Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Anakku Pucat atau Anemia?

Anakku Pucat atau Anemia?

Kapan terakhir kali Moms memperhatikan apakah anak mengalami pucat atau tidak.

Bagi sebagian orang, kondisi pucat dianggap sebagai tanda kelelahan. Padahal, pucat juga bisa jadi tanda yang mengarah ke anemia.

Pucat adalah kondisi dimana kadar hemoglobin atau jumlah sel darah merah pada tubuh sedang rendah (anemia).

Beberapa keadaan bisa menjadi penyebab anemia pada anak. Secara garis besar ada 3 hal, yaitu:

- Pembentukan sel darah merah yang tidak mencukupi (tidak adekuat).

- Terlalu banyak sel darah merah yang mengalami penghancuran atau rusak.

- Kehilangan darah akibat perdarahan.

Pembentukan sel darah merah terjadi dalam sumsum tulang, dan tergantung pada berbagai bahan dasar yang apabila bahan pembentuknya tidak cukup maka akan mengganggu pembentukan sel darah merah.

Anemia akibat kekurangan zat besi merupakan anemia tersering pada anak. Sekitar separuh anak Indonesia mengalami anemia akibat kekurangan zat besi.

Sel darah merah seperti halnya sel-sel lain pada tubuh manusia memiliki umur tertentu, yaitu sekitar 120 hari. Setelah melewati umur tersebut sel darah merah akan dihancurkan oleh tubuh. Sel darah merah yang dihancurkan akan digantikan oleh sel darah merah baru yang diproduksi oleh sumsum tulang.

Pada beberapa keadaan, penghancuran sel darah merah ini terjadi berlebihan sedangkan produksi sel darah merah yang terjadi tidak dapat menutupi kekurangan sel darah merah akibat penghancuran tersebut. Hal ini menyebabkan anak mengalami anemia. Salah satu penyakit yang terjadi melalui mekanisme tersebut adalah thalassemia.

Seringkali orang tua tidak menyadari bahwa anaknya mengalami anemia, bahkan menganggap bahwa anaknya berkulit putih, padahal sebenarnya pucat.

Pucat memang merupakan gejala anemia yang paling mudah ditemukan, biasanya dapat dilihat pada kelopak mata, bibir, telapak tangan atau dasar kuku.

Orang tua dapat membandingkan derajat kemerahan telapak tangan atau kelopak mata anak dengan dirinya sendiri. Hal ini cukup baik dalam mengenali anemia karena paling mudah terlihat.

Selain itu, terdapat beberapa tanda lain yang dapat diketahui oleh orang tua, seperti anak tampak sering mengantuk, lesu, mudah lelah, sering mengeluh pusing, atau sulit berkonsentrasi untuk belajar. Anak yang anemia juga cenderung memiliki denyut nadi yang lebih cepat dibanding anak normal. Pada anemia akibat kekurangan zat besi seringkali disertai perubahan sikap anak menjadi lebih iritabel dan gangguan fungsi sosial sehingga mengalami masalah dalam pergaulan dengan teman-temannya.

Pada anemia akibat suatu penyakit tertentu dapat timbul gejala lain seperti mata atau kulit terlihat kuning atau air kemih berwarna gelap seperti air teh.

Adanya lebam atau bercak merah di kulit anak (merupakan bentuk perdarahan kulit), atau adanya benjolan-benjolan di leher atau perut membesar, dapat merupakan penyakit kanker yang gejalanya disertai anemia. Apabila gejala seperti ini terlihat, maka orang tua harus segera membawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Leave A Comment