Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
Masuk Angin, Bolehkah Bayi Dikerok? Ini Penjelasan Medis

Masuk Angin, Bolehkah Bayi Dikerok? Ini Penjelasan Medis

Ketahui faktanya sebelum mengerok si Kecil, ya, Mom.

Willow Mom pasti sudah familiar dengan kerokan, bukan? Bahkan, mungkin Willow Mom termasuk salah satu yang rutin melakukannya. Pengobatan tradisional dengan menggunakan koin dan minyak kayu putih ini memang sering diandalkan saat merasa tidak enak badan, terutama ketika terkena masuk angin. 


Kerokan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak turun temurun, khususnya di tanah Jawa. Teknik pengobatan seperti ini juga dikenal di negara Asia lain, misalnya Tiongkok (gua sha) dan Vietnam (cao gio).


Meskipun kerokan umum dilakukan pada orang dewasa, tetapi saat si Kecil masuk angin, bolehkah bayi dikerok? 


Apa Itu Masuk Angin?


Dalam dunia medis, istilah masuk angin sebenarnya merujuk pada kondisi yang dikenal sebagai common cold. Penyakit ini ditandai dengan berbagai gejala seperti demam, nyeri yang dirasakan di seluruh tubuh atau meriang, sakit kepala, serta perut yang terasa kembung. 


Meskipun istilah masuk angin sering digunakan, penting untuk diketahui bahwa ini bukanlah akibat langsung dari angin yang benar-benar masuk ke dalam tubuh, seperti yang sering dipahami oleh banyak orang.


Sebaliknya, common cold disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini bisa menyebar dengan mudah melalui udara atau kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi. 


Bayi dib awah satu tahun terutama yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang, lebih rentan terkena penyakit ini, terutama saat cuaca berubah atau di musim hujan. Namun, Willow Mom tidak perlu terlalu khawatir.


Meskipun gejalanya bisa membuat si kecil merasa tidak nyaman, common cold biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari, tergantung pada seberapa kuat daya tahan tubuh anak. 


Masuk Angin, Bolehkah Bayi Dikerok?


Melansir The Conversation Indonesia, kerokan sebenarnya dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di bawah kulit. Hal ini justru memungkinkan kulit menerima lebih banyak oksigen, yang kemudian membantu menetralisir racun dalam tubuh. 


Selain itu, ada keyakinan bahwa punggung memiliki sekitar 365 titik akupunktur. Tekanan yang diberikan saat melakukan kerokan diyakini dapat merangsang produksi hormon endorfin, yang dikenal dapat memberikan efek relaksasi pada tubuh.


Oleh karena itu, melakukan kerokan sebenarnya boleh-boleh saja, terutama jika digunakan untuk meredakan gejala masuk angin. Bagi mereka yang sudah terbiasa melakukan kerokan, biasanya mereka merasakan tubuh menjadi lebih ringan, dan keluhan seperti pegal dan pusing pun akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali.


Namun, tentu saja efek kerokan pada orang dewasa dan bayi sangat berbeda. Mengutip penjelasan video edukasi yang diunggah akun dianpratama_md, dokter spesialis anak, dr. Dian Pratamastuti Sp.A. Menjelasan bahwa kerokan pada bayi tidak diperbolehkan, karena akan menimbulkan infeksi pada kulit.


"Disarankan tidak melakukan kerokan pada bayi dibawah 1 tahun, karena kulit bayi akan terasa nyeri, perih, bengkak di area saat dikerok maupun setelah dikerok," jelas dokter Dian.


Kulit bayi yang masih tipis juga bisa lecet, hingga menjadi sarana virus dan bakteri masuk ke dalam tubuh di Kecil. Jadi, Willow Mom tidak boleh mengerok bayi, ya.


Bolehkah Mengerok Bayi dengan Bawang Merah?


Mengerok bayi dengan bawang merah masih menjadi kontroversi, karena praktik ini cukup umum dilakukan sebagai cara tradisional untuk mengatasi bayi yang masuk angin atau membantu menurunkan demam. 


Namun, perlu diketahui bahwa kulit bayi sangat sensitif dan mudah iritasi. Menggunakan bawang merah, yang memiliki sifat iritan alami, dapat berisiko menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit bayi.


Dokter Dian juga menjelaskan bahwa mengerok bayi dengan bawang merah tidak dianjurkan, karena mengoleskan bawang merah secara langsung pada kulit bayi, bisa menyebabkan kemerahan, iritasi, atau bahkan luka bakar ringan. 


"Mengerok dengan bawah merah, justru bisa mengakibatkan iritasi kemerahan pada kulit dan luka yang dapat menyebabkan infeksi pada anak," jelas dokter Dian.


Tips Mengatasi Masuk Angin pada si Kecil


Alih-alih menyakiti si Kecil dengan kerokan, lebih baik orangtua melakukan tips berikut untuk mengatasi bayi yang masuk angin. Berikut tipsnya:


  1. Bayi yang masuk angin perlu dijaga agar tubuhnya tetap hangat. Pakaikan baju yang cukup tebal dan nyaman, serta tambahkan selimut saat tidur. Jaga agar ruangan tidak terlalu dingin dan hindari paparan angin langsung dari kipas angin atau AC.
  2. Pastikan bayi tetap terhidrasi dengan memberikan ASI secara rutin. Jika bayi sudah mulai mengonsumsi MPASI, Willow Mom bisa memberikan cairan hangat seperti sup atau air putih sesuai anjuran dokter.
  3. Mengoleskan minyak telon atau minyak kayu putih di perut dan punggung bayi dapat membantu memberikan rasa hangat dan meredakan perut kembung. Namun, pastikan untuk menggunakannya dengan hati-hati dan dalam jumlah yang sedikit agar tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
  4. Posisikan bayi dengan kepala sedikit lebih tinggi saat tidur untuk membantu pernapasannya lebih lancar. Willow Mom bisa meletakkan bantal tipis di bawah kepala bayi atau mengangkat sedikit bagian atas kasur bayi dengan aman.
  5. Pijat lembut perut bayi dengan gerakan searah jarum jam menggunakan minyak telon atau minyak zaitun. Pijatan ini dapat membantu mengurangi perut kembung dan memberikan rasa nyaman pada bayi.


Demikianlah penjelasan mengenai masuk angin, bolehkah bayi dikerok. Mulai sekarang, Willow Mom tidak boleh mengerok bayi saat masuk angin, ya. 


Semoga bermanfaat, Mom.


Leave A Comment