Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Kera dan Ayam

Dongeng Time: Kera dan Ayam

  • reifita
  • Article
  • 2022-11-26
  • 1620
  • 0
Dahulu kala, dikisahkan tentang persahabatan yang terjalin antara kera dan ayam. Mereka selalu tampak rukun dan damai. Tapi, kenyataannya tidaklah demikian. Setelah sekian lama bersahabat, barulah terlihat sifat busuk si kera.

“Hai, Ayam, sahabatku. Maukah kau pergi bersamaku? Sore-sore begini enaknya kita jalan-jalan”, ajak si Kera.


“Wah, ide yang bagus. Memang kau mau mengajakku kemana?”, tanya Ayam.


“Aku akan mengajakmu ke hutan, tempat biasa aku bermain. Disana tempatnya indah. Kamu pasti suka, deh!”, ujar si Kera seraya membujuk.


Ayam tampak tertarik dengan ajakan si Kera. Tanpa rasa curiga, ia mengikuti ajakan si Kera untuk berjalan-jalan di hutan. Hari semakin gelap, perut Kera mulai meronta-ronta minta diisi. Saat itulah timbul niat busuk Kera untuk mencelakai Ayam.


“Ah, untuk apa aku pusing-pusing mencari makanan. Di depanku saja sudah ada makanan yang sangat lezat”, pikir Kera.


Dilihatnya Ayam kebingungan masuk ke dalam hutan. Ayam itu tampak besar dan segar. Kera berpikir, jika Ayam hendak dimakannya, lebih enak jika tanpa bulu. Oleh karena itu, ia hendak mencabuti bulu Ayam terlebih dahulu.


Ayam dan Kera semakin jauh masuk ke dalam hutan. Saat hari mulai gelap, Kera pun melaksanakan niatnya. Ia segera menangkap Ayam. Ayam tampak terkejut melihat perlakuan Kera.


Kera yang jahat itu lalu mencabuti bulu-bulu Ayam. Dengan sekuat tenaga, Ayam meronta-ronta dan mencoba lari dari cengkraman Kera. Usaha ayam untuk melarikan diri berhasil. Ia berlari sekencang-kencangnya keluar dari hutan.


Setelah sekian lama berlari, tibalah ia di rumah sahabatnya yang lain. Ayam tiba di rumah kepiting. kepiting yang melihat Ayam tampak kelelahan menjadi penasaran. Ia pun bertanya, “Wahai Ayam, apa yang terjadi denganmu? Mengapa napasmu terengah-engah? Bulu-bulumu pun rontok”, tanya Kepiting.


“Sahabatku, aku dicelakai oleh sahabatku sendiri, si Kera. Ia hendak memakanku”, jawab Ayam dengan nafasnya yang masih terengah-engah.


“Apa? Betapa teganya Kera berbuat seperti ini kepadamu. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kera harus kita beri pelajaran”, ucap Kepiting dengan geram.


Ayam dan Kepiting kemudian mengatur siasat untuk memberi pelajaran kepada si Kera. Beberapa hari kemudian, Kepiting dan Ayam menemui Kera. Ayam masih tampak ketakutan melihat si Kera. Akhirnya, Kepiting yang berbicara kepada Kera.


“Hai Kera, dua hari lagi aku dan Ayam akan berlayar ke pulau seberang. Di pulau itu banyak buah-buahan yang matang dan lezat”, ajak Kepiting.


“Benarkah? Wah, aku ingin ikut berlayar bersama kalian”, ucap Kera dengan penuh semangat.


Hari yang telah ditentukan akhirnya tiba juga. Mereka berkumpul di tepi laut. Disitu telah tersedia perahu dari tanah liat yang sebelumnya telah disiapkan oleh Kepiting dan Ayam.


Perahu semakin lama semakin jauh dari tepian. Kera sudah mulai membayangkan lezatnya buah-buahan yang akan disantapnya nanti, sedangkan Ayam dan Kepiting sibuk berbalas pantun.


Ayam berkokok, “Aku lubangi kpk!”, si Kepiting menjawab, “Tunggu sampai dalam sekali!”.


Setiap kali kepiting berkata begitu, Ayam mematuk-matuk perahu itu. Mereka kemudian mengulangi permainan itu lagi. Lama kelamaan, perahu yang mereka tumpangi pun bocor. Perahu semakin lama semakin tenggelam. Kepiting dan Ayam yang telah merencanakan hal tersebut lalu menyelamatkan diri.


Si Kepiting menyelam ke dasar laut, sedangkan si Ayam dengan mudah terbang kembali ke darat. Tinggalah di Kera yang tampak kebingungan. Ia meronta-ronta minta tolong, tapi tidak ada yang menolongnya. Karena Kera tidak bisa berenang, ia pun akhirnya ikut tenggelam ke dasar laut bersama perahu itu.


Leave A Comment