Baru-baru ini, virus cacar monyet kembali merebak. Melalui siaran pers, World Health Organization (WHO) meminta masyarakat untuk waspada terhadap virus cacar monyet.
Sejak 13 Mei 2022, kasus cacar monyet telah dilaporkan ke WHO dari 12 negara anggota yang tidak endemik virus cacar monyet, di tiga wilayah WHO. Termasuk kasus yang langka, ternyata virus cacar monyet ini juga menyasar anak-anak dan juga bayi karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna.
Cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Gejalanya diawali dengan demam tinggi pada fase masuknya virus ke peredaran darah hingga ke seluruh tubuh pada 3-4 hari pertama. Kemudian, gejala lainnya meliputi sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri otot, dan badan terasa letih.
Kemudian, akan timbul ruam dan lesi pada kulit, yang pada awalnya di wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam tersebut merupakan vesikel (sebuah ruang pada sel yang dikelilingi oleh membram sel) berisi cairan bening, kemudian timbul postula (benjolan menyerupai jerawat) berisi nanah, yang akan mengering meninggalkan keropeng. Cacar monyet merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu 21 hari.
Lalu, bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan jika terinfeksi cacar monyet?
Untuk menghindari tertular virus, hindari kontak dengan darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa hewan, atau manusia yang terinfeksi penyakit cacar monyet. Segera bawa ke dokter atau rumah sakit apabila ada orang yang teinfeksi virus cacar monyet, atau ada kecurigaan ke arah penularan penyakit dengan gejala cacar monyet. Penyakit ini umumnya berlangsung selama 14-21 hari dan bersifat self limiting disease atau sembuh dengan sendirinya. Hingga saat ini, belum ditemukan aktivirus untuk penyakit cacar monyet, sama dengan penyakit cacar lainnya yang setara dengan cacar monyet.
World Health Organization (WHO) mencatat, kurangnya kekebalan tubuh menjadi faktor risiko penyakit parah. Anak-anak dan juga bayi berisiko lebih tinggi terjangkit virus ini karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum sempurna. Selain itu, ibu hamil yang terinfeksi cacar monyet selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi, sehingga cacar monyet bawaan pada bayi atau bahkan bayi lahir mati.
Penelitian Case Reports in Pediatrics menunjukkan jika virus cacar monyet termasuk dalam genus birus yang sama dengan cacar. Oleh karena itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan beberapa hal ini:
1). Vaksinasi cacar harus diberikan dalam waktu dua minggu setelah terpapar cacar monyet.
2). Cidofovir (Vistide) yang merupakan obat antivirus, disarankan untuk pasien dengan gejala parah yang mengancam jiwa.
3). Vaksin imun globulin dapat digunakan, tetapi kemanjuran penggunaan belum mendapatkan penelitian lebih jauh.
4). Meski jarang terjadi, gejala yang parah tindakan suportif seperti ventilasi mekanis bisa saja diperlukan.
5). Pasien dengan sistem kekebalan yang tertekan dan orang yang alergi terhadap lateks atau vaksin cacar, tidak boleh mendapatkan vaksin cacar.
6). Orang yang telah terkena cacar monyet dalam 14 hari terakhir harus mendapatkan vaksin cacar, termasuk anak-anak di bawah usia 1 tahun, ibu hamil, dan orang-orang yang memiliki masalah kulit.
Sebenarnya, infeksi virus cacar monyet dapat dicegah dengan menghindari memakan atau menyentuh hewan yang diketahui tertular virus di alam liar, terutama tikus dan monyet Afrika. Pasien yang terinfeksi virus ini harus mengisolasi diri secara fisik sampai semua lesi cacar sembuh dan keraknya menghilang. Selain itu, orang yang merawat pasien cacar monyet harus menggunakan pelindung, seperti sarung tangan dan masker wajah untuk menghindari kontak langsung atau droplet, serta telah vaksinasi cacar.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan ya, Willow Mom&Dad!
Same In Category
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Yuk, Pelajari Cara Mempercepat Pembukaan 1 Ke 10 Agar Persalinan Lancar
- Yuk, Ketahui Posisi Tidur Bayi agar Tidak Gumoh!
- Yuk, Kenali Cara Mendeteksi dan Penyebab Bayi Terlilit Tali Pusar
- Yuk, Kenalan dengan Metode Gentle Birth!
- Yang Cepat Tak Selalu Baik, Ini Bahaya Bayi Duduk Sebelum Waktunya
- Willow Mom, Ini Dia Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi
- Waspadai Penyakit yang Timbul setelah Anak Berenang
- Waspadai Ancaman Hepatitis Akut Misterius yang Menyerang Anak
- Waspada! Mengenal Cacar Monyet, Wabah yang Berasal dari Afrika
Related Blogs By Tags
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Waspadai Penyakit yang Timbul setelah Anak Berenang
- Waspadai Ancaman Hepatitis Akut Misterius yang Menyerang Anak
- Waspada! Mengenal Cacar Monyet, Wabah yang Berasal dari Afrika
- Waspada! Kulit Bayi Rentan Infeksi Jamur saat Musim Hujan
- Waspada Obesitas pada Bayi, Ini Cara Mengatasinya!
- Wajib Intip! Gejala dan Cara Atasi Napas Grok Grok pada Bayi
- Wajarkah Bayi Suka Menggigit Selimut?
- Tubuh Anak Pendek, Apakah Pasti Akibat Stunting? Ini Jawabannya
- Tips Menjaga Kesehatan Kulit Anak agar Si Kecil Bebas Bereksplorasi
Leave A Comment