Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Jack dan Pohon Kacang

Dongeng Time: Jack dan Pohon Kacang

  • reifita
  • Article
  • 2022-07-16
  • 8975
  • 0
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak laki-laki yang bernama Jack. Ia tinggal di rumah dengan ibunya. Hidup mereka sangat memprihatinkan, dan harta yang mereka miliki hanyalah seekor sapi tua yang produksi susunya mulai berkurang.

Hingga suatu hari, ibu menyuruh Jack untuk pergi ke pasar menjual sapi mereka satu-satunya. Uang hasil penjualan sapi tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli biji gandum dan kemudian akan menanamnya di ladang belakang rumah mereka.


Keesokan harinya, Jack pergi ke pasar untuk menjual sapinya. Di tengah perjalanan menuju ke pasar, Jack bertemu dengan seorang kakek. Kakek tersebut lalu menyapa Jack, “Hai, Jack, mau dibawa kemana sapi itu?”.


“Aku mau menjual sapi ini ke pasar, kek”, jawab Jack. Setelah mendengar jawaban Jack, si kakek itu lalu menawarkan untuk menukar sapinya dengan sebutir kacang.


“Maukah engkau menukar sapimu dengan kacang ajaib ini?”, kata kakek itu.


“Apa? Menukar sebutir kacang dengan sapiku?”, jawab Jack dengan terkejut.


“Jangan menghina, ya! Ini adalah kacang ajaib. Jika kau menanamnya dan membiarkannya semalam, maka pagi harinya kacang ini akan tumbuh sampai ke langit”, tegas si kakek. “Jika begitu, baiklah, kek”, jawab Jack.


Sesampainya di rumah, Jack menceritakan semuanya pada ibunya. Setelah mendengar perkataan Jack, ibu sangat terkejut dan marah besar, “Bagaimana bisa kau tukar sapi itu dengan sebutir biji kacang ini? Bagaimana mungkin kita hidup hanya dengan sebutir kacang ini?”. 


Saking marahnya, sang ibu melempar biji kacang tersebut keluar jendela. Tapi, apa yang terjadi keesokan harinya? Ternyata, ada pohon raksasa yang tumbuh sampai ke langit. “Wah, ternyata benar apa yang dikatakan oleh kakek itu”, gumam Jack. Lalu, dengan hati-hati ia langsung memanjat pohon raksasa itu. “Aduh, mengapa tidak sampai juga ke ujung pohon, ya?”, kata Jack dalam hati.


Tidak beberapa lama kemudian, Jack melihat ke bawah. Ia melihat rumah-rumah menjadi sangat kecil. Akhirnya, Jack sampai ke awan. Di sana ia bisa melihat sebuah istana yang sangat besar sekali.


“Aku haus dan lapar, mungkin di istana itu aku menemukan makanan”, gumam Jack.


Sesampainya di depan pintu istana, ia mengetuknya dengan keras. “Kriek. . .”, pintu yang besar itu terbuka. Ketika ia menengadah, muncul seorang raksasa wanita yang besar. “Ada apa nak?”, kata wanita itu.


“Selamat pagi, saya haus dan lapar, bolehkah saya minta sedikit makanan?”, tanya Jack dengan sopan.


“Wah, kau anak yang sopan sekali. Masuklah! Makan di dalam saja, ya!”, kata wanita itu dengan ramah.


Ketika sedang makan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang keras, Duk Duk! Ternyata suami wanita itu yang datang. Ia adalah Raksasa Pemakan Manusia. Dengan cepat wanita itu berkata pada Jack, “Nak, cepatlah sembunyi! Suamiku datang”.


“Huaaaa… Aku pulang. Cepat siapkan makan!”, teriak raksasa itu.


Jack menahan nafas di dalam tungku. Raksa itu tiba-tiba mencium bau manusia, Lalu, ia mengintip ke dalam tungku. Cepat-cepat istrinya berkata, “Itu bau manusia yang kita bakar kemarin. Sudahlah tenang saja. Ini makanannya sudah siap”.


Setelah makan, raksasa mengeluarkan pundi-pundi yang berisi uang emas curiannya, setelah lama menghitung dia merasa sangat capek. Tak berapa lama, kemudian raksasa itu akhirnya tertidur karena lelah. Melihat hal itu, Jack segera keluar dari persembunyiannya. Sebelum pulang, ia mengambil emas hasil curian si raksasa itu sambil berjalan mengendap-endap menuju pohon kacang. 


Jack terus menuruni pohon kacang dan akhirnya sampai di rumah. “Ibu. Lihatlah emas ini. Mulai sekarang kita jadi orang kaya”, teriak Jack.


“Tak mungkin kau mendapatkan uang sebanyak ini dengan mudah. Apa yang kau lakukan?”, tanya ibu kepada Jack.


Lalu, Jack menceritakan semua kejadian pada ibunya. “Kau terlalu berani Jack! Bagaimana jika raksasa itu datang untuk mengambilnya kembali”, kata ibunya dengan khawatir.


Semenjak mendapatkan uang emas, tiap harinya Jack hanya bersantai-santai saja dengan uang curiannya. Tidak berapa lama, uang hasil curiannya pun habis. Jack kembali memanjat pohon kacang, untuk menuju ke istana. “Eh kau datang lagi. Ada apa?”, tanya istri raksasa itu.


“Selamat siang, bu. Karena saya belum makan dari pagi, perutku jadi lapar sekali”, ucap Jack. Ibu yang baik itu hanya diam saja, tapi ia tetap memberi Jack makan siang.


Tiba-tiba, Duk Duk Duk! Terdengar suara langkah kaki raksasa. Seperti dulu, Jack kembali bersembunyi di dalam tungku. Setelah masuk ke rumahnya, raksasa itu makan dengan lahap nya. Setelah itu, ia meletakkan ayam hasil curiannya ke atas meja sambil berkata, “Ayam, keluarkan telur emas mu”. Lalu, ayam itu berkokok, “kukuruyuuuk…”, ia mengeluarkan sebutir telur emas.


Raksasa merasa puas, ia minum sake sampai akhirnya tertidur. “Telur emas? Wah hebat!”, pikir Jack. Diam-diam, ia menangkap ayam itu dan cepat-cepat lari pulang ke rumah. Dengan ayam petelur emasnya, Jack menjadi orang yang malas dan suka bersantai-santai saja. Karena tiap hari ayam itu mengeluarkan telur dari seharusnya, ayam itu akhirnya mati.


Jack merasa bingung, karena persediaan duitnya kian menipis. Akhirnya, Jack memutuskan untuk kembali ke istana raksasa itu. Dan lagi-lagi, ia bersembunyi di tungku. Ketika raksasa laki-laki pulang sambil membawa harpa. Sambil minum sake, raksasa berkata, “Hai, harpa, mainkan sebuah melodi yang indah”. Keajaiban pun terjadi, harpa itu memainkan sendiri sebuah melodi indah. Raksasa mulai tertidur pulas setelah mendengarkan merdunya musik yang dimainkan harpa itu.


Seperti biasanya, Jack mulai beraksi pada saat raksasa tertidur. Jack lalu keluar dari persembunyiannya dan langsung menuju meja tempat harpa diletakkan. Tapi saat Jack akan mengambil harpa, tiba-tiba saja ada sesuatu yang mengejutkan.


Harpa berteriak dengan keras, “Tuanku, ada pencuri!”. Raksasa itu pun terbangun. Ia segera mengejar Jack yang berlari sambil membawa harpa milik raksasa itu. Raksasa terus mengejar, menuruni pohon kacang.


Ketika hampir sampai di bawah, Jack berteriak dengan suara keras, “Ibu. Ambilkan kapak dari gudang! Cepat!”. Betapa terkejutnya sang ibu melihat sosok raksasa yang datang mengejar Jack, ia gemetar karena amat takut. Begitu turun dari pohon, Jack segera menebang pohon kacang itu dengan kapaknya.


Dengan suara yang keras, pohon kacang rubuh. Raksasa itu pun jatuh ke tanah dan mati. Ibu sangat lega melihat Jack selamat. Sambil menangis, ia berkata, “Jack, jangan lagi kau melakukan hal yang menyeramkan seperti ini. Betapapun miskinnya kita, bekerjalah dengan sungguh-sungguh. Dengan bersyukur kepada Tuhan, pasti kita berdua akan hidup dengan baik”.


“Maafkan saya ibu, mulai sekarang saya akan bekerja dengan sungguh-sungguh”, kata Jack pada ibunya.


Sejak saat itu, Jack bekerja dengan rajin setiap harinya. Dengan ditemani harpa yang memainkan melodi-melodi indah yang menambah semangat kerja Jack.


Leave A Comment