Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Mengenal Babbling dan Ciri Keterlambatan Bicara

Mengenal Babbling dan Ciri Keterlambatan Bicara

Di usia 6 hingga 7 bulan, bayi sudah bisa menghasilkan vokal dan menggabungkannya dengan konsonan. Mereka dapat menghasilkan suku kata tinggal dengan tepat, tetapi sering menghasilkan ocehan yang diduplikasi.

Mengoceh adalah kombinasi dari suara konsonan dan vokal, yaitu suara suku kata tunggal, seperti “pa” atau “ba”. Si kecil juga bisa membuat suara yang lebih kompleks dan dirangkai, seperti “a-ga”, “a-da”, atau “ba-da”, bahkan “ba-ba-ba”. Seiring berjalannya waktu, babbling bayi berkembang menjadi kata-kata dasar. Namun, Willow Mom perlu bersabar karena otak bayi membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mengasosiasikan kata, seperti “ma-ma” dengan arti sebenarnya.


Kapan Bayi Mulai Babbling?


Biasanya, bayi mulai mengoceh di usianya yang menginjak 4 bulan. Si kecil akan terus mengembangkan repertoar suaranya selama beberapa bulan berikutnya. Namun, Willow Mom perlu mengetahui jika waktu babbling pada masing-masing bayi berbeda. Meski demikian, berikut ini acuan umumnya pada si kecil:


  1. Usia 2 bulan, sudah bisa tertawa cekikikan.
  2. Usia 4 bulan, sudah mulai bisa mengoceh tidak jelas.
  3. Usia 6 bulan, sudah bisa merangkai vokal, seperti “ah” dan “oh”, serta mulai mengucapkan bunyi konsonan.
  4. Usia 9 bulan, sudah bisa membuat banyak suara yang berbeda, seperti “da-da-da”.
  5. Usia 12 bulan, memiliki beberapa kata dasar pertama dan membuat suara dengan perubahan nada.
  6. Usia 18 bulan, sudah bisa mengatakan beberapa kata.


Ciri Keterlambatan Babbling pada Si Kecil


Keterlambatan babbling terjadi pada anak dengan kondisi medis atau gangguan perkembangan.  Bayi yang telah menjalani prosedur trakeostomi biasanya tidak dapat mengoceh dan menunjukkan kelainan permanen jika pernapasan mereka tidak pulih pada tahun kedua kehidupan. Beberapa bayi mungkin tidak dapat menghasilkan babbling karena gangguan yang mempengaruhi sistem kontrol motorik. Gangguan ini disebut apraksia.


Bayi yang menderita apraksia parah mungkin tidak bisa mengoceh atau terlambat mengeluarkan kata pertama. Mereka mungkin mencoba untuk berkomunikasi dengan menunjuk dan mendengus. Bentuk apraksia yang dalam intensitas rendah dapat ditandai dengan keterlambatan dalam mengicapkan kata pertama. Keterlambatan babbling juga bisa terjadi pada anak autisme.


Autisme adalah gangguan yang ditandai perkembangan sosial yang tidak normal. Autisme biasanya disertai keterlambatan perkembangan bahasa dan keterbelakangan mental. Dalam intensitas parah, penderita mungkin tidak dapat berbicara sama sekali karena kelainan dalam perkembangan saluran vokal, langit-langit mulut, dan lidah.


Cara Membantu Bayi Babbling


Cara terbaik meningkatkan kemampuan bahasa bayi adalah banyak berbicara dengannya. Hal ini akan membantu membangun keterampilan bahasa reseptifnya (kemampuan memahami apa yang dia dengan) dan keterampilan ekspresifnya (kemampuan mengucapkan kata-kata). Bayi akan lebih cepat mengembangkan keterampilan ketika bereaksi terhadap ocehan mereka dengan isyarat bahasa yang mendukung. Misalnya, si kecil menghubungkan suara “ba-ba-ba” ke bola hijaunya.


Beberapa cara lainnya untuk mendorong kemampuan babbling pada si kecil yaitu menirukan si kecil, melakukan kontak mata, banyak bercerita, mengajukan banyak pertanyaan, dan menyanyikan lagu. Itulah sejumlah fakta tentang babbling dan ciri keterlambatannya pada si kecil. Babbling menjadi tahapan perkembangan bicara pada bayi. Hal tersebut juga menjadi indikator bayi yang sehat.


Jika si kecil memiliki gangguan kesehatan yang berdampak pada perkembangan bicaranya, jangan ragu periksa ke dokter. Penanganan yang tepat mampu meminimalisir gangguan yang terjadi di kemudian hari.


Leave A Comment