Ada tiga cara sederhana membedakan mana alergi karena serangan kuman, mana alergi yang bukan karena infeksi.
Caranya dengan menjawab tiga pertanyaan berikut ini, apakah saat gejala alergi datang disertai demam? Lalu apakah gejala alergi lebih banyak dirasakan di siang hari dibanding pagi atau malam hari? Dan terakhir, apakah ingus atau reaknya kental dan berwarna?
Apabila semua jawaban adalah 'tidak', maka dipastikan itu alergi tanpa infeksi. Sedangkan bila salah satu atau semua jawaban adalah 'iya' maka dipastikan itu alergi karena serangan kuman.
Mengapa gejala alergi bisa hilang atau berkurang pada siang hari? Karena secara alamiah manusia memiliki siklus diurnal, yaitu tubuh memproduksi hormone adrenalin dan kortisol yang lebih banyak pada siang hari dan menurun saat malam sampai pagi hari, sedangkan adrenalin dan kortisol dapat menghilangkan atau mengurangi gejala alergi.
Untuk memastikan apakah anak benar-benar alergi makanan tertentu, maka orangtua harus melakukan pantang makan (eliminasi) makanan pemicu alergi selama tiga minggu.
Bila secara konsisten gejala menghilang, harus dilanjutkan dengan mengonsumsi kembali makanan tersebut setiap hari selama seminggu. Bila gejala timbul lagi, boleh dikatakan anak memang alergi bahan makanan tersebut.
Bila dalam masa eliminasi tetap timbul gejala, kemungkinan anak juga menderita alergi terhadap makanan lainnya atau menderita alergi selain makanan, misalnya bulu binatang dan debu rumah.
Metode eliminasi dan provokasi ini dapat diterapkan pada semua jenis makanan yang diduga menyebabkan alergi. Bila diduga penyebabnya lebih dari satu jenis makanan, semua makanan tersangka harus dieliminasi dulu dan dilanjutkan provokasi untuk semua jenis makanan selama satu minggu. Untuk alergi tertentu dapat dipastikan dengan melakukan tes alergi, misalnya dengan cara uji kulit atau pemeriksaan laboratorium. Pihak yang memberi surat permintaan untuk tes alergi ini adalah dokter.
Seorang anak bisa sembuh atau terbebas dari gejala alergi bila kita memiliki kemampuan mengenali gejala alergi, kemampuan mendeteksi anak kita alergi terhadap apa, dan kemmapuan mengontrol alergen penyebabnya.
Same In Category
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Yuk, Pelajari Cara Mempercepat Pembukaan 1 Ke 10 Agar Persalinan Lancar
- Yuk, Ketahui Posisi Tidur Bayi agar Tidak Gumoh!
- Yuk, Kenali Cara Mendeteksi dan Penyebab Bayi Terlilit Tali Pusar
- Yuk, Kenalan dengan Metode Gentle Birth!
- Yang Cepat Tak Selalu Baik, Ini Bahaya Bayi Duduk Sebelum Waktunya
- Willow Mom, Ini Dia Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi
- Waspadai Penyakit yang Timbul setelah Anak Berenang
- Waspadai Ancaman Hepatitis Akut Misterius yang Menyerang Anak
- Waspada! Mengenal Cacar Monyet, Wabah yang Berasal dari Afrika
Related Blogs By Tags
- Si Kecil Batuk saat Dingin, Apakah Alergi?
- Normalkah Jika Bayi Memiliki Lingkaran Hitam di Bawah Mata?
- Muncul Reaksi saat Menyusu, Benarkah Bayi Bisa Alergi ASI?
- Mengatasi 4 Jenis Alergi Pada Anak
- Mana Lebih Baik, Cuci Botol Bayi dengan Sabun Khusus atau Sabun Biasa?
- Kulit Kering Kemerahan, Gatal, Bersisik, Tanda Dermatitis Atopik
- Hati-Hati! Ini 7 Penyebab Munculnya Bentol Berair pada Kulit Bayi
- Berapa Lama Bayi Menunjukkan Reaksi Tidak Cocok Susu Formula?
- Bagian Tubuh Bayi yang Tidak Boleh Diolesi Minyak Telon, Bahaya!
- Awas, Alergi Susu Sapi Bisa Bikin Anak Stunting, Lho!
Leave A Comment