Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Batuk Rejan Pada Anak: Ketahui Gejala Hingga Cara Penyembuhannya

Batuk Rejan Pada Anak: Ketahui Gejala Hingga Cara Penyembuhannya

  • reifita
  • Article
  • 2022-08-05
  • 1296
  • 0
Batuk rejan atau biasa disebut dengan pertusis merupakan infeksi saluran pernapasan bagian atas yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Batuk rejan merupakan salah satu penyakit yang sangat cepat menular dan menyebar melalui bersin, batuk, serta kontak langsung dengan hasil sekresi yang terinfeksi, seperti air liur dan lendir. Mari kenali lebih lanjut mengenai gejala bayi batuk rejan, hingga bagaimana penanganan yang tepat saat bayi batuk rejan.

Mengapa Batuk Rejan atau Batuk 100 Hari Bisa Mengakibatkan Kematian?


Batuk rejan dapat menimbulkan kematian, terutama pada bayi yang berusia di bawah satu tahun. Batuk yang terus-menerus, serta gumpalan lendir akibat bakteri, membuat bayi kesulitan bernapas yang mengakibatkan berkurangnya pasokan oksigen ke otak serta menimbulkan kejang. Sementara pada anak yang lebih besar, dampaknya sedikit lebih ringan, hanya saja batuk yang terus-menerus bisa membuat otot perut terasa sakit dan membuat anak sulit beraktivitas. Sesuai namanya, batuk 100 hari ini baru bisa sembuh sekitar 3 bulan kemudian.


Agak sulit memang membedakan gejala awal batuk rejan dan batuk biasa. Namun, ada baiknya kita tetap waspada bila gejala-gejala awal menyerang bayi dan balita bertahan lebih dari satu minggu.


Gejala Batuk Rejan


Gejala-gejala awal batuk rejan, meliputi:


  1. Flu atau ingusan
  2. Demam ringan
  3. Batuk sesekali
  4. Apnea, jeda dalam bernapas pada bayi


Gejala Batuk Rejan Tingkat Lanjut


Pada tingkat lanjut, batuk rejan yang berlangsung dalam jangka waktu lama, sehingga sering disebut batuk seratus hari akan menimbulkan gejala, seperti:


  1. Batuk yang cepat diikuti dengan rejan atau “whoop” bernada tinggi
  2. Muntah-muntah
  3. Kelelahan


Pada bayi dan anak-anak, muntah memang biasa terjadi ketika terserang batuk. Salah satu berdampak positif dari muntah adalah mengeluarkan lendir yang menutupi saluran pernapasan.


Penyebab Batuk Rejan pada Anak


Batuk rejan disebabkan oleh sejenis bakteri yang disebut Bordetella Pertussis yang menempel pada silia (perpanjangan kecil seperti rambut) yang melapisi bagian dari sistem pernapasan bagian atas. Bakteri melepaskan racun, yang merusak silia dan menyebabkan saluran udara membengkak, Willow Mom.


Cara Penanganan Batuk Rejan


Batuk rejan yang dikarenakan infeksi bakteri, maka dapat disembuhkan dengan bantuan antibiotik yang dikonsumsi selama dua minggu penuh. Beberapa dokter juga mungkin akan memberikan perawatan oksigen tambahan, menghisap lendir dari saluran pernapasan atau memberikan cairan intravena jika bayi memperlihatkan gejala dehidrasi. Willow Mom juga dapat memberikan bantuan perawatan di rumah dengan menggunakan humidifier atau cool mist vaporizer yang dapat mengurangi ketidaknyamanan pernapasan bayi.


Saat si kecil sedang batuk rejan, pastikan tidak terpapar langsung dengan semprotan aerosol dan asap rokok karena dapat semakin mengiritasi saluran pernapasan. Meski mengkhawatirkan, namun bayi batuk rejan sebenarnya dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi. Vaksinasi bayi dapat dimulai dari usia dua bulan yang akan mendapatkan vaksin pertusis disertai difteri dan tetanus. Dosis selanjutnya pada usia empat dan enam bulan. Lalu, ada pemberian booster di usia 15-18 bulan dan booster pertusis lainnya saat usia empat sampai enam tahun, atau saat si kecil akan masuk sekolah.


Menyembuhkan batuk rejan dan kurangi risiko penyebarannya ke orang lain dengan:


  1. Mengikuti jadwal pemberian antibiotik persis, seperti yang diresepkan dokter anak.
  2. Menjaga rumah bebas dari iritasi yang dapat memicu batuk, seperti asap, debu, dan asap kimia.
  3. Menggunakan diffuser yang bersih dan sejuk untuk membantu melonggarkan lendir dan meredakan batuk.
  4. Mempraktikkan cuci tangan yang baik.
  5. Mendorong anak untuk minum banyak cairan, termasuk air, jus, dan sup, serta makan buah-buahan untuk mencegah dehidrasi (kekurangan cairan).

Leave A Comment