Di suatu sore menuju senja, sinar matahari meredup dan mulai tenggelam. Terlihat seekor Ayam jantan terbang ke dahan untuk bertengger dan beristirahat.
Ayam jantan pun mengepakkan sayap tiga kali dan berkokok satu kali untuk mengabarkan bahwa hari mulai malam. Lalu, ia menyelipkan kepala di bawah sayapnya, bersiap untuk istirahat memulihkan tenaga untuk kembali beraktivitas di esok hari.
Samar-samar dari kejauhan, si Ayam jantan melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Sepasang mata menyala, hidung panjang dan berbulu warna merah yang bergerak-gerak mengawasinya sejak tadi.
“Oh, tidak. Itu rubah. Dia siap memangsaku”, batin Ayam Jantan ketakutan.
Dari kejauhan, si Rubah yang sedang kelaparan berpikir sejenak untuk menjebak bagaimana agar si Ayam jantan mau turun dari atas dahan pohon. Lalu, perlahan si Rubah datang menghampiri Ayam jantan yang selesai berkokok sebagai tugas sorenya.
Si Ayam jantan pun kaget dan sekaligus curiga melihat kedatangan si Rubah dengan muka yang bersahabat.
“Ada apa kau datang kemari, Rubah?”, tanya si Ayam jantan ramah.
“Hei, kau Ayam. Sudahkah kau mendengar, bahwa ada berita yang sangat bagus”, ujar si Rubah dengan gelagat menyenangkan dan bersemangat.
“Kabar tentang apa itu, Rubah?”, tanya si Ayam jantan dengan tenang, walaupun ia merasa aneh dan sedikit gugup karena sebenernya ia merasa takut dengan Rubah.
“Kini, kita bersahabat teman, keluargamu dan keluargaku, dan semua binatang lainnya telah bersepakat untuk melupakan perbedaan. Mulai sekarang dan selamanya kita semua hidup dalam perdamaian dan persahabatan. Coba kau pikir teman, tentang kabar bagus ini. Aku sangat senang sekali dan ingin memelukmu sahabat, turunlah kau kesini teman, dan marilah kita rayakan kabar bagus ini dengan gembira”, rayu si Rubah, memulai aksi liciknya.
“Wah, ini kabar yang bagus sekali, Rubah. Aku sangat senang mendengar kabar ini”, ujar si Ayam jantan.
Sambil berbicara, si Ayam jantan menjinjitkan kakinya dan menoleh kanan kiri, seolah-olah ia melihat dan menantikan kedatangan sesuatu dari kejauhan.
:Kau sedang melihat apa, sahabatku? Mari sini peluk sahabat barumu ini, teman”, tanya si Rubah sedikit cemas.
“Aku melihat sepasang anjing, sepertinya sedang menuju kemari. Mereka pun pasti telah mendengar kabar baik ini”, jawab si Ayam jantan.
Si Rubah sudah tampak ketakutan mendengar sepasang anjing akan datang. Dan tak menunggu lama lagi si Rubah pun kabur berlari.
“Hei, sahabatku, tunggu. Kenapa engkau lari? Sekarang anjing adalah sahabatmu juga”, teriak si Ayam jantan.
“Aku terlupa sesuatu sahabatku. Aku masih mempunyai tugas yang sangat penting”, jawab si Rubah sambil terus berlari.
Si Ayam jantan pun tertawa terbahak-bahak karena telah berhasil memperdaya si Rubah yang licik dan melihatnnya lari tunggang langgang.
Same In Category
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Yuk, Pelajari Cara Mempercepat Pembukaan 1 Ke 10 Agar Persalinan Lancar
- Yuk, Ketahui Posisi Tidur Bayi agar Tidak Gumoh!
- Yuk, Kenali Cara Mendeteksi dan Penyebab Bayi Terlilit Tali Pusar
- Yuk, Kenalan dengan Metode Gentle Birth!
- Yang Cepat Tak Selalu Baik, Ini Bahaya Bayi Duduk Sebelum Waktunya
- Willow Mom, Ini Dia Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi
- Waspadai Penyakit yang Timbul setelah Anak Berenang
- Waspadai Ancaman Hepatitis Akut Misterius yang Menyerang Anak
- Waspada! Mengenal Cacar Monyet, Wabah yang Berasal dari Afrika
Related Blogs By Tags
- Si Burung Hantu Penjaga Hutan
- Dongeng: Rumah Kecil di Padang Rumput
- Dongeng: Ali Baba dan Empat Puluh Pencuri
- Dongeng Time: Wortel yang Sangat Besar
- Dongeng Time: Ulat Bulu yang Lapar
- Dongeng Time: Tupai yang Sombong
- Dongeng Time: Tiga Babi Kecil dan Serigala
- Dongeng Time: Thumbelina yang Kecil
- Dongeng Time: Taman Rahasia
- Dongeng Time: Si Tikus yang Menyelamatkan Taman Bunga
Leave A Comment