Meski tak jarang hasilnya kurang sempurna, tapi inisiatif untuk mandiri ini perlu diapresiasi agar anak terus mencoba melakukan tugas keseharian sendiri. Beberapa cara yang bisa dicoba di antaranya dengan memposisikan diri kita sejajar dengan pandangan mata anak.

Untuk membantu anak bisa menyikat gigi sendiri, posisikan tubuh kita duduk sejajar dengan pandangan mata anak. Lalu dapatkan perhatiannya dengan menyentuh, melakukan kontak mata, tersenyum, dan menunjuk tempat atau benda yang kita maksud.

Untuk melakukan kegiatan rutin yang rumit seperti mencuci tangan, tuntun anak untuk melakukan kegiatan tersebut langkah demi langkah secara jelas dan bernada positif. Misalnya, "Ayo cuci tangan, nyalakan kerannya. Setelah keran keluar air, basahi tangan kita, lalu ambil sabun." Setelah aliran air berhenti, lanjutkan dengan “setelah itu mari keringkan tangan.” Lebih jelas dan efektif dibandingkan banyak melarang anak, seperti, “Ayo cepat cuci tanganmu".

Kadang, ada beberapa anak yang tampak enggan untuk memulai. Karena itu gunakan kata semacam “pertama-tama” atau “mari” dan “lalu”. Sebagai contoh, "pertama-tama, kita ganti baju, lalu minum susu".

Untuk membantu anak membuat keputusan sederhana, berikan pilihan terbatas saat mereka memilih pakaian. Pilihkan pakaian dengan warna dan model berbeda agar anak bisa menentukan apa yang dia suka dan lebih bersemangat. Jangan lupa, tahan untuk terus-terusan mengoreksi tindakannya yang kurang sempurna karena dapat mengurangi keinginannya untuk mencoba sesuatu.

Bila ada masa anak tampah “mogok” dan tidak ingin melakukan kegiatan rutinnya, tetaplah tenang dan berusaha mengajak mereka tanpa memarahinya. Setelah selesai, tunjukkan bahwa hal tersebut dapat dilakukan bersama-sama, semangati anak agar dapat melakukannya sendiri lagi keesokan harinya, dan Anda akan tetap menemani dan membantu bila diperlukan.