Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Dongeng Time: Kisah Penggembala dan Serigala

Dongeng Time: Kisah Penggembala dan Serigala

  • reifita
  • Article
  • 2022-05-07
  • 1642
  • 0
Dahulu kala, di sebuah pedesaan hiduplah seorang anak laki-laki bernama Pet. Ia bekerja sebagai penggembala domba milik majikan dermawan di desa itu.

Setiap pagi, Pet menggiring domba-domba menuju ke padang rumput di pinggir hutan. Sambil mengawasi para domba, Pet memainkan lagu dengan serulingnya. Menjelang sore, barulah ia menggiring kawanan domba kembali ke kandang.


Sang majikan pernah berpesan kepada Pet, jika suatu hari gerombolan serigala datang dan ingin memangsa ternak dombanya, maka Pet disuruh untuk berteriak minta tolong. Sehingga warga kampung bisa bergegas menolongnya.


Selama menggembala, Pet belum pernah bertemu seekor serigala satu pun. Mendadak terlintas ide jahil dalam kepala bocah laki-laki itu. Ia membayangkan sangat lucu jadinya bila orang-orang desa panik menolongnya. Saat sedang menggembala, Pet pun pura-pura lari ke pinggir hutan sambil berteriak.


"Tolong. Tolong, ada serigala. Tolong!", teriak Pet.


Benar saja, tanpa menunggu lama, banyak warga desa berbondong-bondong dengan membawa senjata. 


"Dimana serigalanya?", teriak seorang warga. Pet tertawa melihat wajah panik orang-orang desa.


Para warga sadar kalau sedang dibohongi merasa kesal. Kemudian, seluruh warga memutuskan untuk kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing.


Esok harinya, penggembala cilik ini mengulangi niat buruknya untuk mengerjai para warga. Menjelang sore, ia berteriak dengan keras dan panik, "Tolong, ada serigala. Tolong, mereka memakan domba."


Warga desa yang mendengar teriakan si penggembala datang lagi sambil membawa beberapa senjata. Namun, sekali lagi para warga tidak menemukan serigala yang menyerang Pet dan dombanya. Mereka hanya menemukan Pet yang sedang tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.


"Hei kau, bocah cilik! Kau membohongi kami lagi?", tanya seorang petani dengan sangat marah.


"Hahaha. Kalian saja yang bodoh dan mudah tertipu", hina si penggembala.


"Esok, ketika kau benar-benar diserang kawanan serigala, jangan berharap kami akan mempercayai", ucap ibu pemilik ladang.


Dengan sombongnya, Pet mengacuhkan teguran dari para warga dan masih tertawa kencang.


Hingga suatu hari, ketika Pet siap-siap menggiring domba-dombanga, tiba-tiba seekor serigala sungguhan muncul dari dalam hutan. Serigala buas itu bertubuh besar dan terlihat sangat lapar. Tanpa aba-aba, kawanan serigala itu menyerang beberapa ekor domba. Tentu saja si penggembala terkejut dan ketakutan.


Pet berusaha menyelamatkan diri dan berlari ke luar hutan. Sepanjang jalan, ia berteriak meminta tolong, berharap warga desa percaya padanya. Namun nihil, tidak ada satu pun penduduk desa yang membantunya. Mereka mendengar teriakan si penggembala, namun mengabaikannya.


"Pasti si penggembala cilik itu menipu kita lagi", pikir salah satu warga.


Akhirnya, seriga itu berhasil menerkam semua domba milik majikan si penggembala. Pet hanya bisa pasrah kembali ke rumah sang majikan. Tentu saja, ia mendapat amukan dari si majikan dan meminta Pet untuk mengganti rugi. Pet sungguh menyesali tindakannya, ia terjebak pada kebohongan yang dibuat sendiri.


Leave A Comment