Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Waspada! Mengenal Cacar Monyet, Wabah yang Berasal dari Afrika

Waspada! Mengenal Cacar Monyet, Wabah yang Berasal dari Afrika

Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat Indonesia resah karena ada kabar mengenai kejadian penyakit menular cacar monyet (monkeypox).

Berbeda dengan cacar biasa, cacar monyet adalah jenis cacar langka yang dapat disebarkan melalui hewan ke manusia. Baru-baru ini, cacar monyet kembali menghebohkan dunia karena kembali ditemukan di sejumlah negara Barat. Hal ini tentu dikhawatirkan akan menjadi wabah penyakit baru. Apa penyebab, gejala, hingga cara mengatasi cacar monyet? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini, ya!


Cacar monyet sebenarnya bukanlah virus baru. Di tahun 2019, virus ini sempat terdeteksi di Singapura. Seiring berjalannya pandemi yang kian membaik, kemunculan wabah cacar monyet meningkatkan kewaspadaan setiap orang. Menurut WHO, cacar monyet terdeteksi lebih dari 100 kasus di negara yang bukan merupakan endemik virus tersebut. Hingga kini, WHO memperkirakan akan ada lebih banyak kasus cacar monyet yang teridentifikasi.


Cacar monyet (monkeypox) adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus zoonosis. Penularan virus ini berasal dari monyet yang sakit, lalu ke manusia. Dari sana lah, penularan virus cacar monyet antar manusia mungkin terjadi. Virus cacar monyet ini masuk ke dalam genus Orthopxvirus, serta famili Poxviridae. Ini adalah genus yang sama dengan virus penyebab cacar air dan cacar api.


Gejala dari cacar monyet mirip dengan cacar biasa, tetapi lebih ringan. Gejalnya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, sakit punggung, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Dalam jangka waktu 1 hingga 3 hari setelah demam, akan muncul ruam pada wajah, serta area tubuh lainnya. Masa inkubasi berkisar antara 5-21 hari, artinya sejak terpapar, gejala mungkin saja muncul pada hari ke 5-21. Biasanya, penderita cacar monyet akan sembuh dalam jangka waktu 2-4 minggu.


Dilansir dari sehatq.com yang mengutip wawancara Prof. Dr. Zubaidi Djoerban, Sp.PD dengan CNBC, saat ini, kemungkinan kasus cacar monyet tidak mengarah ke pandemi. Namun, Willow Mom&Dad perlu meningkatkan kewaspadaan karena adanya kenaikan kasus. Penularan virus cacar monyet terjadi ketika seseorang melakukan kontak dengan monyet yang sakit, orang yang mengalami cacar monyet, menyentuh benda yang terkontaminasi, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta mengonsumsi daging yang matang.


Kewaspadaan terhadap cacar monyet memang perlu ditingkatkan seiring dengan naiknya kasus cacar monyet di beberapa negara. Namun, ini bukan berarti menjadi alasan untuk panik. Dengan demikian, Willow Mom&Dad bisa meningkatkan kesadaran untuk menjalani pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran virus ini. Tetap pakai masker dan rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mencegah terinfeksi virus cacar monyet.


Pengobatan dan perawatan cacar monyet bertujuan untuk meredakan gejala. Hal pertama yang perlu dilakukan bila mencurigai diri terinfeksi virus cacar monyet adalah dengan mengisolasi diri agar infeksi tidak menyebar. Lebih baik berdiam diri di rumah jika merasa tidak enak badan untuk mengembalikan sistem imun seperti sedia kala. Namun, untuk diagnosa yang lebih jelas, Willow Mom&Dad bisa memeriksakan diri ke dokter untuk menjalani pengobatan sesuai gejala.


Leave A Comment