi wajah yang sesuai. Di usia 6 bulan, mulai waspada bila bayi tidak menoleh jika dipanggil namanya dari belakang, dan tidak ada babbling.


Di usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep dasar seperti ya, tidak, habis. Saat babbling, ia menggunakan intonasi atau nada bicara seperti bahasa ibunya. Ia pun dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti mama dan papa tanpa arti. Barulah di usia 9-12 bulan ia sudah dapat mengucapkan mama dan papa (atau istilah lain yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama lainnya) dengan arti.


Ia menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana (misal lihat itu, ayo sini). Ia menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, misalnya menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan (dadah). Ia suka membeo, menirukan kata atau bunyi yang didengarnya. Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata. Orang tua perlu waspada bila bayi tidak menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan, atau wajah kurang ekspresif pada usia 12 bulan.


Di usia 12-18 bulan anak biasanya sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, dapat mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti perintah satu langkah (seperti, tolong ambilkan mainan itu). Kosakata anak bertambah dengan pesat; pada usia 15 bulan ia mungkin baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, namun pada usia 18 bulan kosakatanya telah mencapai 5-50 kata. Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata. Orang tua perlu waspada bila anak tidak ada kata berarti pada usia 16 bulan.


Pada usia 18-24 bulan anak mengalami 'ledakan bahasa'. Hampir setiap hari ia memiliki kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (mama mandi, naik sepeda) dan dapat mengikuti perintah dua langkah. Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita. Pada usia dua tahun, sekitar 50 persen bicaranya dapat dimengerti orang lain. Orang tua perlu waspada bila tidak ada kalimat (terdiri 2 kata) yang dapat dimengerti pada usia 24 bulan.


Di usia 2-3 tahun, anak sudah biasa menggunakan kalimat 2-3 kata dan mulai menggunakan kalimat tanya. Ia dapat menyebutkan nama dan kegunaan benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan senang bernyanyi sederhana.


Keterlambatan bicara umumnya disebabkan oleh gangguan pendengaran, gangguan pada otak (misalnya retardasi mental, gangguan bahasa spesifik reseptif dan/atau ekspresif), autisme, atau gangguan pada organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan kata-kata (dikenal sebagai gangguan artikulasi). Untuk menegakkan diagnosis penyebab keterlambatan bicara, perlu pemeriksaan yang teliti oleh dokter, yang terkadang membutuhkan pendekatan multidisiplin oleh dokter anak, dokter THT, dan psikolog atau psikiater anak.

Leave A Comment