Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Almira Si Peri Penjaga Hutan

Dongeng Time: Almira Si Peri Penjaga Hutan

  • reifita
  • Article
  • 2022-06-25
  • 12460
  • 0
Alkisah pada suatu ketika, hiduplah seorang peri mungil bernama Almira yang tinggal di tepi hutan bersama ibundanya. Keluarga peri tersebut bekerja sebagai penjaga hutan. Biasanya, tugas tersebut dilakukan oleh sang ibunda.

Ketika sang ibunda sakit, tugas menjaga hutan diserahkan kepada Almira. Menurut sang ibunda, pada akhirnya, Almiralah yang kelah akan menggantikan tugasnya. Oleh karena itu, tak ada salahnya Almira mulai belajar untuk menjaga hutan.


Terpaksa, Almira pun menerima tugas itu. Kemudian, sang ibunda memberikan tongkat ajaib yang biasa digunakan untuk bekerja. Melihat tongkat itu, Almira pun merasa sangat bahagia karena sebenarnya sejak kecil, ia ingin memegang tongkat ajaib milik ibunya. Belum lagi, menggunakan tongkat itu artinya ia bisa membantu hewan-hewan di hutan.


Saat Almira masih kecil, ia pernah melihat ibunya membantu hewan menggunakan tongkat ajaib itu. Diantaranya, ada rusa yang terluka, anak burung yang jatuh dari sarangnya di atas pohon, burung yang tersesat, dan singa yang terkena jebakan pemburu.


Dengan senang hati, Almira menerima tongkat ajaib itu dan menyimpannya dengan baik. Ia sudah tidak sabar untuk bisa menggunakannya esok hari ketika menjalankan tugasnya.


Keesokan harinya, peri mungil itu berpamitan pada ibundanya untuk berangkat bekerja. Ia langsung berkeliling hutan untuk memeriksa beberapa hewan. Tak berapa lama kemudian, ia melihat seekor jerapah yang tengah melintas.


“Oh, tidak, betapa kasihannya jerapah itu. Jerapah itu berjalan dengan penuh kepayahan karena memiliki leher yang panjang. Aku akan membantunya agar ia bisa berjalan lebih cepat dengan membuat lehernya menjadi pendek!”, gumam Almira.


Dengan cepat Almira menggerakan tongkat ajaibnya dan membuat leher jerapah menjadi lebih pendek. Ketika peri kecil itu beranjak pergi, sang jerapah terlihat memekik kebingungan karena lehernya menjadi lebih pendek.


Setelah pertemuannya dengan jerapah, Almira kemudian bertemu dengan seekor gajah.


“Halo, gajah!”, sapa Almira dengan ceria.


“Halo, peri hutan”, jawab sang gajah seraya menggerakan belalainya tanda bahagia. Namun, sang peri mungil justru mengira kalau gerakan itu mengganggu sang gajah.


“Belalaimu kenapa panjang sekali, gajah? Kasihan kau, penglihatanmu pasti terganggu! Tenang saja, karena aku akan membantumu dengan menghilangkan belalaimu itu!”, ujar Almira, kemudian langsung menggerakan tongkat ajaibnya.


Di waktu yang bersamaan, belalai gajah perlahan melesak ke dalam. Jika ada yang melihat si gajah tentu akan merasa keheranan karena dia tidak memiliki belalai.


“Belalaiku! Apa yang terjadi pada belalaiku?”, teriak gajah karena panik dan ketakutan.


Namun, saat itu Almira si peri mungil penjaga hutan sudah beranjak pergi. Tak beberapa lama kemudian, ia bertemu dengan harimau.


“Wah, harimau, kenapa cakarmu panjang dan tajam? Bunda bilang, kuku itu seharusnya tak boleh panjang karena nantinya akan menjadi sarang kuman. Oleh karena itu, aku akan membuat cakarmu menjadi pendek selamanya, ya, harimau!”, tanya Almira tanpa banyak berbasa-basi ketika berpapasan dengan hewan buas itu.


Kemudian dengan satu hentakan tongkat ajaibnya, kuku harimau betul-betul menjadi pendek. Belum sempat sang harimau merespon terkejut, sang peri mungil sudah beranjak pergi menjauh.


Tak berapa lama, Almira sang peri mungil penjaga hutan mendengar suara ibundanya memanggil. Sebagai putri yang penurut, ia pun langsung beranjak pulang.


Betapa terkejutnya ketika Almira mendapati ibundanya sudah berkacak pinggang di depan rumah. Meskipun sempat takut kalau ia sudah berbuat salah, Almira tetap memberanikan diri menemui ibunda kesayangannya itu.


“Bunda mendengar laporan dari jerapah, gajah, dan harimau. Mereka bilang selama satu hari ini kau telah berbuat usil kepada mereka. Kau menyihir leher jerapah menjadi lebih pendek, kau melenyapkan belalai gajah, bahkan gara-gara ulahmu, harimau pun sampai kehilangan cakarnya!”, ucap sang ibunda dengan tegas.


“Tapi, Bunda, Almira tidak bermaksud jahat”, jawab sang peri mungil seraya menundukkan kepalanya. Ia pun menjelaskan satu persatu alasannya mengapa mengubah hewan-hewan tersebut menggunakan tongkat ajaibnya.


Mendengar jawaban buah hatinya itu membuat Bunda hanya bisa menggelengkan kepalanya beberapa kali.


“Bunda tahu kamu memiliki niatan baik. Namun, kamu juga harus tahu, Almira, kalau bagian tubuh dari masing-masing hewan itu sebenarnya memiliki kegunaannya masing-masing. Leher panjang jerapah sangat berguna untuk mengambil daun-daun yang terletak pada pucuk batang pohon yang tinggi. Kini, karena kamu menyihirnya menjadi pendek, ia tak bisa meraih daun-daun tersebut”, ucap Bunda menjelaskan.


“Sementara belalai gajah berguna untuk mencabut rumput dan mengambil air untuk memasukkannya ke dalam mulut. Tanpa belalai, gajah tak akan bisa makan dan minum dengan mudah. Sedangkan cakar harimau yang panjang dan tajam, tapi kini kau potong itu berguna untuk menangkap mangsa. Kini, ia tak bisa melakukan hal itu lagi. Kalau hal itu dibiarkan, bisa-bisa mereka nantinya mati”, lanjut Bunda.


Betapa terkejutnya Almira ketika mendengar penjelasan dari sang ibunda. Ia tak menyangka bahwa upayanya untuk menolong jerapah, gajah, dan harimau itu justru bisa mencelakai mereka. Tanpa menunggu lama, ia pun langsung meminta maaf pada bunda.


“Maafkan aku, Bunda, aku tidak menyangka kalau yang aku lakukan justru mencelakai hewan-hewan di hutan. Aku sama sekali tak berniat untuk menyakiti mereka!”, ucap Almira dengan isak tangis.


“Bunda sudah memaafkanmu, nak. Kini, kau harus segera menemui jerapah, gajah, dan harimau. Kemudian, kembalikan mereka seperti semula. Jangan lupa untuk meminta maaf juga kepada mereka atas semua yang telah kau lakukan.”, ucap Bunda bijaksana.


Almira pun langsung menghapus air matanya seraya mengangguk. Kemudian, tanpa menunggu lama, Almira berpamitan kepada bunda dan kembali menemui ketiga hewan yang sudah ia ubah penampilannya.


Pertama, Almira menemui sang jerapah berleher pendek. Ia pun langsung meminta maaf karena tak memahami bahwa leher panjangnya berguna untuk sang jerapah makan daun dari pucuk pohon yang tinggi. Sesudahnya, Almira mengayunkan tongkat ajaibnya dan mengembalikan leher jerapah seperti semula.


Setelah itu, Almira juga menemui gajah yang tak memiliki belalai dan harimau yang kehilangan cakar tajamnya. Sama seperti sebelumnya, sang peri mungil meminta maaf atas ketidakpahaman sebelumnya. Kemudian, tak lupa ia menjentikkan tongkatnya dan mengembalikan sang gajah dan harimau seperti semula. Kini, semua hewan pun kembali bahagia dan Almira mendapatkan semakin banyak ilmu untuk menjadi peri hutan yang baik.


Leave A Comment