Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Itik yang Buruk Rupa

Dongeng Time: Itik yang Buruk Rupa

  • reifita
  • Article
  • 2022-12-03
  • 12114
  • 0
Pada suatu musim panas yang cerah, terdapat induk itik yang sedang mengerami kelima telurnya di bawah pohon. Tiba-tiba ia menyadari bahwa salah satu telurnya berbeda dari telur yang lain.

Meskipun sedikit khawatir, dia menunggu mereka untuk menetas. Kemudian pada suatu pagi, satu demi satu telur itik mulai menetas. 


“Peep…peeep…”, bunyi anak Itik. Anak-anak itik mengeluarkan kepala mereka ke dunia, namun, semuanya menetas kecuali satu telur.


“Oh, anak-anakku yang manis. Aku sungguh induk yang beruntung! Tapi apa yang terjadi dengan telur yang kelima?”, tanya induk Itik.


Induk itik mulai merasa khawatir. “Telur terakhir ini memakan waktu yang sangat lama”, katanya sambil melihat telur yang belum menetas.


Kemudian, induk itik tersebut mulai duduk di atas telur yang belum menetas dan memberikan semua kehangatannya. “Ini akan menjadi anak itik yang sangat manis karena telur ini lama sekali menetas”, harap induk itik.


“Di pagi hari yang cerah, telur terakhir menetas. Keluarlah seekor itik buruk rupa yang berwarna abu-abu.


"peep...peep..." bunyi itik kelima.


Anak itik ini berbeda dengan saudara-saudara yang lainnya. Dia sangat besar dan juga buruk rupa.


"peep...peep..." bunyi itik kelima.


"Tidak ada anak itikku yang seperti itu. Yang satu ini sedikit.......jelek" kata induk itik.


Induk itik terkejut melihatnya dan sampai merasa sedih. Induk itik berharap suatu hari nanti, itik kelimanya akan tumbuh seperti saudara-saudaranya.


Tapi hari demi hari berlalu, dan anak itu itu tetap buruk rupa. Bahkan semua saudaranya selalu mengejek itik kelima tersebut, dan mereka tidak mau bermain dengannya.


Ia tumbuh dengan warna bulu yang berbeda dari yang lainnya, dan ukurannya pun lebih cepat besar dari saudaranya. Anak itik tersebut pun menjadi sangat sedih.


"Kau itik yang jelek!" kata itik pertama.


"Huhu lihatlah itik kecil yang jelek ini" ejek itik kedua.


"Iya pergi kau, kau begitu jelek!" ujar itik ketiga.


"Kami tidak akan bermain dengan kamu. Dasar itik yang jelek!" ujar itik keempat.


Mereka kemudian menertawainya, dan anak itik yang buruk rupa sangat merasa sedih. 


Anak itik yang kelima ini kemudian pergi menuju kolam dan melihat bayangan wajahnya di air.


"Tidak ada yang menyukaiku. Aku sangat jelek" kata itik buruk rupa yang merasa sedih.


Anak itik buruk rupa ini kemudian memutuskan untuk meninggalkan keluarganya dan pergi ke dalam hutan.


Ia kemudian berkelana sendiri di tengah hutan.


Musim dingin akan segera tiba, salju mulai turun dan bertebaran di mana-mana. Anak itik ini mulai merasa sedih dan menggigil kedinginan. Ia tidak menemukan makanan atau tempat yang hangat.


Akhirnya ia kembali ke keluarganya. Namun mereka menolaknya.


"Kau seekor itik jelek" kata salah satu anak itik.


"Siapa anak itik yang jelek ini?" tanya induknya.


Itik buruk rupa tersebut kemudian pergi dan tinggal di kandang ayam. Tapi anak-anak ayam itu mematukinya dengan paruh, sehingga ia segera pergi.


Sambil berjalan menyusuri hutan, Itik buruk rupa ini kemudian berjumpa dengan seekor anjing. 


"Guk! Guk!" Anjing itu melihatnya dan segera pergi meninggalkan sang itik sendirian.


Anak itik tersebut berpikir sendiri, "Aku sangat jelek, bahkan anjing itu tidak mau memakanku" kata anak itik yang bersedih.


Itik ini kemudian berjalan menyusuri ke dalam hutan lagi. Dan di sana sang itik bertemu dengan pak tani.


Petani tersebut menyukai itik buruk rupa dan membawanya pulang bertemu istri dan anaknya.


Sayangnya, di sana itik buruk rupa bertemu dengan seekor kucing peliharaan keluarga petani.


Mereka mulai bertengkar sehingga itik memutuskan pergi dari rumah tersebut.


Seiring berjalannya waktu, musim dingin akan berganti menjadi musim semi, semuanya terlihat segar dan kembali hijau. Itik buruk rupa itu masih berjalan dan terus berjalan. Ia berjuang untuk bertahan hidup, mencari makan ke sana dan ke sini.


Tak terasa, tubuhnya semakin besar dan bulu yang dimilikinya pun semakin indah.


Itik buruk rupa kemudian melihat sungai, ia sangat bahagia karena melihat air lagi. Ini merupakan hal yang sudah lama tak ia hampiri.


Ia kemudian mendekat ke sungai, dan melihat ada angsa yang sangat menawan sedang berenang di sungai. Itik ini kemudian terpikat oleh pesona angsa tersebut.


Namun, anak itik buruk rupa ini malu dengan dirinya sendiri hingga menundukkan kepalanya sangat rendah.


Saat ia menunduk, itik buruk rupa ini melihat bayangannya sendiri di pantulan air dan ia merasa heran.


Dia tidak lagi menjadi seekor itik buruk rupa. Itik yang dibenci semua binatang ini telah berubah menjadi seekor angsa yang tampan dan menawan.


Sekarang ia menyadari, mengapa ia terlihat berbeda dengan saudara-saudaranya. Karena ia adalah seekor angsa, dan saudaranya adalah itik. Menyadari dirinya adalah seekor angsa, maka ia terus memandangi tubuhnya dari pantulan air.


Angsa sabar ini akhirnya menikah dengan angsa betina yang menawan dan dicintainya, lalu mereka hidup bahagia untuk selamanya.


Leave A Comment