Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Memahami Kondisi Gawat Janin, Pemicu hingga Risiko saat Bersalin

Memahami Kondisi Gawat Janin, Pemicu hingga Risiko saat Bersalin

  • reifita
  • Article
  • 2022-07-12
  • 1265
  • 0
Ada beberapa kondisi ketika bayi tidak menerima oksigen dengan cukup di dalam perut. Kondisi ini dikenal dengan gawat janin dan cukup membahayakan.

Apa itu Gawat Janin?


Gawat janin adalah kondisi kehamilan yang tidak stabil. Ini adalah kondisi ketika bayi mengalami kekurangan oksigen atau asfiksia lahir di dalam perut. Dampak dari kondisi ini sering kali membutuhkan persalinan darurat atau operasi caesar untuk mengatasinya. Biasanya, gawat janin ditandai dengan adanya perubahan dalam detak jantung bayi, penurunan pergerakan janin, serta cairan ketuban yang berkurang.


Tanda-Tanda Gawat Janin


Ketika ibu hamil mengalami gawat janin, maka harus segera ditangani untuk menghindari ensefalopati hipoksik-iskemik, yaitu cedera permanen yang terjadi pada bayi. Berikut ini adalah tanda-tanda gawat janin yang mesti Willow Mom waspadai, yaitu:


1). Gerakan janin menurun


Gerakan janin dalam rahim ibu adalah satu bagian yang paling menarik selama masa kehamilan. Pergerakan teratur janin di dalam kandungan menandakan perkembangan bayi yang normal. Namun, jika bayi menjadi kurang aktif atau benar-benar berhenti bergerak, maka perlu mengkonsultasikan dengan dokter mengenai pergerakan janin.


2). Denyut jantung abnormal


Beberapa pola denyut jantung janin menunjukkan tekanan yang dirasakan oleh janin. Pada kondisi gawat janin, denyut jantung bayi bisa abnormal atau terasa aneh. Untuk mengamati detak jantung bayi dalam perut, dokter biasanya akan menggunakan perangkat pemantauan janin khusus. Pada kehamilan yang sehat, detak jantung bayi akan turun sedikit selama kontraksi. Kemudian, dengan cepat kembali normal setelah kontraksi kembali.


3). Cairan ketuban tidak normal


Jumlah cairan ketuban dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai metode ultrasonografi (USG). Biasanya, USG akan menelusuri kondisi rahim dengan mengetahui volume cairan ketuban. Jika ada cairan ketuban yang abnormal rendah, maka bisa menyebabkan kekurangan oksigen dan cedera kelahiran. Tanda dari gawat janin ini juga bisa mengakibatkan cairan ketuban terlalu tinggi.


4). Hasil BPP tidak normal


BPP adalah Baby’s Biophysical Profile. Ini merupakan bagian dari USG yang meliputi pergerakan janin, pernapasan bayi, tonus atau otot bayi, dan volume cairan ketuban. Pemeriksaan kehamilan ini terdiri dari 4 parameter USG yang diberi skor nol atau 2 poin. Skor total 8 atau lebih tinggi dianggap normal untuk pemeriksaan, kecuali skot not berhubungan dengan cairan ketuban yang rendah. Skor 4 atau lebih rendah mengindikasikan fetal distress dan membutuhkan tindakan segera.


5). Terjadinya pendarahan berlebihan


Pendarahan merupakan kondisi yang cukup umum selama kehamilan. Namun, pendarahan bisa menjadi indikasi bahwa ada sesuatu yang salah dengan kehamilan. Salah satu contoh yang sangat berbahaya adalah solusio plasenta sebagai tanda gawat janin. Ini adalah kondisi yang terjadi ketika plasenta terlepas dari rahim dan bisa menyebabkan bayi kekurangan oksigen.


6). Kram perut hebat


Sama halnya dengan pendarahan, kram perut relatif normal selama kehamilan. Ini dikarenakan saat bayi tumbuh, rahim juga ikut mengembang. Namun, dalam beberapa kasus kram pada perut merupakan indikasi sesuatu yang lebih serius. Kram yang terasa cukup menyiksa ini bisa menandakan sejumlah kondisi yang meliputi keguguran, solusio plasenta, preeklampsia, infeksi saluran kemih (ISK), dan persalinan prematur. Kram perut yang disertai pendarahan bisa menandakan gawat janin yang memerlukan pertolongan cepat.


7). Berat badan kurang atau berlebih


Kenaikan berat badan antara 11-15 kg saat hamil adalah hal yang normal. Kisaran ini berbeda untuk wanita yang di bawah rata-rata atau kelebihan berat badan sebelum hamil. Berat badan saat hamil yang tidak sesuai angka normal bisa menyebabkan gawat janin. Oleh karena itu, jika merasakan keluhan yang tidak wajar atau merasa ada sesuatu yang salah, lebih baik langsung konsultasi dengan dokter.


Penyebab Gawat Janin


Dalam temuan kasus paling sering, gawat janin bisa diakibatkan karena bayi kekurangan oksigen. Hal ini bisa karena gangguan pada plasenta yang membuat tali pusar bayi tertekan dan tak mengalirkan oksigen cukup. Selain itu, ada sejumlah risiko tinggi mengalami fetal distress apabila memiliki riwayat, seperti obesitas, perokok aktif, tekanan darah tinggi pada kehamilan atau preeklamsia, penyakit kronis, kehamilan kembar, mengalami pertumbuhan intrauterin, dan keguguran berulang.


Gawat janin bisa juga terjadi karena ibu hamil memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes, penyakit ginjal atau kolestasis. Kolestasis adalah kondisi yang mempengaruhi fungsi hati pada kehamilan dan memicu fetal distress. Ini lebih sering terjadi ketika kehamilan berlangsung terlalu lama atau ketika ada komplikasi lain selama kehamilan. Terkadang, kontraksi terlalu kuat atau terlalu berdekatan jaraknya.


Komplikasi Gawat Janin


Bayi yang mengalami gawat janin berisiko lebih besar mengalami komplikasi atau efek jangka panjang. Hal ini terutama bagi bayi yang mengalami pola detak jantung abnormal selama kehamilan berlangsung. Kekurangan oksigen selama kelahiran dapat menyebabkan komplikasi yang sangat serius bagi bayi, seperti cedera otak, cerebral palsy (CP), dan keguguran.


Gawat janin sering membutuhkan persalinan mendadak melalui operasi caesar. Meski ini adalah operasi yang aman, namun membawa risiko ekstra bagi ibu dan bayi. Komplikasi lain termasuk pendarahan berlebih, infeksi, dan kemungkinan cedera saat lahir. Bayi yang lahir dengan persalinan prematur juga berisiko lebih besar mengalami masalah jangka pendek, seperti penyakit kuning dan mengalami kesulitan makan. Melakukan skin to skin dengan bayi setelah lahir dan menyusui dapat membantu mengurangi risiko ini.


Penanganan Kondisi Gawat Janin


Pada kondisi ini, diperlukan berbagai upaya khusus untuk mengatasi fetal distress atau gawat janin. Berikut sejumlah hal yang biasa dilakukan sebagai perawatan, antara lain:


1). Resusitasi Intrauterine


Perawatan utama yang digunakan untuk status janin yang tidak menyakinkan atau gawat janin adalah resusitasi intrauterin. Metode ini meliputi penanganan untuk memastikan tekanan darah ibu hamil stabil. Ini akan membantu mencegah prosedur lain yang tidak perlu. Beberapa cara resusitasi intrauterine meliputi mengubah posisi tidur ibu hamil, memastikan ibu hamil terhidrasi dengan baik, memastikan ibu hamil memiliki oksigen yang cukup, dan dekstrosa hipertonik intravena.


Amnioinfusion atau pemasukan cairan ke dalam rongga cairan ketuban terkadang diperlukan untuk mengurangi kompresi tali pusar. Selain itu, tokolisis atau terapi juga dipakai untuk menunda persalinan prematur dengan menghentikan kontraksi sementara.


2). Operasi caesar


Meskipun demikian, ada kasus dimana operasi caesar darurat mungkin diperlukan. Ini biasanya untuk diagnosis gawat janin yang berlebihan dan kemungkinan salah tafsir terhadap denyut jantung janin. Kelahiran mendadak ini merupakan upaya yang dipilih apabila tidak ada jalan keluar lain yang ditempuh. Operasi caesar pun memiliki efek samping yang bisa berdampak pada ibu hamil dan bayi.


3). Rutin Pemeriksaan Dokter


Secara keseluruhan, kondisi ini menunjukkan pentingnya perawatan prenatal dan pemantauan yang tepat terhadap ibu dan janin selama kehamilan. Oleh karena itu, penting bagi dokter untuk memantau janin selama kehamilan dan pemeriksaan USG. Rutin melakukan pemeriksaan ini juga untuk mendeteksi potensi komplikasi dan kecenderungan terjadinya gawat janin. Salah satu metode pemantauan yang lebih banyak digunakan adalah pemantauan denyut jantung (FHR) elektronik. Selain pemeriksaan jantung, pengukuran lingkar kepala bayi dan cairan ketuban juga proses yang perlu dilalui. 


Itulah berbagai tanda gawat janin atau fetal distress dan langkah pengobatan yang harus Willow Mom waspadai.


Mulai sekarang, waspadai gejalanya ya, Willow Mom!


Leave A Comment